Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Zombi Itu Ada Seperti Drama Korea All of Us Are Dead?

Kompas.com - 06/02/2022, 12:10 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis


KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu ramai serial orisinal Netflix asal Korea Selatan, All of Us Are Dead banyak ditonton publik.

Serial menegangkan All of Us Are Dead ini tayang perdana pada Jumat (28/1/2022) sebanyak 12 episode.

Drama ini bercerita soal fenomena virus Jonas yang membuat pengidapnya berubah menjadi zombi.

Diceritakan virus Jonas yang mengakibat penderitanya menjadi zombi itu pertama kali terjadi di gedung SMA Hyosan.

Para siswa pun harus berjuang mempertahankan hidupnya dari serangan zombi yang menular melalui gigitan.

Orang yang terinfeksi dalam waktu yang sangat cepat akan menunjukkan reaksi atau perubahan perilaku, menjadi bertubuh kaku bahkan cenderung seolah patah, lambat, mata yang merah dan cara pandang yang terlihat seperti inframerah, berbau busuk seperti mayat, serta selalu lapar dan sensitif mengejar manusia.

Tidak hanya serial All of Us Are Dead, kisah zombi juga sudah pernah diangkat di film dan serial televisi lain sebelumnya, seperti Train to Busan (2016), Happines (2021), Little Monster (2019), Army of the Dead (2021), #Alive (2020), The Alking Dead dan lain sebagainya.

Baca juga: Ramai Film Zombi All of Us Are Dead, Benarkah Zombi Itu Ada Menurut Sains?

Lalu, bagaimana sains melihat fenomena zombi ini, apakah zombi memang benar ada?

Masyarakat banyak merujuk istilah zombi merupakan orang mati yang masih hidup, ataupun mayat hidup.

Dilansir dari Live Science, Profesor dan psikiater dari Harcard Medical School, Dr Steven Schlozman menegaskan bahwa zombi adalah makhluk yang tidak nyata.

"Mereka tidak ada. Saya seorang dokter, saya harus memberi tahu kapan Anda harus khawatir dan Anda tidak perlu khawatir tentang zombi," kata Schlozman.

Hal pertama yang disoroti oleh dokter yang menjuluki dirinya sebagai Dr. Zombie ini adalah gaya berjalan zombi yang terseok-seok dan sulit menjaga keseimbangan.

Menurut Schlozman, masalah gaya berjalan tersebut berakar di otak kecil, sebuah wilayah di bagian bawah otak yang bertanggung jawab untuk keterampilan motorik dan koordinasi manusia.

Kemudian, zombi yang merupakan mayat hidup tampak benar-benar tidak tahu dengan apa yang mereka lakukan.
Hal tersebut menunjukkan beberapa kerusakan atau kelainan pada lobus frontal, yang juga mengontrol impulsivitas, kata Schlozman.

"Anda belum pernah melihat zombi yang ragu-ragu," ucapnya.

Para mayat hidup ini tidak hanya bodoh dan impulsif, tetapi juga terlihat selalu marah, yang bisa menjadi tanda amigdala yang terlalu bersemangat.

Baca juga: Belajar dari All of Us Are Dead, Ini Sejarah Munculnya Istilah Zombi di Dunia

Namun, mungkin zombi marah karena mereka tidak cukup makan. Menurut Schlozman, rasa lapar zombi yang luar biasa mungkin merupakan gejala yang paling sulit dijelaskan dari sudut pandang klinis.

"Gagasan tentang kelaparan dan sakit yang tak terpuaskan itu sulit dijelaskan," ujar Schlozman.

"Ada virus tertentu dan juga lesi tertentu yang dapat memengaruhi wilayah otak, yakni hipotalamus ventromedial, yang memengaruhi rasa kenyang dan itu juga memengaruhi perasaan bahwa Anda sudah cukup makan".

(Sumber : Kompas.com Penulis Ellyvon Pranita | Editor Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com