Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Kompas.com - 12/05/2024, 18:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengungkap fakta atau whistleblower mengungkapkan kondisi puluhan tahanan Palestina di kamp terpencil Sde Teiman, Gurun Negev, Israel.

Menurut laporan CNN, Jumat (10/5/2024), tiga pelapor Israel yang bekerja di kamp tersebut mengatakan, warga Palestina yang ditahan selama invasi di Jalur Gaza sering menjadi sasaran penyiksaan ekstrem.

Mereka semua bersuara serta mengambil risiko terkena dampak hukum dan pembalasan dari kelompok yang mendukung kebijakan garis keras Israel di Gaza.

Baca juga: Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat


Penyiksaan yang dialami warga Palestina

Salah satu foto yang diambil menunjukkan, barisan pria berbaju olahraga abu-abu duduk di atas kasur setipis kertas yang dipagari kawat berduri.

Semua mata pria tersebut tampak tertutup, dengan kepala tertunduk berat di bawah pancaran lampu sorot.

Warga Israel yang berada di fasilitas tersebut mengatakan, bau busuk memenuhi udara dan ruangan itu dipenuhi gumaman para pria.

Para tahanan juga dilarang berbicara satu sama lain, sehingga kerap terdengar gumaman lirih dari mereka.

"Kami diberitahu bahwa mereka tidak diizinkan bergerak. Mereka harus duduk tegak. Mereka tidak diperbolehkan berbicara. Tidak diperbolehkan mengintip di balik penutup mata mereka," kata sumber.

Para penjaga diinstruksikan untuk berteriak "uskut" yang dalam bahasa Arab memerintahkan tutup mulut.

Tidak hanya itu, penjaga juga diminta untuk untuk memilih orang-orang yang "bermasalah" dan menghukum mereka.

Baca juga: Rekam Jejak Netzah Yehuda, Militer Israel yang Melakukan Kekerasan ke Warga Palestina

Kesehatan tahanan diabaikan

Masih dari sumber yang sama, kamp penahanan dengan jarak sekitar 28,9 kilometer dari perbatasan Gaza ini dibagi menjadi dua bagian.

Pertama, ruangan mirip penjara dengan sekitar 70 tahanan Palestina dari Gaza yang ditempatkan di bawah pengekangan fisik ekstrem.

Kedua, sebuah rumah sakit lapangan tempat para tahanan yang terluka diikat di tempat tidur hanya dengan mengenakan popok, dan diberi makan melalui sedotan.

Kamp penahanan terpencil di Negev itu minim fasilitas untuk menunjang kebutuhan hidup sebagai manusia.

Bahkan, dokter dilaporkan mengamputasi anggota tubuh tahanan karena cedera yang diderita imbas diborgol terus-menerus.

Prosedur medis yang terkadang dilakukan oleh petugas medis tidak berkualifikasi itu dicap sebagai "surga bagi pekerja magang".

"Mereka menghilangkan segala sesuatu yang menyerupai manusia," kata salah satu whistleblower, yang bekerja sebagai tenaga medis di rumah sakit tersebut.

Udara di sekitar ruangan pun dipenuhi bau luka yang terbengkalai dan dibiarkan membusuk.

Di sisi lain, penyiksaan disebut bukan untuk mengumpulkan informasi intelijen, tetapi balasan atas perbuatan pada 7 Oktober 2024 dan hukuman atas perilaku di kamp.

"Itu dilakukan bukan untuk mengumpulkan informasi intelijen. Itu dilakukan karena balas dendam,” kata pelapor lainnya.

Baca juga: Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Halaman:

Terkini Lainnya

Peneliti Temukan Sungai Purba yang Aktif 40 Juta Tahun Lalu dan Mengalir di Bawah Antarktika

Peneliti Temukan Sungai Purba yang Aktif 40 Juta Tahun Lalu dan Mengalir di Bawah Antarktika

Tren
Video Viral Bocah Pesepeda Kena Pukul 'Driver' Ojol Saat Bikin Konten di Jalur Sepeda Jakpus

Video Viral Bocah Pesepeda Kena Pukul "Driver" Ojol Saat Bikin Konten di Jalur Sepeda Jakpus

Tren
Dukungan ke Palestina Terus Mengalir, Giliran Kuba Gugat Israel ke ICJ

Dukungan ke Palestina Terus Mengalir, Giliran Kuba Gugat Israel ke ICJ

Tren
Suhu Dieng Capai Minus 0,57 Derajat Celsius di Musim Kemarau, sampai Kapan Berlangsung?

Suhu Dieng Capai Minus 0,57 Derajat Celsius di Musim Kemarau, sampai Kapan Berlangsung?

Tren
3 Wilayah Jateng yang Berpotensi Kekeringan 24-30 Juni 2024, Mana Saja?

3 Wilayah Jateng yang Berpotensi Kekeringan 24-30 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Paus Fransiskus Minta Imam Persingkat Khotbah agar Umat Tidak Tertidur

Paus Fransiskus Minta Imam Persingkat Khotbah agar Umat Tidak Tertidur

Tren
Rincian Biaya Kuliah UPN Veteran Jakarta Jalur Mandiri 2024/2025

Rincian Biaya Kuliah UPN Veteran Jakarta Jalur Mandiri 2024/2025

Tren
Menlu Norwegia dan Bank Dunia Perkirakan Otoritas Palestina Akan Runtuh Tahun Ini

Menlu Norwegia dan Bank Dunia Perkirakan Otoritas Palestina Akan Runtuh Tahun Ini

Tren
Mobil Dinas TNI di Lokasi Penggerebekan Uang Palsu Rp 22 M Dipakai Warga Sipil, Ini Kata Kapuspen

Mobil Dinas TNI di Lokasi Penggerebekan Uang Palsu Rp 22 M Dipakai Warga Sipil, Ini Kata Kapuspen

Tren
Apakah Ada Denda jika Tidak Memadankan NIK-NPWP sampai 30 Juni? Ini Penjelasan DJP

Apakah Ada Denda jika Tidak Memadankan NIK-NPWP sampai 30 Juni? Ini Penjelasan DJP

Tren
Kominfo Putus Internet dari Kamboja-Filipina, Efektif Berantas Judi Online?

Kominfo Putus Internet dari Kamboja-Filipina, Efektif Berantas Judi Online?

Tren
Ubur-ubur Api Muncul di Pantai Gunungkidul, Apa yang Harus Dilakukan jika Tersengat?

Ubur-ubur Api Muncul di Pantai Gunungkidul, Apa yang Harus Dilakukan jika Tersengat?

Tren
1.301 Jemaah Haji Meninggal, Arab Saudi Bantah Gagal Jadi Tuan Rumah Ibadah Haji 2024

1.301 Jemaah Haji Meninggal, Arab Saudi Bantah Gagal Jadi Tuan Rumah Ibadah Haji 2024

Tren
Apa Itu Tanaman Kratom dan Bagaimana Efek Saat Mengonsumsinya?

Apa Itu Tanaman Kratom dan Bagaimana Efek Saat Mengonsumsinya?

Tren
Alasan Polda Sumbar Cari Orang yang Viralkan Kasus Bocah yang Tewas Diduga Dianiaya Polisi

Alasan Polda Sumbar Cari Orang yang Viralkan Kasus Bocah yang Tewas Diduga Dianiaya Polisi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com