Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bukannya Menyehatkan, Ini Dampak Negatif Olahraga Setiap Hari

Energi yang terkuras akibat latihan fisik yang melampaui batas kemampuan akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Bagaimana cara mengenali aktivitas fisik yang kita niatkan sebagai olahraga mulai mengarah berlebihan?

Menurut Grayson Wickham, spesialis kekuatan dan pengkondisian berlisensi, mengombinasikan beberapa aktivitas fisik setiap hari menawarkan manfaat yang baik bagi kesehatan.

"Individu yang tidak aktif bergerak berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan mental, termasuk depresi dan kecemasan," ujarnya.

Sebaliknya, risiko kematian akan meningkat pada individu yang tidak aktif bergerak.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, gaya hidup yang tidak banyak bergerak dapat berujung pada masalah seperti obesitas, gangguan lipid, serta tekanan darah tinggi.

Anjuran aktif bergerak vs berolahraga

Lebih lanjut, Wickham menyebut mereka yang tidak aktif akan meningkatkan risiko cedera, terutama seiring bertambahnya usia. "Tubuh menyesuaikan diri dengan posisi yang paling sering kita buat," sebut dia.

"Apabila individu menghabiskan sepanjang hari dengan duduk di kursi, tubuh mereka akan mulai membentuk postur itu."

Hasilnya, kita cenderung mengalami sesuatu yang disebut text neck, kondisi nyeri leher yang terjadi karena kepala sering menunduk untuk menatap layar ponsel.

Kondisi lain yang dapat dialami yaitu nyeri punggung bawah, serta otot dada dan otot inti yang melemah, kata Wickham. Konsekuensi dari gaya hidup yang tidak aktif berkisar dari rasa sakit dan nyeri, hingga peningkatan risiko jatuh.

Hal ini jelas tidak ideal bagi siapa pun yang ingin hidup sehat dan panjang umur. Selain memberikan manfaat kesehatan, aktif bergerak dapat memperbaiki suasana hati atau mood.

"Meskipun kita hanya berjalan kaki, akan ada aliran endorfin yang membuat kita merasa lebih baik," katanya.

Lalu, apa bedanya aktif bergerak dengan berolahraga? Menurut Wickham, kedua hal tersebut bergantung pada tingkat kebugaran, latar belakang latihan atau olahraga, usia, dan kondisi kesehatan individu secara keseluruhan.

Secara garis besar, bergerak atau melakukan aktivitas fisik adalah segala sesuatu yang melibatkan tubuh untuk mengeluarkan energi, seperti membersihkan rumah atau bermain dengan hewan peliharaan.

Sementara itu, olahraga tergolong sebagai tindakan yang terstruktur dan dilakukan secara berulang dengan tujuan meningkatkan kebugaran fisik, menurut American Council on Exercise.

Bahaya overtraining jika berolahraga setiap hari

Pendiri platform Movement Vault itu lantas memaparkan apa dampaknya jika olahraga dilakukan berlebihan.

"Mengangkat beban berat dengan intensitas maksimal tujuh hari seminggu tidak akan menyehatkan," ujar Wickham.

Berolahraga terlalu keras dalam waktu lama justru bisa mengganggu kemampuan kita untuk mendapatkan hasil dari olahraga itu.

Di dunia olahraga, berolahraga terlalu keras disebut sebagai overtraining atau overreaching syndrome. Biasanya cenderung lebih banyak dialami oleh olahragawan atau atlet.

Overtraining syndrome adalah titik di mana tubuh berhenti pulih dari latihan, dan memasuki kondisi stres kronis. Kondisi ini terjadi ketika kita melakukan olahraga terlalu banyak tanpa pemulihan yang memadai.

"Kualitas dan kuantitas tidur yang tidak memadai, buruknya asupan nutrisi dan asupan kalori tidak memadai, serta tingkat stres yang tinggi dapat berkontribusi pada pemulihan yang tidak memadai," kata dia.

Di sisi lain, overreaching syndrome adalah istilah yang digunakan ketika seseorang berada di ambang overtraining syndrome. Apabila overreaching syndrome dibiarkan, maka hal itu bisa berubah menjadi overtraining syndrome.

Bagi seorang atlet yang berolahraga keras, ia mengingatkan untuk memerhatikan kualitas dan kuantitas tidur. "Biasanya, tanda pertama dari overtraining syndrome adalah kualitas tidur yang buruk," papar Wickham.

"Banyak orang akan menyadari mereka tidak dapat tertidur dengan mudah atau tidak dapat kembali tertidur setelah bangun di tengah malam."

Tanda-tanda lain dari overtraining syndrome ialah kesehatan mental yang memburuk, penurunan performa, kehilangan nafsu makan, dan cedera kronis.

Dalam kasus yang ekstrem, overtraining syndrome bahkan dapat muncul dengan sendirinya, seperti ketidakmampuan untuk memertahankan ereksi.

Apabila kita melihat tanda-tanda yang sudah disebutkan akibat berolahraga setiap hari, Wickham menganjurkan untuk segera membicarakan kondisi kita dengan ahli kebugaran.

Olahraga setiap hari tidak diperlukan Bagi sebagian besar orang, rutinitas latihan yang baik adalah tidak perlu berlatih keras setiap hari.

Tubuh perlu istirahat

Istirahat merupakan langkah yang tepat apabila kita kesulitan tidur nyenyak selama dua hari atau lebih berturut-turut, terang Wickham. "Kita juga harus melewatkan olahraga jika kita terganggu dan tidak dapat fokus," tambahnya.

Terkadang kita memerlukan olahraga untuk menjernihkan pikiran, namun jangan memaksakan diri berolahraga ketika fokus kita teralihkan pada pasangan atau pekerjaan di kantor.

Memaksakan diri justru akan membuat kita kesulitan fokus untuk berolahraga, sehingga latihan yang kita jalani menjadi sia-sia.

Wickham menekankan perlunya beristirahat demi menciptakan rutinitas olahraga yang berkelanjutan dalam jangka panjang.

"Melewatkan satu latihan karena kita tidak mood selama satu tahun atau bertahun-tahun bukan masalah."

Sumber: Kompas.com (Penulis: Gading Perkasa | Editor: Glori K. Wadrianto)

https://www.kompas.com/wiken/read/2022/01/02/183349581/bukannya-menyehatkan-ini-dampak-negatif-olahraga-setiap-hari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke