Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Dinkes Solo soal Warga Meninggal Disebut karena Leptospirosis

Kompas.com - 25/03/2024, 20:45 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan video yang menyebutkan adanya seorang warga Solo, Jawa Tengah terkena penyakit kencing tikus atau leptospirosis lalu meninggal, ramai dibicarakan di media sosial.

Video tersebut diunggah oleh akun X @Little_secret9 pada Minggu (24/3/2024) pukul 20.09 WIB.

Dalam unggahan tersebut, pengunggah menyebutkan bahwa korban merupakan seorang perempuan (60) dengan gejala demam, pusing, dan mual. Setelah 3 hari mengalami gejala tersebut, pasien meninggal dunia. 

Unggahan tersebut juga menyebutkan bahwa pasien berinisial SH (60) tahun yang diduga leptospirosis merupakan warga Kota Surakarta.

Hingga Senin (25/3/2024), unggahan tersebut dilihat lebih dari 716.800 kali, disukai lebih dari 1.400 akun, dan dibagikan sebanyak 701 akun.

Baca juga: Mewabah di Sejumlah Daerah, Kenali Penyebab dan Gejala Leptospirosis


Penjelasan Dinkes

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surakarta, Tenny Setyoharini mengatakan, SH merupakan pasien suspek leptospirosis.

Tenny juga menyebutkan, SH pernah dirawat selama satu hari di salah satu rumah sakit di Solo.

Namun demikian, Tenny membantah dugaan jika SH meninggal diakibatkan penyakit leptospirosis.

“Pasien meninggal pada Rabu (20/3/2024) dan sebelumnya sudah diambil uji sampel ke laboratorium pada Selasa (19/3/2024). Hasil dari lab menyatakan bahwa mendiang negatif leptospirosis,” ungkap Tenny saat dihubungi Kompas.com, Senin (25/3/2024).

Ia menjelaskan, SH sempat diduga terkena leptospirosis karena muncul gejala seperti demam, nyeri otot, mual, muntah, dan pusing.

Pihak rumah sakit lalu mengambil sampel dari pasien untuk diuji dan hasilnya negatif terinfeksi bakteri leptospira penyebab penyakit kencing tikus.

Tenny mengatakan, semua pasien suspek penyakit menular akan dilaporkan ke dinkes melalui Kartu Data Riwayat Sakit (KDRS).

Saat itu, Dinkes Kota Solo memang belum terima laporan dan pasien SH sudah meninggal dunia.

Namun, di media sosial kemudian bermunculan isu bahwa SH meninggal dunia dikarenakan penyakit leptospirosis.

“Jadi sebetulnya semua laporan masuk, tapi saat itu memang belum karena pasien masuk ke rumah sakit dan sehari kemudian meninggal,” tuturnya.

Sementara itu, mengenai penyebab SH meninggal dunia, Tenny mengatakan bahwa pasien tersebut memang memiliki penyakit penyerta.

Baca juga: Tengah Merebak di Pacitan, Apa Penyebab dan Gejala Leptospirosis?

Pencegahan penyakit leptospirosis

Lebih lanjut, Tenny mengungkapkan bahwa penyakit leptospirosis disebabkan oleh kencing tikus yang menginfeksi tubuh.

Infeksi ini dapat terjadi melalui beberapa benda, seperti air banjir atau lingkungan yang kumuh dan sering menjadi sarang tikus.

“Meskipun negatif, saya menghimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan. Sarang tikus di sekitar rumah dapat dibasmi mulai sekarang,” ucapnya.

Selain itu, Tenny juga menghimbau agar masyarakat selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah beraktivitas di luar rumah.

Selanjutnya, masyarakat dapat menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar tidak mengundang tikus ke lingkungan sekitar rumah.

Lalu, apabila sedang bekerja atau berinteraksi di lingkungan dengan risiko penularan leptospirosis tinggi, masyarakat dihimbau menggunakan sepatu dan sarung tangan karet untuk menutupi kedua anggota gerak tubuh tersebut.

“Yang terpenting, jangan sampai ada tikus di rumah, apalagi sampai jadi sarang tikus yang dapat menyebabkan leptospirosis,” jelas Tenny.

Baca juga: Waspada Leptospirosis Saat Banjir, Apakah Bisa Menular Antar Manusia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com