Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Nastar, Kue Khas Lebaran yang Ternyata Berasal dari Belanda

Kompas.com - 30/04/2022, 12:05 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Sebentar lagi umat Muslim akan merayakan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran. Perayaan Lebaran kerap diramaikan dengan aneka sajian kuliner. Salah satu kuliner yang sering dijumpai saat Lebaran di Indonesia adalah kue nastar.

Nastar merupakan kue kering yang berisikan selai nanas. Biasanya, nastar disajikan di dalam toples berdampingan dengan kue-kue kering lainnya seperti kastengel dan putri salju.

Kue nastar memiliki kekhasan pada rasanya yang manis legit namun tetap memiliki cita rasa gurih dengan aroma butter yang kuat.

Meski identik dengan perayaan Lebaran di Indonesia, ternyata Nastar bukanlah kue asli tanah air. Biar tidak penasaran, berikut penjelasan mengenai sejarah nastar.

Baca juga: Sejarah Nastar, Pie yang Dimodifikasi dalam Bentuk dan Isian

Sejarah nastar

Nastar memang bukanlah kue asli Indonesia. Makanan yang satu ini berasal dari negeri kincir angin, Belanda.

Seperti diberitakan Kompas.com yang melansir laman Indonesian Chef Association (7/5/2021), nama nastar merupakan gabungan dari bahasa Belanda yakni ananas yang berarti nanas dan taartjes atau tart yang berarti kue.

Racikan resep nastar sendiri terinspirasi dari olahan pie ala Belanda yang dibuat dalam loyang-loyang besar dengan isian berupa selai blueberry, apel juga stroberi.

Dahulu, ketika Belanda datang ke nusantara mereka ingin membuat kue pie tersebut. Namun mereka kesusahan mencari blueberry, stroberi dan apel yang tekstur kematangannya seperti buah yang ada di tanah Belanda.

Sebagai alternatif, terpikirlah ide untuk mengganti buah-buahan tersebut dengan buah yang mudah ditemui di tanah air yaitu nanas.

Selain lebih mudah didapat, buah nanas juga dipilih karena citarasa nanas yang asam, manis dan segar sesuai dengan citarasa yang dibawa oleh buah stroberi dan apel.

Baca juga: Resep Nastar ala Devina Hermawan, Kue Kering Lebaran Premium

ilustrasi nastar berukuran sama. SHUTTERSTOCK/Wistiaman ilustrasi nastar berukuran sama.

Banyak mengalami modifikasi

Dalam perkembangannya, nastar telah mengalami banyak modifikasi di Indonesia. Menurut Chef Andreas dari Hotel Noormans Semarang, modifikasi yang dilakukan di antaranya adalah bentuk dan adonannya.

"Jika di Belanda pie yang ada diolah dalam loyang besar, di Indonesia adonan yang ada dibentuk bulatan kecil-kecil dengan maksud agar lebih mudah dikonsumsi. Sekali ambil, bisa langsung habis," begitu ujar chef yang tergabung dalam Indonesian Chef Association

Dengan adonan yang terbuat dari terigu, mentega, gula, dan telur ini, nastar akan dibentuk bulatan sempurna atau sedikit elips dengan hiasan sebutir cengkih di atasnya.

Ketika pertama kali masuk ke Indonesia, nastar termasuk kue untuk kalangan bangsawan saja. Nastar hanya disajikan dalam perayaan-perayaan besar atau penting.

Semakin berkembangnya zaman, kini tidak ada batasan lagi siapa yang bisa menikmati nastar. Kue kering yang satu ini mudah ditemui di rumah-rumah maupun di toko-toko.

Baca juga: 11 Cara Membuat Nastar Antigagal untuk Lebaran, Hasil Layak Jual

Ilustrasi kue nastarThinkstock Ilustrasi kue nastar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com