Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Alasan Elon Musk Beli Twitter Seharga Rp 638 Triliun

KOMPAS.com - Baru-baru ini, Twitter mengumumkan telah menyepakati tawaran Elon Musk untuk membeli plaform media sosial dengan harga 44 miliar dollar AS.

Harga Twitter itu setara dengan Rp 635,8 triliun (kurs Rp 14.450 per dollar AS).

Pada penarawaran asli Elon, para pemegang saham akan menerima 54,20 dollar AS tunai setiap saham Twitter yang mereka miliki.

Lantas, apa alasan Elon Musk di balik pembelian Twitter tersebut?

Platform untuk kebebasan berbicara

Dikutip dari Washington Post, Musk mengatakan bahwa dia ingin mempromosikan kebebasan berbicara di platform tersebut.

Bagi Musk, Twitter merupakan tempat penting untuk berbagi sudut pandang.

"Ya, saya pikir sangat penting untuk menjadi arena inklusif untuk kebebasan berbicara," kata Musk dalam sebuah wawancara.

"Twitter telah menjadi semacam alun-alun kota de facto, jadi sangat penting bagi orang-orang untuk memiliki realitas dan persepsi bahwa mereka dapat berbicara secara bebas dalam batas-batas hukum," sambungnya.

Musk belum mengatakan apakah ia akan mengubah larangan permanen terhadap mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump yang dikeluarkan pada Januari 2021.

Rencana Musk tersebut mendapat kritik karena dianggap akan mengizinkan konten ekstremis. Namun, Musk mengakui bahwa moderasi konten bukanlah masalah yang jelas.

Menurutnya, Twitter harus sangat berhati-hati dengan larangan permanen.

Bukan soal uang, hadirkan platform terpercaya

Ia menegaskan, kesepakatannya dalam pembelian Twitter bukan semata-mata tentang menghasilkan uang.

"Perasaan intuitif saya yang kuat adalah bahwa memiliki platform publik yang dapat dipercaya secara maksimal dan inklusif secara luas sangat penting untuk masa depan peradaban," jelas dia.

"Saya sama sekali tidak peduli dengan ekonomi," tegasnya.

Kendati demikian, kesepekatan itu masih perlu diselesaikan, sebuah proses yang bisa memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Di bawah undang-undang federal, Musk harus memberi tahu regulator di Komisi Perdagangan Federal dan Departemen Kehakiman tentang rencananya untuk membeli Twitter.

Jika regulator membuka tinjauan kesepakatan, itu bisa menyebabkan penundaan kesepatan pembelian.

Ketika mengumumkan tawarannya, Musk menyebut Twitter tidak akan berkembang jika dalam bentuknya saat ini. Karena itu, perusahaan tersebut perlu diubah sebagai perusahaan swasta.

Musk mengaku ingin mempertahankan pemegang saham sebanyak yang diizinkan oleh undang-undang. Akan tetapi, ia belum mengumumkan rencana terkait tim kepemimpinan atau direksi potensial.

Memerangi proliferasi bot di Twitter adalah perubahan lain yang disukai Musk, dikutip dari NPR.

Sebagai informasi, bot merupakan akun palsu yang diprogram untuk menanggapi twit tentang topik terentu.

Kerajaan bisnis Musk telah dikenal menarik bagian yang adil dari bot, termasuk bot pendukung perusahaan mobil listriknya Tesla yang menyerang kritik Musk.

Namun, ia belum mengutarakan keinginannya untuk melunakkan bot semacam itu.

Menurutnya, harus ada tindakan eras terhadap bot scammy yang mempromosikan keramaian cryptocurrency.

Selain memerangi bot, Musk juga mendukung adanya tombol edit yang memungkinkan pengguna untuk mengubah apa yang mereka tuliskan.

Musk juga mendukung algoritma Twitter dibuka untuk umum dan menempatkannya di GitHub, situs yang populer di kalangan pemrograman untuk berbagi kode komputer.

(Sumber: Kompas.com Penulis Ahmad Naufal Dzulfaroh | Editor Rizal Setyo Nugroho)

https://www.kompas.com/wiken/read/2022/04/30/070500281/3-alasan-elon-musk-beli-twitter-seharga-rp-638-triliun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke