KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya badai magnet ekstrem di Bumi sejak Jumat (10/5/2024).
Badai magnet Bumi adalah gangguan medan magnet Bumi akibat aktivitas lontaran massa korona yang terjadi pada 7-9 Mei 2024.
Direktur, Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) Amerika Serikat, Clinton Wallace memprediksi, kondisi tersebut akan terus berlanjut di Indonesia
"Ini adalah peristiwa yang tidak biasa dan berpotensi bersejarah," ujarnya, dilansir dari NOAA.
NOAA mengungkap, badai magnet ekstrem memicu gangguan navigasi satelit dan radio frekuensi rendah, munculnya aurora dengan intensitas rendah di Amerika Serikat, serta pemadaman listrik di seluruh dunia.
Jaringan komunikasi berbasis satelit juga digadang-gadang akan terganggu akibat peristiwa tersebut.
Lantas, sampai kapan dampak badai magnet ekstrem dirasakan di Indonesia?
Baca juga: BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?
Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan BMKG, Setiyo Ajie menyampaikan, badai magnet ekstrem akan terjadi sampai Minggu (12/5/2024).
"Badai magnet Bumi ini akan terjadi sampai tgl 12 Mei 2024 atau hari ini," tuturnya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu.
Berdasarkan hasil monitoring BMKG dari nilai K Indeks dan A Indeks, puncak badai ekstrem di Indonesia sudah terlewati, yakni pada Sabtu (11/5/2024).
Karena itu, skala badai magnet ekstrem ini mulai menurun pada Minggu.
"Hari ini, Minggu (12/5/2024) mulai menurun dengan skala kuat," tandas dia.
Peristiwa jaringan sensor magnet bumi BMKG di seluruh dunia sudah mendeteksi badai magnet Bumi dengan skala moderat pada Sabtu (11/5/2024).
Badai magnet Bumi itu bersumber dari ledakan bintik matahari mati yang terjadi selama 7-9 Mei 2024.
Aktivitas tersebut menyebabkan terlepasnya energi radiasi Matahari dalam jumlah besar, berupa CME yang mengakibatkan badai magnet Bumi berskala kuat.
Baca juga: Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu