Dilansir dari Anadolu Agency, Sabtu (11/5/2024), militer Israel menyatakan bahwa setiap tuduhan pelanggaran diperiksa dan ditangani sebagaimana mestinya.
"Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memastikan perilaku yang pantas terhadap para tahanan yang ditahan," terang IDF.
Menurutnya, penyelidikan oleh Divisi Investigasi Kriminal Polisi Militer (MPCID) dibuka ketika muncul kecurigaan adanya pelanggaran yang membenarkan tindakan tersebut.
IDF menyebut, tahanan Palestina di kamp tersebut memang diborgol sesuai tingkat risiko dan status kesehatan.
"Tahanan diborgol berdasarkan tingkat risiko dan status kesehatannya. Insiden borgol yang melanggar hukum tidak diketahui oleh pihak berwenang," kata IDF.
Militer Israel tidak secara langsung menyangkal pernyataan bahwa para tahanan ditelanjangi atau memakai popok.
Namun, mereka menyebut, para tahanan kembali diberikan pakaian setelah bertekad untuk tidak menimbulkan risiko keamanan.
Baca juga: Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah
Sementaraa itu, dilaporkan Al Jazeera, Minggu (12/5/2024), Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyerukan gencatan senjata segera.
Para pejabat dari Uni Eropa dan PBB pun memperingatkan akan serangan darat besar-besaran di Rafah, Gaza selatan.
Peringatan tersebut menyusul militer Israel yang memperluas perintah evakuasi di kota perbatasan dengan 1,4 juta warga Palestina menampung tersebut.
Tidak hanya itu, perkembangan terkini melaporkan, tank militer Israel mulai masuk lebih jauh ke kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara.
Serangan tersebut terjadi saat Israel melancarkan serangan darat baru di Jabalia, beberapa bulan setelah mengumumkan bahwa Hamas telah "dibongkar" di wilayah tersebut.
Adapun, setidaknya 34.971 orang telah meninggal dunia dan 78.641 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza, Palestina, sejak 7 Oktober lalu.
Sementara jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober berkisar 1.139 orang dengan puluhan orang masih ditawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.