Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Apa Itu Hisab dan Rukyat, Dua Metode untuk Menentukan Awal Ramadhan

Kompas.com - 19/03/2022, 09:15 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Bulan Ramadhan 1443 Hijriah akan segera tiba. Penentuan awal bulan Ramadhan menjadi saat yang dinantikan umat muslim di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia.

Sebab, di bulan Ramadhan, umat Muslim akan menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Di Indonesia sendiri, penentuan awal bulan puasa pernah beberapa kali mengalami perbedaan.

Hal ini bukan tanpa alasan, sebab ada dua metode yang digunakan dalam penentuan awal Ramadhan, yakni metode hisab dan metode rukyat.

Apa itu metode hisab dan metode rukyat? Berikut penjelasannya

Baca juga: Kapan Awal Puasa 2022 dan Cara Menentukan Ramadhan: NU, Muhammadiyah, dan Pemerintah

Metode hisab dan metode rukyat untuk menentukan awal Ramadhan

Kasubdit Hisab dan Rukyat Direktorat Jenderal Bina Masyarakat (Ditjen Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag), Ismail Fahmi, dalam berita Kompas.com (15/3/2021), menjelaskan dua perbedaan metode ini.

Hisab merupakan metode menghitung posisi benda langit, khususnya matahari dan bulan. Sementara, rukyat adalah observasi benda-benda langit untuk memverifikasi hasil hisab.

Menurut Ismail, kedua metode tersebut saling menguatkan. "Bahkan seperti dua sisi mata uang," tutur Ismail.

Mengutip Kompas.com (14/2/2022), berikut ini adalah pengertian metode hisab dan metode rukyat.

Perkiraan awal Ramadhan, Idul Fitri, dan cuti Lebaran 2022.Pexels/Towfiqu barbhuiya Perkiraan awal Ramadhan, Idul Fitri, dan cuti Lebaran 2022.

  • Hisab

Hisab dapat diartikan dengan penghitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriah. Ada beberapa rujukan atau kitab yang digunakan untuk metode hisab di Indonesia.

Metode hisab juga ada yang menggunakan metode kontemporer. Caranya yakni menggunakan rumus-rumus yang ada pada kitab tersebut, seperti bagaimana cara untuk menghitung awal bulan dengan data astronomis yang ada.

Baca juga: Hisab dan Rukyat, Dua Metode untuk Menentukan Awal Ramadhan

  • Rukyat

Sementara, Rukyat adalah aktivitas pengamatan visibilitas hilal (bulan sabit) saat Matahari terbenam menjelang awal bulan di Kalender Hijriah. Umumnya, metode Rukyat digunakan guna menentukan awal bulan Zulhijah, Ramadhan, dan Syawal.

Dalam melakukan pemantauan hilal, Kemenag bekerja sama dengan organisasi masyarakat Islam, pakar BMKG, pakar Lapan, dan pondok pesantren yang telah melakukan penghitungan di wilayahnya.

Penghitungan tersebut dilakukan untuk menghindari terjadinya "salah lihat". Sebab, jika tinggi hilal berada di bawah 2 atau 4 derajat, maka kemungkinan obyek yang dilihat bukan hilal, melainkan bintang, lampu kapal, atau obyek lainnya.

Hilal bisa dilihat dengan ketinggian minimal 2 derajat, elongasi (jarak sudut matahari-bulan) 3 derajat, dan umur minimal 8 jam saat ijtimak.

Pengamatan hilal untuk penentuan 1 Ramadhan 1442 H dilaksanakan di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Kota Semarang.KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA Pengamatan hilal untuk penentuan 1 Ramadhan 1442 H dilaksanakan di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Kota Semarang.

Penetapan awal Ramadhan oleh Kemenag, NU, dan Muhammadiyah

  • Kemenag

Dalam menentukan awal Ramadhan dan awal Syawal, Kemenag biasanya akan menggelar sidang isbat penentuan awal Ramadhan. Untuk penentuan awal Ramadhan 1443 Hijriah, sidang isbat dijadwalkan akan digelar pada Jumat, 1 April 2022.

Selain itu, sesuai fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 2 Tahun 2004, penentuan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah adalah dengan mekanisme sidang isbat.

Sejak 1972, Kemenag telah membentuk Badan Hisab Rukyat (BHR) yang bertugas melakukan hisab dan rukyatul hilal untuk menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah.

Baca juga: Kemenag Bakal Sidang Isbat Awal Ramadhan 1443 H pada 1 April 2022

Dalam rangkaian sidang isbat Kemenag, terdapat tiga tahap, yakni:

  1. Pemaparan posisi hilal awal Ramadhan 1443 H oleh anggota Rim Unifikasi Kalender Hijriyah Kemenag.
  2. Sidang isbat awal Ramadhan yang akan digelar setelah Salat Maghrib.
  3. Konferensi pers hasil sidang isbat oleh Menteri Agama.
  • Nahdlatul Ulama (NU)

NU menentukan awal Ramadhan dengan cara pengamatan atau rukyatul hilal. Pada penentuan Ramadhan 1442 Hijriah atau tahun 2021 lalu, NU menentukan melakukan pengamatan rukyatul hilal di 35 titik di seluruh Indonesia, dikutip dari Kompas.com (11/4/2021).

Lembaga Falakiyah Pengurus Besar NU (LF PBNU) telah melakukan perhitungan terhadap hilal Ramadhan 1442 H. NU menggunakan metode penghitungan hisab jama’i di Kantor PBNU di Jalan Kramat Raya 164 Jakarta dengan koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT.

Dari hisab tersebut diperoleh data ketinggian hilal sudah mencapai 3 derajat 37 menit 01 detik. Sementara, durasi kemunculannya mencapai 17 menit 11 detik, sedangkan ijtimak atau konjungsi terjadi pada Senin, 12 April 2021 pukul 09:29:29 WIB.

Hal ini mengartikan, tinggi hilal sudah memenuhi kriteria imkanur rukyah dan kemungkinan hilal terlihat, yakni sebesar 2 derajat. Sementara itu, tinggi hilal di wilayah lain juga masih di atas tiga derajat.

Petugas Masjid Al-Musyariin mengamati posisi hilal menggunakan teropong saat Rukyatul Hilal di Jakarta Barat, Selasa (21/7/2020). Pemantauan hilal yang dilakukan menggunakan teropong tersebut memastikan Idul Adha 1441 H jatuh pada 31 Juli 2020.ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI Petugas Masjid Al-Musyariin mengamati posisi hilal menggunakan teropong saat Rukyatul Hilal di Jakarta Barat, Selasa (21/7/2020). Pemantauan hilal yang dilakukan menggunakan teropong tersebut memastikan Idul Adha 1441 H jatuh pada 31 Juli 2020.

Baca juga: Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa 2 April 2022, Ini Cara Menentukannya

  • Muhammadiyah

Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadhan 1443 Hijriah jatuh pada 1 April 2022.

Keputusan ini tertuang dalam Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1443 H. Kemudian untuk 1 Syawal 1443 H ditetapkan jatuh pada Senin, 2 Mei 2022

"Umur bulan Ramadhan 1443 H 30 hari dan tanggal 1 Syawal 1443 H jatuh pada hari Senin Pon, 2 Mei 2022 M," tulis maklumat tersebut.

Sedangkan, untuk 1 Zulhijah 1443 H jatuh pada Kamis, 30 Juni 2022 M, sehingga warga Muhammadiyah melaksanakan ibadah salat Idul Adha (10 Zulhijah) pada Sabtu Legi, 9 Juli 2022.

Dalam menentukan awal Ramadhan, Muhammadiyah menggunakan metode hisab atau lebih tepatnya metode hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

(Sumber:Kompas.com/Jawahir Gustav Rizal, Retia Kartika Dewi | Editor Inggried Dwi Wedhaswary, Rendika Ferri Kurniawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com