KOMPAS.com - Tertangkapnya sindikat pembuat dan pengedar uang palsu senilai Rp 3,8 miliar di Jawa Timur memberi peringatan akan bahaya uang palsu di sekitar kita.
Meski kasus telah diungkap dan pelakunya ditangkap, tak menutup kemungkinan uang palsu yang dibuat para pelaku telah beredar di masyarakat.
Kepala Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur Imam Subarkah menyebutkan, uang sebesar Rp 3,8 miliar yang disita Polda Jatim itu termasuk berkualitas rendah.
Imam menjelaskan, uang asli dan palsu dapat dibedakan dari sisi kecerahan warna, tanda gambar air, dan benang pengaman.
"Kemudian, dilihat dari tekstur permukaan kertas, kualitas dari jenis kertas yang digunakan, hingga teknis atau metode pencetakannya," kata Imam saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (8/10/2021).
Baca juga: Belajar Bikin Uang Palsu di Lapas, Dua Residivis Ini Punya Alat Produksi Sendiri
Agar terhindar dari uang palsu, berikut beberapa cara untuk membedakannya dari uang yang asli.
Cara yang paling gampang untuk mengenali uang palsu adalah dari bahannya.
Menurut Imam, uang palsu yang ditangkap dari para pelaku di Jatim itu dibuat dari kertas berkualitas rendah.
Bahan dasar uang palsu itu menggunakan kertas buram yang biasa digunakan untuk aktivitas administrasi perkantoran.
"Sementara bahan kertas uang yang asli memiliki tanda khusus untuk bahan uang," ujar dia.
Faktor kedua yang harus dilihat adalah warna uang. Uang asli, kata Imam, cenderung tampak lebih terang.
Uang palsu yang dibuat sindikat itu cenderung buram, meski memiliki kategori warna yang sama dengan uang kertas pecahan Rp 100.000.
"Karena letak cetak tintanya. Uang dicetak ini cenderung lebih buram dibandingkan uang asli yang lebih terang," ungkapnya.
Baca juga: 3 Cara Mengecek Uang Asli dan Palsu
Lalu, masyarakat juga bisa memerhatikan kualitas tekstur uang tersebut. Uang palsu cenderung memiliki tekstur halus karena dipengaruhi jenis kertas yang digunakan.
Sementara uang asli cenderung bertekstur kasar. Ini dikarenakan proses pencetakan uang asli menggunakan teknologi bertahap, sehingga menimbulkan tekstur yang unik.
"Pencetakan uang asli terbilang canggih dengan berbagai macam tahap, membuat tekstur uang asli cenderung kasar saat diraba. Teksturnya yang ini cenderung halus, dari yang asli. Karena (uang asli) cetaknya kasar kalau diraba," jelasnya.
Aspek terakhir adalah penanda pengaman uang.
Uang asli memiliki sejumlah tanda pengaman, seperti tanda gambar air dan benang pengaman.
Imam menambahkan, uang palsu yang dibuat para tersangka itu tak memiliki tanda gambar air dan benang pengaman.
"Tanda watermark pada uang palsu itu ternyata hanya pencetakan gambar biasa yang dibuat dengan kualitas kecerahan yang minim. Sedangkan tanda benang pada uang palsu, ternyata berupa gambar biasa, dan bukanlah seutas benang khusus yang ditanam lembaran uang asli." tuturnya.
Baca juga: Kasus Uang Palsu Rp 3,8 Miliar, Begini Cara Membedakannya dengan Uang Asli Menurut BI Jatim...
Ia pun mengingatkan masyarakat Jawa Timur lebih waspada saat menerima uang dalam transaksi.
Masyarakat diminta menerapkan teknik yang selalu disosialisasikan Bank Indonesia, yakni dilihat, diraba, dan diterawang.
"Kami imbau masyarakat berhati-hati saat transaksi. Ingat pakai cara 3D, khususnya transaksi di malam hari, karena cara ini masih sangat efektif," jelasnya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Surabaya, Muchlis | Editor: Dheri Agriesta)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.