Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eropa Jadi Pusat Pandemi Covid-19 Akibat Rasa Aman Palsu Vaksinasi

Kompas.com - 28/11/2021, 09:09 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

KOMPAS.com - Eropa disebut menjadi pusat pandemi Covid-19 yang baru karena mendapatkan rasa aman palsu atas perlindungan vaksin.

Hal itu disebutkan oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adanom Ghebreyesus.

Ia mengatakan, WHO kembali memperingatkan bahwa virus corona SARS-CoV-2 akan terus menyebar secara intens ketika masyarakat kembali berkerumun.

Belum lagi kenaikan mobilitas masyarakat menjelang libur Natal dan Tahun Baru.

Dilansir dari Reuters, lebih dari 60 persen dari semua kasus harian dan kematian yang dilaporkan berasal dari Eropa.

Baca juga: Corona Varian Omicron 500 Kali Lebih Menular, WHO Sebut Mengkhawatirkan

Rasa aman palsu usai vaksinasi

 

WHO mengkhawatirkan lonjakan kasus ini akibat rasa aman palsu.

"Kami mengkhawatirkan rasa aman palsu yang diamini banyak orang, bahwa ketika sudah divaksin artinya pandemi berakhir kemudian orang yang sudah vaksin ini abai protokol kesehatan," kata Tedros pada Rabu (24/11/2021).

Bagaimanapun, vaksinasi merupakan pencegahan agar ketika terinfeksi Covid-19 tidak mengalami gejala parah atau kematian.

Pasalnya, vaksinasi yang disuntikkan di lengan bahu melindungi organ penting seperti paru-paru. Bukan mencegah virus masuk ke hidung.

Baca juga: Jokowi: Target Vaksinasi Covid-19 yang Ditetapkan WHO Sulit Tercapai di Akhir 2021

Andalkan tiga hal agar cegah penularan

Oleh karena itu, vaksinasi, pemakaian masker, dan jaga jarak sosial adalah kunci penting untuk mencegah penularan. Kita tidak bisa hanya mengandalkan salah satu dari tiga hal itu.

Direktur Kedaruratan WHO Mike Ryan mengatakan, di Eropa orang-orang berkumpul seperti pra-pandemibahkan terjadi di tengah-tengah lonjakan kasus dan sistem kesehatan mulai tumbang

"Dan kenyataannya virus akan terus menular secara intens di lingkungan itu," katanya.

Ahli epidemiologi WHO Maria van Kerkhove mengatakan, penting untuk mengambil tindakan selama periode liburan akhir tahun.

"Langkah-langkah sosial tidak berarti lockdown," imbuhnya.

Kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan, ditanya tentang rekomendasi baru Uni Eropa untuk penguat Covid-19 bagi orang di atas 40 tahun, mengatakan bahwa prioritas harus tetap menginokulasi semua orang dewasa dan kelompok yang paling rentan terlebih dahulu.

"Fokus pada kelompok yang tidak divaksinasi dan berisiko tinggi," katanya.

Baca juga: Covid Eropa Melonjak, WHO Singgung Rasa Aman Palsu dari Vaksin

Butuh kerja sama dan kesepakatan internasional

Tedros menyuarakan harapan bahwa konsensus dapat ditemukan di kementerian Organisasi Perdagangan Dunia minggu depan untuk pengabaian IP untuk vaksin pandemi, yang telah didukung oleh lebih dari 100 negara.

Dia didorong tentang konsensus luas yang dicapai pada kesepakatan internasional tentang pencegahan pandemi pada pertemuan terpisah para menteri kesehatan dari 194 negara anggotanya minggu depan.

Dia berhenti menyerukan perjanjian seperti yang dicari oleh banyak anggota Uni Eropa dan negara-negara lain.

Namun dia menegaskan, harus ada pakta yang mengikat untuk mengelola pandemi di masa depan dengan lebih baik.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Gloria Setyvani Putri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com