Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Ungkap Dugaan Motif Penusukan Massal di Mal Australia

Kompas.com - 14/04/2024, 14:00 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kepolisian New South Wales Australia ungkap dugaan motif penusukan massal di mal Australia yang dilakukan oleh Joel Cauchi (40) pada Minggu (14/4/2024).

Komisioner Polisi New South Wales, Karen Webb mengatakan, pelaku melakukan penusukan diduga terkait dengan masalah kesehatan mental, dikutip dari 9News Australia.

Webb mengungkapkan bahwa saat ini penyelidik masih terus bekerja untuk melacak aktivitas Cauchi selama beberapa hari sebelum insiden.

Pihak berwenang mengungkapkan bahwa Cauchi diperkirakan pindah dari Queensland ke New South Wales pada Maret 2024.

“Sebagai individu, Cauchi tidak dikenal secara kriminal. Meskipun demikian, ia sudah menjadi perhatian penegak hukum di negara bagian New South Wales dan Queensland karena masalah kesehatan mentalnya,” kata Webb.

Selain itu, kepolisian New South Wales juga melakukan kerja sama dengan kepolisian Queensland terkait penyelidikan tersebut.

Asisten Komisaris Australia, Anthony Cooke mengatakan, polisi juga telah berbicara dengan keluarga Cauchi.

Pihak keluarga Cauchi  telah bersepakat untuk bekerja sama dengan penyelidik untuk mengungkapkan kasus ini.

Baca juga: Aksi Heroik Polisi Wanita Sendirian Lawan Pelaku Penusukan Massal di Sydney, Australia


Kronologi kasus penusukan massal di Australia

Joel Cauchi sebelumnya melakukan penusukan massal di Westfield Bondi Junction, Sydney, Australia pada Sabtu (13/4/2024).

Penusukan tersebut mengakibatkan 6 orang meninggal dunia dan 12 orang lainnya mengalami luka-luka, dilansir dari The New York Times.

Asisten Komisaris Kepolisian New South Wales, Anthony Cooke menuturkan, para korban yang terluka masih dirawat di rumah sakit.

Salah satu korban yang mengalami luka usai penusukan adalah bayi berusia 9 bulan dan dalam kondisi kritis.

Insiden tersebut disebut sebagai aksi kekerasan massal paling mematikan di negara Australia sejak 2017.

Seorang saksi mata menggambarkan peristiwa tersebut terjadi ketika pembeli melihat orang-orang berlarian dan mengatakan bahwa seseorang di mal membawa pisau.

Dikutip dari CNN, pelaku mulai memasuki mal pada pukul 15.10 waktu setempat. Ia sempat terlihat keluar dan masuk lagi ke dalam mal pukul 15.20 waktu setempat dan mulai menikam orang-orang yang berada di mal tersebut.

Kepolisian menerima beberapa panggilan terkait peristiwa penusukan tersebut mulai pukul 15.30 waktu setempat.

Setelah itu, pihak kepolisian menuju lokasi kejadian dan menangkap Cauchi. Seorang saksi mata, Michael Dunkley (57) mengatakan petugas mengarahkan Cauchi untuk menjatuhkan pisaunya.

Usai ditangkap, Dunkley mengatakan bahwa Cauchi tidak mengatakan apapun dan tampak masih bertekad ingin menyerang orang lain.

Pihak kepolisian akhirnya memutuskan untuk menembak mati Cauchi karena dianggap membahayakan keselamatan massal.

Baca juga: Cerita Mencekam Saksi Mata Insiden Penusukan Massal di Mal Sydney, Australia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com