Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rentan Menyasar Anak-anak, Ini Gejala Hepatitis Akut yang Harus Diwaspadai

Kompas.com - 07/05/2022, 07:15 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Masyarakat diimbau untuk mewaspadai kemunculan penyakit hepatitis akut misterius. Sejauh ini sudah ada tiga pasien anak yang meninggal dunia di Jakarta, diduga terinfeksi hepatitis akut.

Berbeda dengan hepatitis biasa, hepatitis akut ini masih belum diketahui secara pasti penyebabnya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) hingga kini masih melakukan penelitian lebih lanjut terhadap penyebab utama penyakit ini.

Bahkan WHO telah menetapkan kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Baca juga: Ini Penjelasan Kemenkes soal Meninggalnya Tiga Anak akibat Diduga Hepatitis Akut

Sementara itu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui surat edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/2515/2022, meminta semua pihak untuk melakukan pengawasan guna mengantisipasi penyebaran hepatitis akut pada anak.

Hal senada juga disampaikan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Ketua Umum PB IDI, dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT, meminta agar seluruh Organisasi Profesi Medis di bawah IDI, dokter dan tenaga kesehatan yang bertugas di berbagai jenis fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti Puskesmas, Posyandu, klinik praktek mandiri, serta dokter praktek perorangan untuk waspada pada setiap gejala hepatitis, baik pada anak maupun orang dewasa.

Menyerang anak-anak

Kasus hepatitis akut misterius dilaporkan pertama kali terjadi di Inggris Raya pada 5 April 2021 dengan temuan 10 kasus pada anak-anak. Pada 8 April temuan kasus hepatitis misterius ini bertambah menjadi 74.

Kasus hepatitis akut pada anak kemudian makin meluas ke berbagai negara di Eropa hingga Asia, termasuk Singapura dan Indonesia.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat telah melakukan studi khusus terkait kasus ini dan menyatakan semua anak dengan usia lebih kecil positif patogen umum adenovirus.

Baca juga: Waspada Hepatitis Akut Misterius Anak, IDI dan IDAI Imbau Masyakatkan Terapkan Prokes

Adenovirus merupakan virus umum yang dapat menyebabkan gejala pernapasan atau muntah dan diare. Secara umum, infeksi virus ini memiliki durasi terbatas dan tidak berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.

Namun, ada kasus yang jarang terjadi pada infeksi adenovirus parah seperti yang menyebabkan hepatitis pada pasien dengan gangguan sistem kekebalan atau transplantasi.

Ilustrasi hepatitis.SHUTTERSTOCK/EMILY FROST Ilustrasi hepatitis.

Gejala hepatitis akut pada anak

Seperti diberitakan Kompas.com (4/5/2022), berikut ini sejumlah gejala hepatitis akut pada anak yang perlu diwaspadai:

  • Perubahan warna urine (gelap) dan/ atau feses berwarna kuning (pucat)
  • Gatal
  • Nyeri sendi atau pegal-pegal
  • Demam tinggi
  • Mual, muntah, atau nyeri perut
  • Lesu, dan atau hilang nafsu makan
  • Diare
  • Kejang, dan ditandai dengan Serum Aspartate Transaminase (AST)/ SGOT atau Alanine transaminase (ALT)/ SGPT lebih dari 500 U/L. Jika salah satu atau keduanya meningkat di atas 500 U/L, maka pasien harus segera ditangani lebih lanjut ke fasilitas kesehatan. Sebab, jika dibiarkan, maka hal itu akan mengakibatkan kematian.

Baca juga: Tanya Jawab Seputar Hepatitis Akut, Penyakit Misterius yang Dilaporkan di Banyak Negara

Cara mencegah hepatitis akut pada anak

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau masyarakat untuk tetap tenang sekaligus waspada terhadap infeksi hepatitis akut ini. Upaya pencegahan hepatitis akut pada anak bisa dilakukan dengan cara:

  1. Mencuci tangan
  2. Meminum air bersih yang matang
  3. Makan makanan yang bersih dan matang penuh
  4. Membuang tinja dan atau popok sekali pakai pada tempatnya
  5. Menggunakan alat makan sendiri-sendiri
  6. Memakai masker dan menjaga jarak
  7. Mendeteksi secara dini jika menemukan anak-anak dengan gejala-gejala hepatitis dengan memeriksakan mereka ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.

Kemenkes saat ini tengah menginvestigasi penyebab kejadian hepatitis akut terkait adenovirus melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Sejauh ini, tidak ditemukan adanya hubungan antara penyakit misterius ini dengan vaksin Covid-19.

(Sumber:Kompas.com/Zintan Prihatini | Editor Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com