Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkuman soal Serangan Iran ke Israel, Hal-hal yang Perlu Diketahui

Kompas.com - 15/04/2024, 16:00 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Negara yang terlibat

Iran meluncurkan drone, rudal, serta proyektil dari wilayah Iran, Irak, Suriah, dan Yaman. Pasukan Iran yang beroperasi di Suriah dan Iran bersekutu dengan kelompok militan di Irak dan Yaman.

Selain itu, Hizbullah dari Lebanon mengumumkan bahwa mereka telah menembakkan roket ke posisi Israel di Dataran Tinggi Golan, dilansir dari The Guardian.

Sementara itu, sekutu utama Israel, AS, bergegas menembak jatuh tembakan yang masuk dan Presiden AS, Joe Biden mengatakan AS telah membantu untuk menghancurkan hampir semua drone dan rudal.

Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak mengatakan jet tempur RAF juga mengklaim telah menembak jatuh sejumlah drone penyerang Iran.

Pertahanan udara Yordania juga mencegat dan menjatuhkan puluhan senjata Iran yang terbang di atas wilayah udaranya.

Hagari juga mengatakan bahwa Perancis termasuk di antara negara-negara yang terlibat dalam membela Israel dan berpatroli di wilayah udara.

Meskipun demikian, Hagari mengatakan bahwa dia tidak memiliki rincian pasti mengenai apakah jet Perancis telah menembak jatuh salah satu rudal yang diluncurkan oleh Iran.

Baca juga: Serangan Iran ke Israel Disebut Hanya Ingin Tepati Janji Pembalasan, Jauh dari Potensi Perang Dunia Ketiga

Reaksi dunia

Serangan tersebut telah memicu kekhawatiran internasional, dan negara-negara termasuk Arab Saudi, Mesir dan Qatar.

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, meminta Iran untuk segera menghentikan serangan kepada Israel.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengutuk “eskalasi serius yang ditunjukkan oleh serangan skala besar yang dilancarkan Republik Islam terhadap Israel.

Di sisi lain, Rusia menyerukan kepada semua negara di Timur Tengah untuk menahan diri dan tidak terlibat dalam serangan tersebut, dilansir dari Reuters.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan belum ada permintaan agar Rusia menjadi penengah antara Israel dan Iran.

Dilansir dari laman resmi Gedung Putih, Joe Biden mengutuk keras serangan Iran kepada Israel dan akan mendukung pertahanan Israel.

AS berencana akan memindahkan pesawat dan kapal perusak pertahanan rudal balistik ke wilayah tersebut selama seminggu ke depan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengungkapkan keprihatinannya atas ketegangan yang terjadi di Timur Tengah.

Dalam pernyataan tersebut, China juga berupaya sebagai mediator dan mengimbau Iran dan Israel untuk tetap menahan diri untuk menghindari eskalasi ketegangan yang lebih lanjut.

Baca juga: Akibat Serangan Awal Iran, Israel Disebut Alami Kerugian Rp 1,6 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Tren
Cerita Warga yang Alami 'Blackout' di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Cerita Warga yang Alami "Blackout" di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Tren
Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Tren
China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

Tren
Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Tren
Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Tren
5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

Tren
WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

Tren
Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Tren
Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Tren
Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Tren
Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Tren
Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Tren
Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Tren
Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com