Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Budidaya Lebah Tanpa Sengat, Bisnis Menggiurkan di Masa Pandemi

Salah satunya adalah bisnis budidaya lebah tanpa sengat. Budidaya ini bisa menghasilkan keuntungan yang tidak sedikit.

Pakar lebah yang juga ketua tim peneliti teknologi budidaya lebah tanpa sengat asal Universitas Indonesia, Dr Eng Muhammad Sahlan SSi MEng mengungkapkan, budidaya lebah tanpa sengat ini bertujuan untuk menghasilkan madu bernilai ekonomi tinggi.

Pihaknya mencoba menerapkan teknologi untuk mempercepat hasil dan meningkatkan kualitas lebah madu.

Penerapan tekonologi tersebut dilakukan di sejumlah pesantren yang bekerja sama dengan Bank Indonesia, terutama dalam hal modal.

Untuk sementara ini, kata Sahlan, ada beberapa pesantren yang mulai menghasilkan madu dari lebah tanpa sengat dengan keuntungan antara Rp 15 juta hingga Rp 30 juta per bulan. Sementara modal awal yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 130 juta.

"Itungan keekonimisannya sebelum dua tahun sudah balik modal. Kira-kira (keuntungan) Rp 15 sampai Rp 30 juta per bulan," kata Sahlan saat diwawancara Kompas.com via sambungan WhatsApp, Sabtu (18/12/2021).

Sahlan mengatakan, keuntungan dari budidaya lebah itu sudah diraih beberapa pesantren binaannya seperti di Bengkulu dan Pangandaran, Jawa Barat.

Pihaknya akan terus mengembangkan budidaya ini di seluruh pesantren di Indonesia.

Menurutnya, budidaya ini bisa dilakukan tidak hanya di pesantren, tetapi juga di kelompok masyarakat.

"Apalagi jika dipadukan dengan wisata alam, akan menghasilkan pendapatan yang besar," katanya.

Fokus pesantren

Sebelumnya, Sahlan mengatakan, tim peneliti UI menawarkan tekonologi budidaya lebah tanpa sengat untuk kewirausahaan.

Salah satu target untuk pengembangan bisnis budidaya lebah tanpa sengat ini adalah pesantren. Saat ini, berdasarkan data dari Kementerian Agama, ada sekitar 26.973 pesantren yang tersebar di Indonesia.

Beberapa di antaranya sudah mulai melakukan budidaya lebah tanpa sengat, seperti di Bengkulu, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, dan provinsi lainnya.

“Kami memilih inovasi budidaya lebah tanpa sengat sebagai langkah tepat yang dapat diterapkan dalam menciptakan kemandirian pondok pesantren. Hal ini karena budidaya lebah tanpa sengat mudah dilakukan, lebah yang dibiakkan juga dapat berkembang biak berdampingan dengan manusia, dan madu yang dihasilkan memiliki nilai ekonomi yang tinggi,” kata Sahlan.

Selain memiliki nilai ekonomi tinggi, madu yang dihasilkan dari lebah tanpa sengat ini juga terbukti secara medis ampuh meningkatkan daya tahan tubuh yang diperlukan pada masa pandemi ini.

Sahlan mengatakan, budidaya lebah tanpa sengat ini bisa dilakukan tidak hanya di pesantren. Di komunitas masyarakat juga budidaya ini bisa dikembangkan untuk bisnis yang menggiurkan.

"Yang penting ada lahan. Jadi budidaya lebah ini bisa dilakukan oleh komunitas lain di luar pesantren," katanya.

https://www.kompas.com/wiken/read/2021/12/18/101815081/budidaya-lebah-tanpa-sengat-bisnis-menggiurkan-di-masa-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke