Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siap-siap, ASN di Kaltim Akan Dimutasi ke IKN

Kompas.com - 18/04/2024, 17:15 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah berencana memutasi aparatur sipil negara (ASN) di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Langkah tersebut sebagai bentuk kesigapan pemerintah dalam menyiapkan jumlah kebutuhan ASN di ibu kota yang baru.

"Jadi akan ada beberapa pegawai ASN di wilayah Kaltim yang dimutasi ke IKN," ujar Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB), Abdullah Azwar Anas, dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (17/4/2024).

Selain itu, pemerintah juga menyiapkan kebutuhan ASN di IKN dengan menyediakan formasi khusus bagi putera dan puteri terbaik di Kaltim.

Hal tersebut, menurut Anas, menjadi peluang besar bagi mereka untuk mengabdi di IKN.

Baca juga: 4 Fakta Rencana Pembangunan Kereta Cepat Brunei-Malaysia-IKN

Sumber kebutuhan ASN di IKN

Anas menjelaskan bahwa pemerintah menyiapkan beberapa sumber pengisian kebutuhan ASN di IKN, selain melakukan mutasi ASN di wilayah Kaltim.

Sumber pengisian kebutuhan ASN di IKN berasal dari kementerian atau lembaga yang pindah ke ibu kota baru dan hasil rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) khusus pada 2024.

Anas mengatakan, pengisian kebutuhan ASN di IKN melalui rekrutmen CPNS sudah dimulai dengan perincian formasi.

"Memang di tiap kementerian atau lembaga sekarang sedang didetailkan formasi CPNS khusus penempatan IKN," ungkap Anas.

"Misalnya yang sudah saya cek, di Kemenkes dan Kemenag sudah dialokasikan sekian formasi khusus IKN dari total formasi rekrutmen yang ditetapkan tahun ini. Jadi, sejak awal rekrutmen sudah jelas bahwa mereka akan ditempatkan di IKN," tambahnya.
Baca juga: Perusahaan Brunei Ingin Bangun Kereta Cepat Lintasi IKN dan Malaysia

Arah kebijakan pengadaan ASN

Anas juga menerangkan bahwa pemerintah telah menetapkan arah kebijakan pengadaan calon ASN pada 2024, salah satunya adalah mendukung efektivitas kerja IKN.

Rekrutmen ASN pada tahun ini juga diarahkan untuk sebagian merekrut fresh graduate yang rencananya ditempatkan di ibu kota yang baru.

Anas menjelaskan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan arahan supaya talenta muda dan fresh graduate diberi kesempatan untuk mengabdi di IKN.

"Fresh graduate direkrut karena sudah cukup lama pemerintah memang tidak merekrut fresh graduate dalam skala yang cukup besar," imbuh Anas.

Anas menegaskan, sesuai arahan Jokowi, pemindahan ASN ke IKN diharapkan tidak hanya memindahkan tempat kerja, tapi juga mendesain skema yang komprehensif.

Hal tersebut berkaitan dengan efektivitas kinerja, budaya kerja digital, hingga paradigma kerja birokrasi yang transformatif.

Anas memaparkan, ASN akan mulai pindah ke IKN secara bertahap mulai Juli 2024.

Baca juga: Bantah Tolak Pindah ke IKN, Ini Alasan DPR Usulkan Kegiatan Parlemen Tetap di Jakarta

Menteri pindah ke IKN

Ada sejumlah menteri dan jajaran yang akan pindah ke IKN, salah satunya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan, Basuki Hadimuljono.

IKN, kata Anas, juga disiapkan sebagai tempat upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI yang melibatkan sekitar 1.500 personel.

"Kemudian pada September 2024 dilanjutkan dengan pemindahan ASN secara lebih masif. Ada prioritas satu, dua, dan tiga, berapa jumlah eselon I-nya dan seterusnya, semua sudah ada datanya. Tinggal eksekusi saja," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Aliran Uang Kementan untuk Kebutuhan Pribadi SYL, dari Sunat Cucu hingga Hadiahi Mobil Anak

Aliran Uang Kementan untuk Kebutuhan Pribadi SYL, dari Sunat Cucu hingga Hadiahi Mobil Anak

Tren
45 Kata-kata Selamat Hari Buruh 2024, Bakar Semangat Para Pekerja

45 Kata-kata Selamat Hari Buruh 2024, Bakar Semangat Para Pekerja

Tren
Mengapa 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional? Berikut Latar Belakangnya

Mengapa 1 Mei Diperingati sebagai Hari Buruh Internasional? Berikut Latar Belakangnya

Tren
4 Suplemen untuk Menambah Nafsu Makan, Apa Saja?

4 Suplemen untuk Menambah Nafsu Makan, Apa Saja?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 1-2 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 1-2 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Sorotan Media Asing terhadap Kekalahan Indonesia Lawan Uzbekistan | Profil Shen Yinhao, Wasit yang Picu Kontroversi

[POPULER TREN] Sorotan Media Asing terhadap Kekalahan Indonesia Lawan Uzbekistan | Profil Shen Yinhao, Wasit yang Picu Kontroversi

Tren
Siapa Sukanto Tanoto yang Disebut-sebut Disiapkan Lahan Investasi di IKN?

Siapa Sukanto Tanoto yang Disebut-sebut Disiapkan Lahan Investasi di IKN?

Tren
Mengapa Artefak Indonesia Bisa Dicuri dan Diselundupkan?

Mengapa Artefak Indonesia Bisa Dicuri dan Diselundupkan?

Tren
55 Twibbon dan Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024

55 Twibbon dan Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024

Tren
Benarkah Tak Boleh Minum Teh Setelah Makan dan Saat Haid? Ini Penjelasan Ahli Gizi UGM

Benarkah Tak Boleh Minum Teh Setelah Makan dan Saat Haid? Ini Penjelasan Ahli Gizi UGM

Tren
Daftar Negara Peserta Olimpiade Paris 2024 Cabang Sepak Bola

Daftar Negara Peserta Olimpiade Paris 2024 Cabang Sepak Bola

Tren
Melihat Kekuatan Irak, Lawan Indonesia pada Perebutan Tempat Ketiga Piala Asia U23

Melihat Kekuatan Irak, Lawan Indonesia pada Perebutan Tempat Ketiga Piala Asia U23

Tren
8 Tim yang Lolos Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024, Siapa Saja?

8 Tim yang Lolos Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024, Siapa Saja?

Tren
20 Ucapan dan Twibbon Hari Buruh 1 Mei 2024

20 Ucapan dan Twibbon Hari Buruh 1 Mei 2024

Tren
Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com