Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perempuan Asal Inggris Mengaku Jadi Korban Pemerkosaan di Metaverse

Metaverse merupakan sebuah platform dunia virtual yang memungkinkan seseorang direpresentasikan dengan avatar, dan saling berinteraksi dalam ruang tiga dimensi (3D).

Pada metaverse, seseorang bisa merasakan hal-hal yang terjadi di dunia sebenarnya seperti menonton konser, olahraga, berbelanja, dan banyak kegiatan lainnya yang dilakukan secara virtual.

Semua itu dilakukan dengan menggunakan perangkat Virtual Reality (VR) Oculus Quest ciptaan Meta (dulu bernama Facebook Inc).

Patel mengungkapkan pengalamannya ini melalui sebuah postingan blog. Ia mengaku telah mengalami kekerasan seksual secara verbal, dan diperkosa secara virtual ketika berada di Horizon Venues, metaverse buatan Meta yang masih dalam tahap pengembangan.

"Enam puluh detik setelah bergabung, saya dilecehkan secara verbal dan seksual, 3-4 avatar laki-laki, dengan suara laki-laki, pada dasarnya, secara virtual memperkosa avatar saya dan mengambil foto," tulis Patel dalam sebuah posting blog di platform medium.

Ia menambahkan, saat dirinya mencoba melarikan diri, avatar laki-laki itu justru melontarkan kalimat "jangan berpura-pura kamu tidak menyukainya".

Ketika hal itu terjadi, Patel menyebut bahwa reaksi yang dialaminya sama seperti di dunia nyata, yakni membeku alias tidak bisa melakukan apa-apa lantaran semuanya terjadi begitu cepat.

Meski terjadi secara virtual, oleh Patel, pengalamannya di Horizon Venues itu dideskripsikan sebagai “mimpi buruk yang nyata”.

“Realitas virtual pada dasarnya telah dirancang sedemikian rupa, sehingga pikiran dan tubuh tidak dapat membedakan pengalaman virtual/digital dari yang nyata," tutur Patel.

Pengakuan dari Patel ini menuai respons beragam dari warganet. Ia menyebut ada pengguna yang ikut prihatin atas kejadian yang menimpa dirinya.

Namun ada pula warganet yang menyebut apa yang diceritakannya hanyalah upaya untuk mencari perhatian saja.

"Komentar di posting saya berbagai macam, mulai dari 'jangan pilih avatar wanita, ini solusi sederhananya', 'jangan bodoh, itu tidak nyata', 'jeritan menyedihkan untuk perhatian ', 'avatar tidak memiliki tubuh bagian bawah untuk diserang'," kata Patel.

Tanggapan Meta

Meta selaku perusahaan pencipta Horizon Venues, merespons pengakuan yang disampaikan oleh Patel tersebut. Seorang juru bicara Meta mengatakan bahwa pihaknya menyesal mendengar apa yang terjadi dengan Petal.

Juru bicara Meta itu menambahkan bahwa pihaknya ingin semua orang di Horizon Venues memiliki "pengalaman positif" dan dapat dengan mudah menemukan alat keselamatan yang dapat membantu dalam situasi seperti yang dialami Petal.

Seperti dikutip Kompas.com dari The Independent, Kamis (3/2/2022), alat keselamatan itu juga dapat membantu Meta untuk menyelidiki dan mengambil tindakan lanjutan.

"Horizon Venues harus aman, dan kami berkomitmen untuk membangunnya seperti itu. Kami akan terus melakukan peningkatan saat kami mempelajari bagaimana orang berinteraksi di ruang ini, terutama dalam hal membantu orang melaporkan sesuatu dengan mudah dan andal," kata juru bicara Meta.

(Sumber:Kompas.com/Galuh Putri Riyanto | Editor: Reska K. Nistanto)

https://www.kompas.com/wiken/read/2022/02/05/204000481/perempuan-asal-inggris-mengaku-jadi-korban-pemerkosaan-di-metaverse

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke