Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seorang Ibu Mengemis demi Nafkahi 18 Anak, Per Hari Dapat Rp 50.000

Ibu berkerudung itu mengemis sambil menggendong anaknya yang masih bayi dan membawa ember tempat uang.

Namun kekesalan Kang Dedi Mulyadi berubah menjadi kaget setelah mengetahui asal usul ibu tersebut. Ternyata sang ibu yang bernama Imas Siti Masitoh memiliki 18 orang anak dari seorang suami bernama Acu Mulyana.

“Ibu tiap hari minta-minta? Keliling ke mana? Ibu minta-minta bawa bayi tidak boleh. Emang anak ibu berapa?,” tanya Dedi kepada sang ibu bernama Imas Siti Masitoh yang ditayangkan dalam video YouTube Kang Dedi Mulyadi.

“Anak saya 18,” jawab ibu yang akrab disapa Ummi itu.

Jawaban itu pun sontak membuat kaget Dedi. “Ya Allah, Ya Rabbi. Yang bener, Bu?,”katanya terperanjat.

Merasa tak percaya, Dedi kemudian mengetes sang ibu untuk menyebutkan semua nama anaknya. Meski terbata-bata ibu itu pun mampu menjawab nama dan umur anaknya.

“Paling besar Hilman Maulana umur 30, terus Idris 25, Ibrahim 19, Ismail, Siti Khodijah, Siti Fatimah, Abdul Malik, Adan, Yuyun, Masitoh, Maisaroh, Jujun, Jeki, Rizki, Beny, Mumun, Ridho, Adam,” beber sang ibu.

Menurutnya anak-anak yang sudah dewasa diberikan pada adiknya. Sebab sang adik tidak mempunyai anak. Sementara kini ia dan suaminya hanya mengurusi lima anak yang masih kecil termasuk satu dibawa mengemis.

Mendengar penjelasan tersebut Dedi pun dibuat heran. Sebab di usia sang ibu yang sudah mencapai 56 tahun masih bisa produktif menghasilkan anak.

Ramuan khusus

Ibu tersebut pun mengaku memiliki ramuan khusus yang setiap hari diminum bersama suaminya. Ramuan tersebut membuatnya bugar bahkan setiap hari masih kuat melayani sang suami.

“Jahe diparut, diperas, diminum sama telur ayam kampung merahnya aja. Itu kuat lima kali dari jam 8 sampai jam 1. Setiap hari enggak pernah libur, kalau datang bulan saya tidur di rumah mertua,” katanya.

Tak hanya ramuan jahe, pasutri ini juga rutin mengonsumsi jamu beras kencur bersama rempah-rempah lain seperti mahoni, sambiloto dan aneka jenis kencur.

“Ibu mah pinginnya punya anak lagi. Cita-cita mau tiga lusin. Tapi sekarang sudah dipaksa KB,” ucap sang ibu.

Untuk membiayai anak-anaknya sang suami bekerja sebagai buruh tani dan memiliki ternak berupa lima ekor domba, 10 ekor itik juga tiga ekor ayam bangkok. Sementara ia sendiri berkeliling mengemis dari rumahnya di Mekarsari, Kecamatan Darangdan hingga ke Kecamatan Plered.

Dalam sehari sang ibu mendapat penghasilan Rp 40.000 sampai Rp 50.000 dari mengemis terutama di di sentra wisata kuliner Kampung Maranggi, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta.

Kang Dedi tak mempermasalahkan kebiasaan dan keinginan sang ibu tersebut. Namun ia tak ingin lagi melihat ibu tersebut mengemis sambil membawa anak.

Sebab baginya hal tersebut adalah perbuatan tidak bertanggung jawab, yakni ingin terus memiliki anak namun memberi makan dari hasil mengemis.

Ia pun menyarankan ibu tersebut untuk berhenti mengemis dan bekerja sebagai tukang sapu di di Kampung Maranggi Plered. Hal itu pun disanggupi oleh sang ibu.

“Saya enggak mau lihat ibu lagi minta-minta sambil bawa bayi. Sekarang ibu kerja di sini jadi tukang sapu, bersih-bersih, sok saya gaji. Tidak boleh minta-minta lagi. Dengan catatan kalau ibu punya anak lagi, saya berhentikan,” pungkas Kang Dedi.

https://www.kompas.com/wiken/read/2021/11/13/135711981/seorang-ibu-mengemis-demi-nafkahi-18-anak-per-hari-dapat-rp-50000

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke