KOMPAS.com - Saat bulan puasa Ramadhan, kurma adalah salah satu buah yang khas dan sering dihidangkan sebagai makanan ringan.
Buah kecil asal Timur Tengah ini memiliki rasa yang manis dengan kandungan gizi dan bermanfaat bagi tubuh.
Mengutip Healthline, dalam 100 gram kurma mengandung nutrisi sebagai berikut:
Berikut tiga antioksidan paling kuat dalam kurma:
Baca juga: Mengintip Strategi Kurma Hijra dalam Memasarkan Produknya
Kurma juga merupakan sumber fruktosa, yang merupakan jenis pemanis alami yang ditemukan dalam buah. Kurma merupakan pengganti gula putih yang sehat karena kandungan nutrisinya, serat dan antioksidan.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun kurma tinggi serat dan nutrisi, kurma mengandung cukup tinggi kalori dan paling baik dikonsumsi dalam jumlah sedang.
Mengutip Healthline, kandungan serat dalam kurma termasuk tinggi, sehingga jika dikonsumsi dapat meningkatkan asupan serat.
Serat bermanfaat untuk kesehatan pencernaan kita, khususnya untuk mencegah sembelit, membuat buang air besar (BAB) menjadi teratur.
Berdasarkan penelitian terhadap 21 orang yang mengkonsumsi 7 buah kurma setiap hari selama 21 hari, kurma mampu meningkatkan frekuensi buang air besar.
Mengutip Organic Facts, sebuah studi oleh Waseem Rock dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry menemukan bahwa mengkonsumsi kurma efektif menurunkan kadar trigliserida dan mengurangi stres oksidatif.
Keduanya merupakan faktor risiko penyakit jantung dan aterogenesis. Aterogenesis merupakan penumpukan plak lemak di arteri.
Baca juga: 5 Manfaat Kurma untuk Kesehatan, Alternatif Gula Rendah Glikemik
Mengutip Healthline, kurma yang mengandung berbagai antioksidan memiliki manfaat untuk menangkal penyakit kronis, efek dari radikal bebas.
Antioksidan melindungi sel-sel tubuh dari radikal bebas, yang merupakan molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan reaksi berbahaya.
Manfaat kurma sebagai penangkal penyakit kronis dari kandungan antioksidannya yang tinggi meliputi:
Flavonoid: antioksidan kuat yang dapat membantu mengurangi peradangan dan telah dipelajari potensinya untuk mengurangi risiko diabetes, penyakit Alzheimer, dan jenis kanker tertentu.