KOMPAS.com - Varian Omicron Covid-19 telah mencapai Indonesia pada Kamis (16/12/2021) pada seorang pekerja pembersih di Wisma Atlet Jakarta.
Temuan ini diumumkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai whole genome sequencing (WGS) dilakukan pada 10 Desember 2021 lalu terhadap tiga orang pekerja Wisma Atlet yang diambil sampelnya.
Sejak November, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan cepatnya penularan varian B.1.1.529 ini.
"Varian ini memiliki jumlah mutasi yang banyak, beberapa di antaranya mengkhawatirkan," ungkap WHO seperti dilansir dari Yahoo Life, Kamis (16/12/2021).
Sejauh ini Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) belum melaporkan seberapa cepat virus menyebar, keparahan penyakit yang ditimbulkannya, maupun seberapa efektif vaksin Covid-19 dapat memberikan kekebalan terhadap virus varian baru.
Baca juga: 4 Juta Orang Bakal Banjiri Jateng Saat Nataru, Menhub Minta Pengetatan Prokes
Selain mendapatkan vaksinasi lengkap, WHO juga mengingatkan seluruh masyarakat dunia untuk tetap menjalankan protokol kesehatan seperti mencuci tangan, menjaga jarak, dan menggunakan masker.
Menyikapi hal tersebut, adakah masker yang direkomendasikan agar terhindar dari paparan varian Omicron?
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan penggunaan masker untuk mencegah paparan Covid-19 dengan memiliki kriteria sebagai berikut:
Sementara itu, insinyur teknik mesin dari Minnesota, Amerika Serikat, Aaron Collins menyarankan agar menggunakan masker yang nyaman, dan penting untuk memastikan bahwa masker telah dikenakan dengan benar.
Para ahli menilai masker kain masih direkomendasikan walaupun tidak optimal dalam melindungi kita.
Baca juga: 5 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Mencuci Masker Kain
"Masker kain memang bagus jika memiliki beberapa lapisan dan pas (di wajah)," ujar Dr William Schaffner, spesialis penyakit menular sekaligus profesor di Vanderbilt University School of Medicine.
Akan tetapi, asisten profesor kedokteran penyakit menular di Baylor College of Medicine, Dr Prathit Kulkarni menjelaskan, ada beberapa bukti bahwa masker bedah dinilai lebih efektif dibandingkan masker kain.
Dia juga menegaskan, penting untuk menggunakan masker bedah yang pas di wajah serta memudahkan kita untuk bernapas.
Menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Science, hasil analisis data dari 342.183 orang dewasa di Bangladesh menemukan, bahwa masker bedah 95 persen efektif menyaring partikel virus, daripada masker kain yang hanya mencapai 37 persen saja.
"Kita memiliki masker filtrasi tinggi, bermuatan elektrostatis seperti masker seperti KF94, KN95, dan N95, dan kita harus menggunakannya," imbuh Collins.