Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid Eropa Melonjak, WHO Singgung Rasa Aman Palsu dari Vaksin

Kompas.com - 25/11/2021, 12:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adanom Ghebreyesus mengatakan, Eropa menjadi pusat pandemi Covid-19 karena rasa aman palsu atas perlindungan yang ditawarkan vaksinasi.

WHO kembali memperingatkan, virus corona SARS-CoV-2 akan terus menyebar secara intens ketika masyarakat kembali berkerumun dan melakukan mobilitas menjelang libur natal dan tahun baru.

Dilansir dari Reuters, Rabu (24/11/2021), pekan lalu lebih dari 60 persen dari semua kasus harian dan kematian yang dilaporkan berasal dari Eropa.

"Kami mengkhawatirkan rasa aman palsu yang diamini banyak orang, bahwa ketika sudah divaksin artinya pandemi berakhir kemudian orang yang sudah vaksin ini abai protokol kesehatan," kata Tedros.

Baca juga: WHO Sebut Eropa Pusat Pandemi Baru, Apa Alasannya?

Bagaimanapun, vaksinasi merupakan pencegahan agar ketika terinfeksi Covid-19 tidak mengalami gejala parah atau kematian.

Pasalnya, vaksinasi yang disuntikkan di lengan bahu melindungi organ penting seperti paru-paru. Bukan mencegah virus masuk ke hidung.

Oleh karena itu, vaksinasi, pemakaian masker, dan jaga jarak sosial adalah kunci penting untuk mencegah penularan. Kita tidak bisa hanya mengandalkan salah satu dari tiga hal itu.

"Di Eropa orang-orang berkumpul seperti pra-pandemi, bahkan itu terjadi di tengah-tengah lonjakan kasus dan sistem kesehatan mulai tumbang," direktur darurat WHO kata Mike Ryan.

"Dan kenyataannya virus akan terus menular secara intens di lingkungan itu," katanya.

Ahli epidemiologi WHO Maria van Kerkhove mengatakan, penting untuk mengambil tindakan selama periode liburan akhir tahun.

"Langkah-langkah sosial tidak berarti lockdown," imbuhnya.

Kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan, ditanya tentang rekomendasi baru Uni Eropa untuk penguat Covid-19 bagi orang di atas 40 tahun, mengatakan bahwa prioritas harus tetap menginokulasi semua orang dewasa dan kelompok yang paling rentan terlebih dahulu.

"Fokus pada kelompok yang tidak divaksinasi dan berisiko tinggi," katanya.

Baca juga: AZD7442, Obat Covid-19 AstraZeneca Cegah Risiko Kematian hingga 88 Persen

Tedros menyuarakan harapan bahwa konsensus dapat ditemukan di kementerian Organisasi Perdagangan Dunia minggu depan untuk pengabaian IP untuk vaksin pandemi, yang telah didukung oleh lebih dari 100 negara.

Dia didorong tentang konsensus luas yang dicapai pada kesepakatan internasional tentang pencegahan pandemi pada pertemuan terpisah para menteri kesehatan dari 194 negara anggotanya minggu depan.

Dia berhenti menyerukan perjanjian seperti yang dicari oleh banyak anggota Uni Eropa dan negara-negara lain. Namun dia menegaskan, harus ada pakta yang mengikat untuk mengelola pandemi di masa depan dengan lebih baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com