Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Soundtrack Serial "Avatar The Last Airbender" Terinspirasi dari Tari Kecak Indonesia?

Kompas.com - 19/03/2024, 14:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Serial Avatar The Last Airbender telah tayang di platform video streaming, Netflix sejak 22 Februari 2024.

Serial besutan sutradara Jabbar Raisani itu terdiri dari 8 episode dengan durasi sekitar 50-60 menit per episode.

Serial live action adaptasi dari animasi Avatar: The Legend of Aang ini menuai pujian penonton di Tanah Air dan dipastikan akan menghadirkan season 2 dan 3.

Namun, siapa sangka bahwa salah satu inspirasi dari soundtrack Avatar The Last Airbender justru datang dari kekayaan budaya Indonesia.

Baca juga: Sosok Dallas Liu, Aktor Berdarah Indonesia Pemeran Zuko dalam Serial Avatar: The Last Airbender

Terinspirasi dari budaya Bali

Komposer musik Avatar The Last Airbender, Jeremy Zuckerman mengatakan, musik pada bagian end credit setiap episode terinspirasi dari tari kecak di Bali, Indonesia.

"Pada kredit akhir terinspirasi dari suara Tari Kecak Indonesia. Dengan suara cak cak cak seperti itu lalu di-overlay dan disesuaikan lagi," kata dia, dilansir dari wawancaranya dalam saluran YouTube Avatar The Last Airbender.

Dia mengatakan, hasil suara Tari Kecak yang telah disesuaikan itu menghasilkan hal yang menakjubkan.

Diketahui, musik yang mengisi bagian end credit ini menjadi salah satu ikon serial Avatar The Last Airbender.

Bahkan, suara musik tersebut pernah ditirukan remaja Indonesia untuk membangunkan sahur dan viral di media sosial.

Selain terinspirasi dari suara tarian kecak, Zuckerman juga menggunakan alat musik tradisional lainnya untuk mengisi suara musik Avatar The Last Airbender.

Dia menggunakan alat musik petik tradisional China, seperti kecapi China atau guzheng dan pipa.

Baca juga: Sosok Ruy Iskandar, Aktor Indonesia Bintang Avatar: The Last Airbender

Bunyi cak-cak-cak dalam Tarian Kecak

Tari Kecak adalah salah satu jenis tarian tradisional dari Bali. Tarian ini berasal dari kata "cak" yang dibunyikan oleh para penari.

Tari kecak diciptakan oleh seorang seniman Bali dan orang Jerman yang bernama Walter Spies pada 1930, Wayan Limbak.

Dilansir dari laman Kementerian Luar Negeri, tari kecak menceritakan barisan kera membantu karakter Rama melawan Rahwana untuk menyelamatkan istrinya, Shinta.

Tarian ini dilakukan oleh puluhan penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar. Mereka menyerukan suara "cak" dan mengangkat kedua lengannya.

Sementara, lagu Tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang.

Ritual ini dilakukan untuk memanggil roh para leluhur dan berkomunikasi kepada Sang Hyang Widhi guna menyampaikan harapan masyarakat. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Tren
Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com