Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bukan Pertama Kali, Tragedi Susur Sungai Siswa SMP Pernah Terjadi Tahun 2020

KOMPAS.com - Sebanyak 11 siswa MTs Harapan Baru ditemukan tewas karena terseret arus sungai saat menjalani susur sungai pramuka, Jumat (15/10/2021) sore.

Sekelompok siswa ini akhirnya ditemukan setelah pencarian di sepanjang Sungai Cileueur, Dusun Wetan RT 01 RW 01, Desa Utama, Kecamatan Cijeungjing, Kabupataen Ciamis, Jawa Barat.

Tragedi yang memakan korban jiwa ini ternyata bukan pertama kalinya. Kegiatan susur sungai yang menewaskan siswa juga pernah terjadi tahun 2020 lalu.

Tragedi Susur Sungai Sempor

Mengutip Kompas.com, kegiatan susur sungai juga pernah dilakukan siswa SMPN 1 Turi Sleman, DIY yang menewaskan 10 orang dan puluhan siswa luka-luka, Jumat (21/2/2020).

Kasus tersebut melibatkan pihak kepolisian yang memeriksa 13 saksi dan menetapkan satu orang tersangka berinisial IYA.

Polisi menahan IYA yaitu guru olahraga sekaligus pembina Pramuka di SMPN 1 Turi tersebut.

Atas perbuatannya, IYA dijerat Pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan orang lain meninggal dunia.

Polisi juga menjerat IYA dengan Pasal 360 KUHP mengenai kelalaian yang menyebabkan orang lain luka-luka. Ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara.

Dalam kejadian tersebut, IYA diketahui berperan sebagai penginisiasi kegiatan susur Sungai Sempor di Dusun Dukuh, Desa Donokerto, Turi Sleman.

Warga sekitar sudah memperingatkan kepada IYA untuk tidak melakukan kegiatan susur sungai Sempor.

Namun peringatan itu tidak digubris, dan tetap menjalani kegiatan.

"Sama warga sudah diingetin. Saya mendengar ada warga yang memperingatkan," kata Tita, seperti dilansir dari Kompas TV.

Namun, lanjut Tita, peringatan tersebut disambut kata-kata tak enak dari pembinanya.

"Katanya, enggak apa-apa, kalau mati di tangan Tuhan, kata kakak pembinanya," ujar Tita yang mengaku mendengar langsung jawaban pembinanya tersebut.

Bahkan hasil penyelidikan diungkap, kegiatan susur sungai tersebut tidak mendapatkan izin dari pihak pengelola desa wisata setempat.

"Dari pemeriksaan kepada pengelola Desa Wisata Lembah Sempor, kegiatan susur sungai tersebut tidak ada izin ke pengelola. Lokasi tersebut merupakan desa wisata," katanya.

Ia mengatakan, dalam insiden ini tersangka dijerat dengan Pasal 359 dan 360 KUHP. Sementara itu, Saat pemeriksaan terhadap 13 orang, polisi menemukan keterangan bahwa IYA merupakan penginisiasi acara tersebut.

"Sampai dengan saat ini, kita sudah melakukan pemeriksaan kepada paling tidak ada 13 orang," ujar Kepala Bidang Humas Polda DIY Kombes Yuliyanto saat dikonfirmasi, Sabtu (22/2/2020).

Kini, kejadian serupa kembali menimpa 11 siswa MTs Harapan Baru, sehingga menyebabkan duka mendalam dan mengingat kembali kejadian tahun 2020.

Kronologi tragedi susur sungai Cileueur

Dari keterangan pihak sekolah, ada 150 siswa bersama para guru yang turun ke sungai.

Namun, sesampainya di sekolah sekaligus lingkungan pesantren, masih ada siswa yang belum kembali ke asrama.

Mereka merupakan siswa MTs setingkat SMP yang baru masuk dengan kisaran usia 12 sampai 13 tahun.

Petugas BPBD bersama Tim SAR gabungan berupaya melakukan pencarian mulai Jumat pukul 13.30 WIB.

Korban pertama ditemukan pukul 19.15 WIB. Korban lainnya juga ditemukan hingga pukul 21.00 WIB mencapai 11 orang.

"Iya, pada pukul 20.05 WIB jenazah siswa yang tenggelam sudah ditemukan meninggal 10 orang. Baru sekitar pukul 21.00 WIB lebih ditemukan lagi seorang jadi total 11 orang," ujar Memet, Jumat malam.

Penyebab 11 siswa tewas tenggelam

Memet menjelaskan, dari keterangan beberapa saksi, para korban tenggelam disebabkan terbawa arus sungai yang sempat mendadak meluap dari arah hulu.

Hasil pendataan, semua korban yang terbawa arus sungai ada 21 orang, sebanyak 11 di antaranya meninggal dunia dan sisanya berhasil selamat.

"Kalau korban selamat sempat dibawa ke rumah sakit dan mendapatkan pertolongan. Kalau korban meninggal sama dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan awal," ujar Memet.

Sampai saat ini Tim SAR gabungan masih bersiaga di lokasi kejadian dan menyusuri beberapa titik rawan untuk memastikan tak ada lagi korban hanyut di sungai tersebut.

"Sampai sekarang kita masih bersiaga di lokasi," ujar Memet.

(Sumber: Kompas.com Penulis Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha, Kontributor Pangandaran, Candra Nugraha | Editor David Oliver Purba, Editor Michael Hangga Wismabrata)

https://www.kompas.com/wiken/read/2021/10/16/152900881/bukan-pertama-kali-tragedi-susur-sungai-siswa-smp-pernah-terjadi-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke