Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Awal Puasa 2021 dan Cara Menentukan Ramadhan: NU, Muhammadiyah, dan Kemenag

Kompas.com - 11/04/2021, 15:30 WIB
Mela Arnani,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penentuan 1 Ramadhan 1442 Hijriah atau 2021 menjadi momen yang ditunggu masyarakat untuk menentukan awal ibadah puasa.

Sebelumnya Muhammadiyah telah menentukan awal Ramadhan 1442 Hijriah jatuh pada 13 April 2021 mendatang.

Sementara, Nahdlatul Ulama (NU) baru melaksanakan rukyatul hilal besok Senin, 12 April 2021.

Kemudian, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat atau penetapan awal Ramadhan 1442 H pada Senin, 12 April 2021.

Berikut awal puasa dan cara menentukan awal Ramadhan 1442 H atau 2021 dari NU, Muhammadiyah dan Kementerian Agama?

Baca juga: Kapan Awal Puasa 2021 dan Cara Menentukan Awal Ramadhan

1. Muhammadiyah

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah mengeluarkan maklumat terkait hasil hisab atau perhitungan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1442 Hijriah.

Maklumat bernomor 01/MLM/I.0/E/2021 yang ditandatangani Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto.

Isinya menyebutkan bahwa awal Ramadhan jatuh pada 13 April 2021.

1 Ramadhan 1442 H jatuh pada hari Selasa Wage, 13 April 2021,” tulis maklumat tersebut.

Selain itu, Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Syawal 1442 Hijriah atau Hari Raya Idul Fitri jatuh pada 12 Mei 2021.

Sedangkan, 1 Zulhijah 1442 Hijriah jatuh pada 10 Juli 2021, sehingga warga Muhammadiyah merayakan Hari Raya Idul Adha (10 Zulhijah) pada 20 Juli 2021.

Baca juga: INFOGRAFIK: Panduan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 2021

2. Nahdlatul Ulama (NU)

Nahdlatul Ulama (NU) sendiri baru akan melaksanakan rukyatul hilal Ramadhan 1442 H pada Senin (12/4/2021).

Rukyatul hilal akan dilakukan di 35 titik di seluruh Indonesia.

Melansir laman resmi NU, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar NU (LF PBNU) telah melakukan perhitungan terhadap hilal Ramadhan 1442 H.

Perhitungan ini dengan metode perhitungan hisab jama’i di markaz Kantor PBNU di Jalan Kramat Raya 164 Jakarta dengan koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT.

Dari hisab tersebut diperoleh data ketinggian hilal sudah mencapai 3 derajat 37 menit 01 detik.

Sementara, durasi kemunculannya mencapai 17 menit 11 detik, sedangkan ijtimak atau konjungsi terjadi pada Senin, 12 April 2021 pukul 09:29:29 WIB.

Hal ini mengartikan, tinggi hilal sudah memenuhi kriteria imkanur rukyah dan kemungkinan hilal terlihat, yakni sebesar 2 derajat.

Sementara itu, tinggi hilal di wilayah lain juga masih di atas tiga derajat.

Hanya tiga provinsi yang tinggi hilalnya di bawah tiga derajat dan di atas 2 derajat, yakni Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat.

“Dari hasil hisab dapat diketahui bahwa parameter hilal terkecil terjadi di Kota Jayapura Provinsi Papua (tinggi +2º 46’, lama hilal 13 menit 28 detik), sedangkan parameter hilal terbesar terjadi di kota Pelabuhan Ratu Sukabumi Provinsi Jawa Barat (tinggi +3º 38’, lama hilal 17 menit 11 detik),” jelas Ustadz Ma'rufin Sudibyo, Wakil Sekretaris LF PBNU

Baca juga: Panduan Resmi Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 2021 Kementerian Agama

Kemenag

Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) sendiri baru akan menggelar sidang isbat atau penetapan awal Ramadhan 1442 H pada Senin (12/4/2021).

Melansir Kompas.com, Humas Kemenag Khoiron Durori mengatakan bahwa sidang direncanakan berlangsung di Auditorium H.M Rasjidi, Kemenag RI di Jalan MH. Thamrin Nomor 6, Jakarta.

Khoiron menjelaskan, penentuan awal Ramadhan dilakukan dengan pengamatan hilal di seluruh wilayah Indonesia.

“Isbat awal Ramadhan dilaksanakan 12 April, bertepatan 29 Sya’ban 1442 H,” ujar dia.

Sidang isbat terbagi menjadi tiga tahap, yaitu:

  1. Pemaparan posisi hilal awal Ramadhan 1442 H oleh anggota Rim Unifikasi Kalender Kalender Hijriyah Kemenag, yang akan dimulai pukul 16.45 WIB.
  2. Sidang isbat awal Ramadan yang akan digelar setelah Salat Magrib, yang digelar secara tertutup.
  3. Konferensi pers hasil sidang isbat oleh Menteri Agama yang akan disiarkan TVRI, RRI, dan Medsos Kemenag.

Adapun Kemenag akan menurunkan sejumlah pemantau hilal Ramadan 1442 H di 86 lokasi dari 34 provinsi di Indonesia.

Mereka terdiri dari petugas Kanwil Kementerian Agama dan Kemenag Kabupaten/Kota yang bekerjasama dengan Pengadilan Agama, ormas Islam serta instansi terkait setempat.

Baca juga: Sidang Isbat Penentuan Awal Ramadhan Digelar 12 April, Ini Tahapannya

Cara penentuan awal Ramadhan

Melansir pemberitaan Kompas.com sebelumnya, Kalender Hijriah yang digunakan oleh umat Islam berbasiskan pada peredaran bulan.

Sehingga, penentuan awal bulan pada kalender Hijriah dilandaskan pada penampakan hilal atau bulan sabit muda.

Terdapat dua metode untuk mengetahui penampakan hilal, yaitu:

  1. Hisab
    Metode menghitung posisi benda langit, khususnya matahari dan bulan.
  2. Rukyat
    Observasi benda-benda langit untuk melakukan verifikasi hasil hisab.

"Dua metode tersebut adalah saling menguatkan, bahkan seperti dua sisi mata uang," kata Kasubdit Hisab dan Rukyat Bimas Islam Kemenag Ismail Fahmi, seperti dikutip dari Kompas.com, 30 Maret 2021.

Kendati demikian, berkaca dari pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, metode hisab dan rukyat pernah beberapa kali menghasilkan hasil berbeda dalam penentuan tanggal awal dan akhir Ramadhan.

Ismail mengatakan, Kemenag berharap agar hasil hisab maupun rukyat tidak berbeda.

"Diharapkan tidak berbeda, jika berbeda diharapkan bisa saling menghormati dan menghargai," kata Ismail.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com