Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ternyata Ini 2 Penyakit yang Bisa Membuat Orang Seperti "Zombi"

KOMPAS.com - Kisah zombi di banyak film maupun serial televisi merupakan kisah fiksi.

Namun ahli menyebutkan bahwa memang ada penyakit yang bisa membuat orang bertingkah seperti "zombi".

Seperti yang digambarkan dalam adegan-adegan di serial orisinal Netflix asal Korea Selatan, All of Us Are Dead beberapa waktu lalu, zombi diceritakan memiliki tubuh yang berbau busuk seperti mayat.

Zombi yang digambarkan pun sudah hilang kewarasannya untuk berpikir jernih, tubuh mereka kaku bahkan cenderung seolah patah, pergerakannya relatif lambat, matanya merah dan tidak bisa melihat dengan jelas, serta selalu lapar dan sensitif mengejar manusia.

Meskipun, zombi yang dikonsepsikan sebagai mayat hidup tidak diakui keasliannya oleh banyak ahli.

Tetapi, ternyata secara medis ada dua penyakit yang berasal dari masalah di saraf otak yang membuat orang hidup bertingkah seperti zombi.

Seorang ahli neuropatologi di Universitas Boston dan seorang penasihat Zombie Reasearch Society, Peter Cummings mengatakan, seseorang memang bisa berkeliaran dengan gaya berjalan terseok-seok, katatonik (sindrom ketidakmampuan bergerak normal), dan terfokus hanya pada satu hal yakni makanan, seperti momok zombi yang selama ini ada di film atau serial televisi.

Namun, Cummings menegaskan, hal itu tidak berlaku atau tidak bisa terjadi pada mayat.

Dilansir dari Globalnews edisi 28 October 2016, Ia menyebutkan, memang ada beberapa penyakit yang membuat korbannya memiliki sifat seperti zombie, tapi penyakit itu tidak bisa mengubah seseorang yang sudah mati atau sudah jadi mayat kemudian berperilaku seperti zombi.

Adapun, dua penyakit pada otak yang mampu menyebabkan keadaan seperti zombi ini terjadi adalah Sindrom Kluver-Bucy dan Penyakit ensefalitis lethargica.

1. Sindrom Kluver-Bucy 

Penyakit yang pertama bisa membuat orang hidup berperilaku seperti zombi adalah sindrom Kluver-Bucy.

Sindrom Kluver-Bucy atau Kluver-Bucy Syndrome (KBS) adalah gangguan neuropsikiatri langka karena lesi yang mempengaruhi lobus temporal bilateral, terutama hipokampus dan amigdala.

"Ya, ada hal seperti itu, jika seseorang melihat seseorang yang menderita penyakit ini, mungkin akan membuat Anda berpikir bahwa kiamat zombi sudah dekat," kata Cummings.

"(Penyakit) itu memiliki banyak hal aneh," tambahnya.

Keanehan-keanehan yang bisa terjadi di antaranya yakni, ada hiperoralitas atau keinginan untuk memasukkan benda yang tidak pantas ke dalam mulut Anda, ketidakmampuan untuk mengenali objek, keteralihan perhatian dan demensia.

Bahkan, dalam keadaan katatonik mereka, mereka bisa menjadi sangat kejam.

Berdasarkan keterangan National Center for Biotechnology Information (NCBI), gambaran klinis sindrom Kluver-Bucy adalah sebagai berikut:

  • Hiperoralitas
  • Hypermetamorphosis (perhatian berlebihan terhadap rangsangan visual dengan kecenderungan untuk menyentuk setiap rangsangan tersebut)
  • Hiperseksualitas
  • Bulimia
  • Placidity
  • Agnosia visual dan amnesia

Pasien yang memiliki kombinasi dari tiga atau lebih elemen berbeda yang disebutkan di atas digambarkan memiliki KBS parsial.

Gambaran klinis KBS ini awalnya dilaporkan oleh Sanger Brown dan Edward Albert Sharpey-Schafer pada tahun 1888.

Tapi, sindrom ini lengkap dijelaskan kemudian oleh Heinrich Kluver (ahli saraf) dan Paul Bucy (ahli bedah saraf) pada tahun 1939, tidak menyadari pelaporan sebelumnya.

Mereka menggambarkan sindrom perilaku yang terjadi pada monyel Rhesus (bernama Aurora) tiga minggu setelah lobektomi temporal bilateral.

Deskripsi pertama KBS pada manusia beradal dari Dr. Terzian dan Dr. Ore pada tahun 1955 pada seorang pria berusia 19 tahun yang menjalani lobektomi temporal bilateral untuk kejang.

Kasus pertama kali diidentifikasi dan dilaporkan adalah pada pasien laki-laki berusia 22 tahun dengan kerusakan temporal bilateral karena meningoensefalitis herpes simpleks oleh Marlowe.

Cummings menjelaskan bahwa semua hal ini terjadi karena masalahnya terletak pada amigdala, bagian otak yang bertanggung jawab untuk naluri bertahan hidup, emosi dan memori.

Ia pun mencontohkan dengan perumpaan kejadian seperti berikut.

"Jika saya menumpahkan kopi pada Anda, Anda mungkin ingin meninju wajah saya. Itu karena sistem limnik. Tapi biasanya lobus frontal menutup respons itu".

"Tetapi, jika Anda kehilangan koneksi itu, amigdala mengambil alih dan respons itu mengambil alih," tambahnya.

2. Penyakit ensefalitis lethargica

Selain penyakit sindrom Kluver-Bucy, ada pula penyakit lain yang disebut dengan ensefalitis lethargica (encephalitis lethargica).

Penyakit ensefalitis lethargica merupakan suatu kondisi yang sangat langka.

Setelah Perang Dunia I, dunia juga dilanda pandemi akibat penyakit aneh ensefalitis lethargica ini, yang juga dikenal dengan sebutan "Penyakit Tidur".

Bencana kesehatan ini tercatat memengaruhi lebih dari setengah juta orang di Eropa, lalu menyebar ke seluruh dunia sehingga menjangkit banyak orang.

Masalahnya, hingga 100 tahun lebih setelah penyakit itu mewabah, penyebab tentang penyakit tidur ini masih belum diketahui umat manusia dengan pasti.

Para peneliti pun masih berupaya mengumpulkan lebih banyak informasi relevan tentang pandemi penyakit tidur hingga saat ini, tetapi beberapa ratus ribu orang meninggal karena penyakit tidur ini, walaupun sebagian besar masih bisa disembuhkan.

Ketika survei dilakukan terhadap pasien yang sembuh, mereka melaporkan masih merasakan lesu, dan kekakuan otot ketika sedang istirahat.

Cummings mengatakan bahwa penyakit ini juga merupakan wabah yang berhubungan dengan epidemi Flu Spanyol tahun 1918. Orang yang menderita ini mulai, kejang, berhalusinasi, menjadi pingsan dan menjadi katatonik.

Namun, jika mereka dirangsang - dengan sesuatu yang tidak berbahaya seperti tepukan di bahu - mereka bisa menjadi mengamuk.

Penyakit ini juga menyebabkan, orang yang menderitanya memiliki gaya berjalan terseok-seok dan bahkan cacat motorik.

Dengan demikian, Cummings menegaskan bahwa dirinya tidak sepenuhnya percaya dengan mayat hidup atau zombi yang dimaksukan banyak orang dalam berbagai serial televisi atau film yang ada.

Ia yakin bahwa memang ada orang yang sakit dan dapat memasuki keadaan seperti zombi yang membuat pasien tersebut hampir tidak bernyawa, karena tidak bisa mengontrol dan mengendalikan berbagai fungsi organ tubuhnya seperti orang normal.

Menurut Cummings, dalam kasus ensefalitis lethargica, kedengarannya seperti "virus kemarahan" dalam 28 Hari Kemudian.

"Ada hal-hal nyata di luar sana yang mempengaruhi otak untuk mengubah perilaku di mana Anda melakukan hal-hal yang tidak dapat diterima secara sosial," katanya.

(Sumber : Kompas.com Penulis: Ellyvon Pranita | Editor: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

https://www.kompas.com/wiken/read/2022/02/06/164700681/ternyata-ini-2-penyakit-yang-bisa-membuat-orang-seperti-zombi-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke