Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Gejala Penyakit Maag dan Gerd yang Harus Diketahui

Kompas.com - 28/05/2022, 17:45 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Perbedaan gejala penyakit maag dan Gerd harus diketahui oleh masyarakat, terutama yang merasa mengalami gangguan kesehatan tersebut.

Pasalnya, masih banyak orang yang menganggap gejala penyakit maag dan Gerd sama, padahal keduanya memiliki perbedaan.

Bukan hanya gejala, penyebab penyakit maag dan Gerd pun berbeda, sehingga sangat penting untuk mengetahui perbedaannya agar bisa mengatasinya secara tepat dan cepat.

Hal tersebut ditekankan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi Hepatologi RS Pondok Indah, dr. Hasan Maulahela SpPD-KGEH.

Hasan mengatakan bahwa maag dan Gerd merupakan istilah yang menunjukkan kondisi penyakit berbeda.

Baca juga: 11 Tanda Penyakit Usus Buntu yang Perlu Diwaspadai

Perbedaan maag dan Gerd

Penyebab dan gejala penyakit Gerd

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Sabtu (27/2/2021), Hasan menjelaskan, asam lambung normalnya menetap atau berada hanya di lambung.

Akan tetapi, ada berbagai kondisi atau faktor pemicu yang bisa membuat asam lambung keluar dari lambung dan naik ke kerongkongan.

Kondisi naiknya asam lambung ke bagian kerongkongan atau esofagus disebut dengan nama Gerd.

"Gerd itu gastroesophageal reflux disease, yaitu penyakit yang diakibatkan oleh adanya refluks asam lambung di kerongkongan," kata dr. Hasan.

Saat refluks asam lambung terjadi, sfingter (otot katup) esofagus tidak menutup dengan benar atau cukup erat, sehingga tidak dapat bekerja dengan baik.

Baca juga: Penyebab Penyakit Gagal Ginjal yang Harus Diwaspadai

Berikut ini gejala khas penyakit Gerd:

- Heartburn (Rasa panas di dada).

- Sakit dada.

- Batuk kronis.

- Mual, muntah.

- Makanan atau cairan asam lambung berbalik ke kerongkongan.

- Tenggorokan terasa mengganjal.

- Sesak napas.

- Serak.

- Iritasi (radang) di kerongkongan.

"Ciri yang paling khas ya heartburn atau rasa panas di dada," kata Hasan.

Biasanya, pasien pengidap Gerd mengalami gejala heartburn setelah makan, dan memburuk ketika pada malam hari. Bahkan, beberapa di antaranya merasa heartburn yang dialaminya semakin parah saat melakukan posisi tertentu, misalnya berbaring atau membungkuk.

Dr Hasan menegaskan, meskipun sering dianggap sama oleh masyarakat, tetapi Gerd dan Maag adalah penyakit yang berbeda.

Baca juga: 6 Macam Penyakit Paru-paru yang Harus Diwaspadai

Penyebab penyakit Gerd

Berikut ini beberapa penyebab atau faktor yang meningkatkan risiko terkena penyakit Gerd:

1. Pola makan

Pola makan yang berlebihan atau mengonsumsi makanan yang mengandung kafein atau lemak yang tinggi dapat meningkatkan risiko terserang penyakit Gerd.

Bahan makanan yang bisa memicu Gerd antara lain kopi, cokelat, makanan berlemak, pedas dan digoreng, jus buah atau buah yang asam, rempah-rempah, minuman bersoda, dan alkohol.

2. Merokok

Faktor peningkat risiko Gerd yang kedua adalah merokok. dr. Hasan mengatakan, rokok juga mempengaruhi bagian organ kerongkongan.

"Lambung kita itu ada klep yang berfungsi mencegah asam lambung naik. Rokok, membuat klep itu longgar, sehingga asam lambung bisa naik (ke kerongkongan)," jelasnya.

Baca juga: Sering Dianggap Sepele, 8 Penyakit Ini Terjadi Diawali dari Bau Mulut

3. Obesitas

Hampir sama dengan penyakit lainnya, obesitas atau kegemukan juga menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko penyakit Gerd.

Seperti diketahui, obesitas atau kegemukan juga sangat erat kaitannya dengan pola makan yang menjadi faktor risiko pertama gangguan Gerd.

4. Posisi tidur

Selain persoalan pola makan, posisi tidur, terutama setelah makan, juga menjadi faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit Gerd.

5. Faktor risiko lainnya

Faktor risiko Gerd lainnya yaitu perubahan hormon tubuh, mengonsumsi obat-obatan yang memicu refluks asam lambung, gangguan kecemasan, serta gangguan hernia hiatus, dan memiliki sfinger esofagus bagian bawah yang pendek (kurang dari 3 cm).

Penyebab dan gejala penyakit maag

dr. Hasan menuturkan, sakit maag adalah peradangan yang terjadi di bagian lambung karena adanya asam lambung yang berlebihan, sehingga proses pencernaan yang terjadi di lambung menjadi terganggu dan memicu berbagai keluhan di bagian lambung dan sekitarnya.

"Memang sedikit berbeda lokasi penyakitnya, walaupun kadang-kadang keduanya bersamaan munculnya, sama-sama di saluran cerna," ungkapnya.

Berikut ini gejala penyakit maag yang harus diwaspadai:

- Nyeri dan rasa tidak nyaman di ulu hati.

- Kembung.

- Mual.

- Cepat merasa kenyang.

- Rasa panas di perut bagian atas atau dada.

- Mual dan muntah.

- Mulas.

- Lidah terasa pahit ketika makan atau minum.

Berikut ini beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit maag:

- Makan terlalu banyak atau terlalu cepat.

- Makanan berlemak, berminyak, atau pedas

- Pola makan tidak teratur.

- Terlalu banyak minum minuman berkafein, beralkohol, mengandung cokelat, dan mimunan bersoda.

- Merokok.

- Mengonsumsi obat-obatan antibiotik dan penghilang rasa sakit tertentu.

- Konsumsi suplemen zat besi berlebihan.

- Mengidap penyakit seperti gastritir, tukak lambung, celiac, batu empedu, sembelit, peradangan pankreas, kanker lambung, atau penyumbatan usus.

- Stres, depresi, atau cemas.

(Penulis: Ellyvon Pranita | Editor: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

Sumber: KOMPAS.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com