Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertular Kutu Rambut Setelah Mudik Lebaran? Ini Cara Mengatasinya

Kompas.com - 14/05/2022, 08:00 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis


KOMPAS.com - Momen lebaran seringkali dimanfaatkan umat muslim di Indonesia untuk mudik atau pulang kampung.

Namun, pada momen seperti ini siapapun juga harus waspada akan tertular kutu rambut.

Hal ini karena berkumpulnya keluarga dari berbagai daerah kemungkinan tidur bersama akan mengakibatkan kutu rambut menular.

Kegiatan tidur di satu ruang yang sama dengan banyak orang, menyebabkan terjadinya penularan penyakit, salah satunya yaitu infeksi kutu rambut kepala atau dalam bahasa ilmiahnya disebut sebagai Pediculus Humanus Capitis.

Vella Rohmayani peneliti sekaligus Dosen Prodi Sarjana Terapan Teknologi Laboraturium Medis (TLM) UM Surabaya menjelaskan infeksi kutu rambut kepala bukanlah infeksi yang terbilang serius.

Namun, jika dibiarkan tanpa penanganan bisa memicu terjadinya gangguan kesehatan yang cukup serius. Karena apabila infeksi terjadi secara terus menerus atau sudah terlalu lama, maka akan menyebabkan kulit menjadi keras, terjadi membengkak kulit kepala, serta pembentukan cairan.

“Jika penderita menggaruk kulit bekas gigitan kutu, maka dapat menyebabkan terjadi infeksi sekunder yang mengakibatkan pustula, krusta, dan proses penanahan. Penderita juga dapat mengalami gangguan tidur dan depresi mental,”ujar Vella dilansir dari laman UM Surabaya.

Baca juga: Cara Membasmi Kutu Putih pada Tanaman Kaktus

Vella menjelaskan Pediculus Humanus Capitis pada masyarakat dikenal dengan sebutan kutu rambut kepala.

Spesies ini hidup di rambut kepala manusia, ia bersifat parasit karena bertahan hidup dengan cara menghisap darah di bagian kepala manusia.

“Keberadaan spesies ini sering kali membuat seseorang yang terinfeksi merasakan gatal yang sangat luar biasa di bagian rambut kepala, terkadang sampai menyebabkan terjadinya infeksi pediculosis. Anak perempuan umumnya lebih rentan terinfeksi kutu rambut dibandingkan dengan anak laki-laki,” imbuhnya lagi.

Vella menjelaskan, penularan kutu rambut dibagi menjadi dua cara, yaitu penularan secara langsung dan penularan secara tidak langsung.

Menurutnya, penularan secara langsung dapat terjadi melalui kontak langsung (dari rambut ke rambut) saat melakukan aktivitas, seperti bermain, tinggal, atau menginap bersama seseorang yang mengidap kutu rambut.

Selain itu, melakukan kontak fisik seperti menyentuh kepala dan berpelukan juga bisa meningkatkan risiko tertular kutu rambut.

Sedangkan penularan secara tidak langsung dapat terjadi melalui barang-barang yang dipakai penderitanya seperti sisir, bantal, handuk, topi, jilbab, pakaian maupun barang-barang lain yang telah dihinggapi kutu ramput kepala.

Cara mencegah tertular kutu rambut

Baca juga: Tips ala Rumahan untuk Hilangkan Kutu Rambut

Vella menjelaskan ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi kutu rambut, pertama, menjaga kebersihan rambut dengan cara melakukan keramas secara teratur.

Kedua, hindari kontak kepala saat melakukan aktivitas baik di dalam maupun di luar rumah, seperti saat bermain, belajar, olah raga, terutama berpelukan yang dapat menyebabkan risiko terjadinya penularan parasit ini.

“Terakhir hindari berbagi barang atau pakaian pribadi seperti sisir, topi, jilbab, pita atau jepit rambut, ikat rambut atau ikat jilbab dan seterusnya, bersihkan sofa dan furnitur sejenis dengan vacuum cleaner secara berkala,” tukasnya.

Cara mengatasi kutu rambut

Menyisir basah

Mengutip Healthline, menyisir basah adalah cara umum untuk menghilangkan kutu rambut.

Menurut Jurnal Medis Inggris, metode menyisir basah ini memiliki manfaat seperti membuat kutu lebih terlihat dan membedakannya dari ketombe.

Menyisir basah caranya, yaitu:

Tahap I: cuci rambut kepala dengan sampo.

Tahap II: sisir rambut dengan serit untuk menarik kutu rambut.

Tahap III: bisa gunakan kaca pembesar untuk melihat lebih jelas kutu-kutu yang menempel di setiap helai rambut.

Meskipun metode menyisir basah bisa efektif, itu juga memakan waktu dan membutuhkan ketelatenan untuk mengulangi tahapannya beberapa kali.

Menggunakan minyak

Baca juga: Dosen UM Surabaya: Balik Mudik, Waspada Serangan Kutu Rambut

Mengutip Healthline, menggunakan minyak adalah salah satu cara membunuh kutu rambut dan mempermudah menghilangkannya dari rambut kepala.

Ada beberapa minyak esensial yang bisa dimanfaatkan untuk membunuh kutu rambut, di antaranya yaitu:

  • Minyak nimba atau neem oil
  • Minyak pohon teh
  • Minyak lavender
  • Minyak cengkih
  • Minyak kayu putih
  • Minyak adas manis
  • Minyak daun kayu manis
  • Minyak pala
  • Minyak peppermint
  • Minyak thyme merah

Langkah-langkah yang bisa dilakukan, yaitu:

Tahap I: campurkan 2 ons (0,06 liter) minyak zaitun (minyak pembawa) dengan 15-20 tetes salah satu minyak esensial di atas.

Tahap II: oleskan campuran minyak tersebut ke kulit kepala dengan menggunakan kapas.

Baca juga: Cara Hilangkan Kutu Rambut dengan Minyak Kelapa

Tahap III: diamkan rambut kepala yang telah dilumuri minyak semalaman, setidaknya 12 jam untuk membunuh kutu rambut.

Tahap IV: sisir rambut dengan serit untuk menarik kutu rambut yang telah mati.

Tahap V: cuci rambut dengan bersih. Bisa ulangi tahap I-IV secara rutin hingga kutu rambut hilang.

Disarankan sisir, handuk, serta sarung bantal dan topi yang telah kontak dengan orang memiliki kutu rambut, dicuci bersih.

Caranya sebagai berikut:
Rendam sisir dalam larutan cuka selama 30 menit atau merebusnya dalam air selama 10 menit.

Bilas secara menyeluruh.

Ikuti prosedur ini setiap hari selama seminggu. Kemudian, selama dua minggu ke depan, periksa dengan menyisir setiap malam untuk memastikan kutu sudah hilang.

(Sumber: Kompas.com Penulis Sandra Desi Caesaria, Shintaloka Pradita Sicca | Editor Ayunda Pininta Kasih, Shintaloka Pradita Sicca)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com