Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fenomena Spirit Doll, Ini Sejarah Kepercayaan Boneka Arwah di Tanah Air

Di antaranya yakni Ivan Gunawan, Celine Evangelista, Ruben Onsu, Soimah, hingga Furi Harun. Ramai artis-artis yang memiliki spirit doll dalam waktu bersamaan ini menimbulkan pertanyaan bagi publik, apakah hanya tren semata atau memang ada tujuan lain.

Lalu, apakah sebenarnya spirit doll atau boneka arwah itu, dan bagaimana sejarah perkembangannya di masyarakat?

Pemerhati budaya Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Drs Tundjung Wahadi Sutirto, M.Si menjelaskan mengenai fenomena budaya arwah di Indonesia.

Menurut Tundjung, fenomena boneka arwah di Indonesia bukanlah sesuatu yang baru. Sebab, sudah sejak lama masyarakat Nusantara mempercayai boneka arwah.

Sejarah perkembangan boneka arwah di Tanah Air

Tundjung menuturkan, keberadaan spirit doll di tengah masyarakat ini tidak lepas dari perkembangan animisme dan dinamisme di masa lampau.

Dalam berbagai khazanah dan pustaka sejarah, disebutkan bahwa sejak zaman Mesolitikum sudah muncul kepercayaan terhadap kekuatan roh.

Zaman pun berkembang. Masuknya Hindu-Budha ke Nusantara kian menambah kepercayaan terhadap roh yang sebelumnya sudah ada.

Menurut Tundjung, kepercayaan terhadap roh yang sebelumnya ada mendorong manusia untuk hidup dan membangun harmonisasi dengan entitas roh tersebut.

Sehingga kata dia, dari hasil harmonisasi itulah yang melahirkan perilaku menghadirkan roh dalam visualisasi diri orang dan boneka atau benda bertuah.

"Dalam tradisi seni pertunjukkan, menghadirkan roh dalam penampilannya banyak dijumpai di Jawa seperti Jathilan, Sintren, Jaran Kepang, dan sebagainya," kata Tundjung dikutip Kompas.com dari laman resmi UNS, Senin (3/1/2021).

Tak hanya di masa Mesolitikum dan era Hindu-Budha saja, kisah-kisah dalam dunia pewayangan juga memperkuat kepercayaan penjelmaan roh pada alam kehidupan duniawi.

"Misalnya, bagaimana kisah pewayangan tokoh Bambang Ekalaya yang menciptakan patung Durna sebagai visualisasi guru yang mahir mengajarkan memanah dan lebih unggul daripada Arjuna yang berguru kepada Durna secara biologis," jelasnya.

Lebih lanjut Tundjung menjelaskan, dalam kebudayaan Tiongkok juga terdapat boneka yang dapat menghadirkan arwah yang diberi nama Ca Lai Gong.

Boneka arwah di tanah Jawa

Tundjung menjelaskan, tidak ada periode waktu khusus yang menjadi momentum kepopuleran boneka arwah. Hanya saja, kata dia, penggunaan kekuatan spiritual dalam konteks historis perilaku sering kali muncul saat masa-masa kritis.

Ia mengambil contoh masa krisis ekonomi di tahun 1929. Tundjung menceritakan, ketika krisis itu terjadi di tanah air muncul dan populer visualisasi makhluk halus yang disebut dengan Nyi Blorong.

Kemudian di masa-masa revolusi kemerdekaan Indonesia, muncul banyak aliran kebatinan menjadi era suburnya kepercayaan terhadap kekuatan supranatural.

"Jadi, konstruksinya hampir sama bahwa boneka arwah itu tetap ada dari dulu hingga sekarang sebagaimana era yang diklasifikasikan sebagai era ontologi seperti saat ini, tetapi faktanya era mistis masih selalu ada dan berkembang sesuai konteks zamannya," jelasnya.

Di sisi lain, dalam mitologi Jawa terdapat perilaku supranatural yang menggunakan media visual, seperti boneka, untuk berdialog dengan entitas arwah.

Bahkan, di daerah lain juga terdapat fenomena permainan supranatural dengan menggunakan boneka atau visualisasi wujud manusia.

Kebudayaan Jawa mengenal sebuah boneka pemanggil arwah yang bernama Jalangkung. Sedangkan, di daerah lain disebut Nini Thowok atau Nini Thowong.

Jalangkung merupakan boneka kayu yang terbuat dari batok kelapa dan diberikan ragangan kayu untuk tangan.

"Kalau Jalangkung itu dipersonifikasikan sebagai figur laki-laki, maka boneka arwah yang personifikasinya perempuan disebut dengan Nini Thowok," jelasnya.

(Sumber:Kompas.com/Penulis : Ellyvon Pranita | Editor : Bestari Kumala Dewi)

https://www.kompas.com/wiken/read/2022/01/08/194000181/fenomena-spirit-doll-ini-sejarah-kepercayaan-boneka-arwah-di-tanah-air

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke