Dilansir dari Healthline, otak berisi sekitar 20 persen asam lemak tak jenuh ganda, termasuk omega 3.
Oleh karena itu, asupan omega 3 termasuk melalui minyak ikan amat penting dalam mendukung kesehatan otak.
Bahkan, penelitian menunjukkan, orang dengan kondisi kesehatan mental tertentu memiliki kadar omega 3 yang lebih rendah dalam darah.
Mengonsumsi lebih banyak omega 3 pun dapat membantu mencegah dan memperbaiki beberapa gejala kondisi kesehatan mental, seperti depresi.
Baca juga: 7 Ikan Penurun Lemak Trigliserida, Cegah Obesitas dan Diabetes
Studi menemukan, orang yang tidak mendapatkan cukup omega 3 memiliki risiko lebih besar terkena penyakit mata.
Terlebih, kesehatan mata umumnya mulai menurun pada usia tua, yang dapat menyebabkan degenerasi makula terkait usia atau age-related macular degeneration (AMD).
Di sisi lain, makan ikan dan suplemen minyak ikan dikaitkan dengan penurunan risiko AMD pada orang lanjut usia.
Baca juga: 8 Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Ibu Hamil, Apa Saja?
Fish oil atau minyak ikan memiliki sifat antiinflamasi yang berpotensi mencegah dan mengurangi peradangan kronis.
Peradangan adalah respons perlindungan normal saat tubuh mengalami cedera. Namun, peradangan yang berlangsung dalam jangka panjang justru dapat memicu kondisi kronis.
Dilansir dari laman Health, asam lemak omega 3 dalam minyak ikan membantu memblokir sebagian aspek peradangan.
Mengonsumsi omega 3 seperti DHA dan EPA pun dapat mengurangi peradangan dalam jangka panjang.
Peradangan jangka panjang yang berlangsung berbulan-bulan hingga bertahun-tahun meningkatkan risiko penyakit kronis, seperti diabetes dan penyakit jantung.
Baca juga: 7 Jenis Ikan Berlemak, Bantu Cegah Penyakit Jantung dan Stroke
Konsumsi minyak ikan dapat meringankan gejala nyeri pada penderita osteoartritis dan rheumatoid arthritis.
Osteoartritis adalah peradangan kronis di sendi akibat kerusakan pada tulang rawan, yang memicu nyeri dan mengurangi gerakan sendi.