Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkenal Gersang, Mengapa Dubai Bisa Dilanda Banjir Besar?

Kompas.com - 18/04/2024, 10:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

Namun, Wakil Direktur Pusat Meteorologi Nasional Omar Al Yazeedi membantah adanya penyemaian awan yang terjadi pada Selasa (16/4/2024) tanpa mengakui adanya penerbangan sebelumnya.

“(Kami) tidak melakukan operasi penyemaian apa pun selama acara ini," kata dia, dilansir dari CNBC.

Menurutnya, salah satu prinsip dasar penyemaian awan adalah harus menargetkan awan pada tahap awal sebelum hujan turun.

Jika penyemaian awan dilakukan ketika badai petir sudah terjadi, Omar mengatakan bahwa hal tersebut sudah terlambat.

Sementara itu, ahli meteorologi Yale Climate Connections Jeff Masters mengatakan, banjir di Dubai disebabkan oleh sistem tekanan rendah yang sangat kuat sehingga menyebabkan terjadinya petir.

“Anda tidak memerlukan pengaruh penyemaian awan untuk memperhitungkan rekor banjir besar di Dubai,” kata Masters, dikutip dari AP.

Baca juga: Resmi Beroperasi, Ini Harga Tiket Emirates A380 Rute Denpasar-Dubai

Perubahan iklim global

Para ilmuwan berpendapat bahwa melonjaknya suhu global juga bisa menjadi penyebab hujan lebat di UEA.

Pasalnya, temperatur yang lebih tinggi menyebabkan penguapan air tidak hanya dari daratan tetapi juga lautan dan badan air lainnya. Artinya, atmosfer yang lebih hangat mengandung lebih banyak kelembapan.

Penelitian telah menemukan bahwa untuk setiap kenaikan suhu rata-rata 1 derajat Celsius, atmosfer dapat menampung sekitar 7 persen lebih banyak kelembapan.

Hal ini membuat badai menjadi lebih berbahaya karena menyebabkan peningkatan intensitas, durasi danfrekuensi curah hujan yang pada akhirnya dapat menyebabkan banjir besar.

Perubahan iklim secara umum bertanggung jawab atas terjadinya badai ekstrem, kekeringan, banjir, dan kebakaran hutan di seluruh dunia.

Penelitian lainnya yang dilakukan di wilayah gurun Thar di India dan wilayah gurun di Australia menunjukkan, perubahan iklim dapat meningkatkan curah hujan di wilayah tersebut.

Meskipun rata-rata suhu global di bumi telah meningkat setidaknya 1,1 derajat Celcius sejak 1850, UEA telah menyaksikan peningkatan hampir 1,5 derajat Celcius dalam 60 tahun terakhir.

Peningkatan suhu disebabkan karena tingginya emisi gas rumah kaca yang memerangkap panas sejak Revolusi Industri.

Namun, sangat sulit untuk mengaitkan peristiwa cuaca ekstrem tertentu dengan perubahan iklim.

Hal ini karena cuaca ekstrem bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pola variabilitas iklim alami, seperti El Nino dan La Nina, yang disebut berkontribusi terhadap kejadian tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Tren
Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Tren
Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Tren
Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Tren
Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Tren
Heboh Orang Ngobrol dengan Layar Bioskop di Grand Indonesia, Netizen: Sebuah Trik S3 Marketing dari Lazada Ternyata

Heboh Orang Ngobrol dengan Layar Bioskop di Grand Indonesia, Netizen: Sebuah Trik S3 Marketing dari Lazada Ternyata

BrandzView
Pelari Makassar Meninggal Diduga 'Cardiac Arrest', Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya

Pelari Makassar Meninggal Diduga "Cardiac Arrest", Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya

Tren
Respons MUI, Muhammadiyah, dan NU soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Respons MUI, Muhammadiyah, dan NU soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Tren
Cara Mengurus Pembuatan Sertifikat Tanah, Syarat dan Biayanya

Cara Mengurus Pembuatan Sertifikat Tanah, Syarat dan Biayanya

Tren
Mengenal Teori Relativitas Albert Einstein, di Mana Ruang dan Waktu Tidaklah Mutlak

Mengenal Teori Relativitas Albert Einstein, di Mana Ruang dan Waktu Tidaklah Mutlak

Tren
Ahli Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Lukisan Mona Lisa Dibuat, Ini Kotanya

Ahli Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Lukisan Mona Lisa Dibuat, Ini Kotanya

Tren
Gaji Ke-13 PNS Cair Mulai Hari Ini, Cek Penerima dan Komponennya!

Gaji Ke-13 PNS Cair Mulai Hari Ini, Cek Penerima dan Komponennya!

Tren
Rujak dan Asinan Indonesia Masuk Daftar Salad Buah Terbaik Dunia 2024

Rujak dan Asinan Indonesia Masuk Daftar Salad Buah Terbaik Dunia 2024

Tren
Tak Hanya Menggunakan Suara, Kucing Juga Berkomunikasi dengan Bantuan Bakteri

Tak Hanya Menggunakan Suara, Kucing Juga Berkomunikasi dengan Bantuan Bakteri

Tren
Sosok dan Kejahatan Chaowalit Thongduang, Buron Nomor Satu Thailand yang Ditangkap di Bali

Sosok dan Kejahatan Chaowalit Thongduang, Buron Nomor Satu Thailand yang Ditangkap di Bali

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com