Sementara itu, Matahari adalah bintang Populasi I.
Bintang-bintang yang lebih tua mengandung lebih sedikit unsur berat karena generasi bintang-bintang sebelumnya lebih sedikit.
Peneliti menyebutnya bintang-bintang Populasi II, di mana bintang-bintang ini tinggal di area tertua di galaksi Bima Sakti.
Namun, bintang-bintang Populasi III sampai saat ini masih berupa hipotesis.
Bintang-bintang ini merupakan bintang-bintang pertama yang terbentuk, dan karena tidak ada bintang lain yang terbentuk sebelumnya, bintang-bintang ini tidak memiliki unsur berat dan hanya terbuat dari hidrogen dan helium murni yang ditempa selama Big Bang.
Baca juga: Mengenal Galaksi, Sistem Bintang yang Membentuk Alam Semesta
Bintang-bintang pertama ini juga diperkirakan sangat bercahaya dengan massa yang setara dengan massa beratus-ratus kali lipat massa Matahari.
Meskipun para astronom masih belum melihat bintang Populasi III secara langsung, tim Maiolino mendeteksi bukti tidak langsung keberadaan bintang-bintang tersebut di GN-z11.
NIRSpec mengamati gumpalan helium terionisasi di dekat tepi GN-z11.
"Fakta bahwa kita tidak melihat hal lain selain helium menunjukkan bahwa gumpalan ini pasti cukup murni," kata Maiolino dalam sebuah pernyataan.
"Ini adalah sesuatu yang diharapkan oleh teori dan simulasi di sekitar galaksi-galaksi masif dari zaman ini, bahwa seharusnya ada kantong-kantong gas murni yang masih ada di dalam lingkaran cahaya, dan ini bisa saja runtuh dan membentuk bintang-bintang Populasi III," imbuhnya.
Gas helium ini terionisasi oleh sesuatu yang menghasilkan sinar ultraviolet dalam jumlah besar dan sesuatu itu disimpulkan sebagai bintang Populasi III.
Kemungkinan, helium yang dilihat merupakan materi sisa pembentukan bintang-bintang tersebut.
Jumlah cahaya ultraviolet yang dibutuhkan untuk mengionisasi semua gas tersebut membutuhkan sekitar 600.000 massa bintang, yang bersinar dengan kecerlangan 20 triliun kali lebih terang daripada Matahari.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa galaksi-galaksi jauh seperti GN-z11 seharusnya lebih mahir dalam membentuk bintang-bintang masif daripada galaksi-galaksi di alam semesta modern.
Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian kedua, tim Maiolino juga menemukan bukti keberadaan lubang hitam bermassa dua juta massa matahari di pusat GN-z11.