Ia mengatakan bahwa kondisi di planet itu sangat berbeda dengan Bumi.
TOI-270 d terkunci secara vertikal, yang berarti satu sisi secara permanen menghadap ke bintangnya, sementara sisi lainnya bermandikan kegelapan abadi dan menciptakan kontras temperatur yang ekstrem.
"Lautan akan menjadi sangat panas pada siang hari. Sedangkan sisi malam hari berpotensi menjadi tempat yang layak huni," kata Madhusudhan.
Namun, akan ada atmosfer yang sangat keras dengan tekanan puluhan atau ratusan kali lipat dari tekanan di permukaan Bumi dan uap yang bergulung-gulung di lautan.
Perairan kemungkinan akan mencapai kedalaman puluhan hingga ratusan kilometer, dengan dasar laut es bertekanan tinggi dan di bawahnya terdapat inti berbatu.
Baca juga: NASA Cari Orang yang Mau Jalani Simulasi Hidup di Mars, Terisolasi Setahun Penuh
Profesor Bjorn Benneke dari University of Montreal, Kanada telah melakukan pengamatan tambahan terhadap planet ini dan mempertanyakan hipotesis "dunia lautan".
"Suhu dalam pandangan kami terlalu panas untuk air menjadi cair," katanya, seraya menambahkan bahwa atmosfer tampaknya mengandung uap air dalam jumlah yang cukup besar.
Benneke memperkirakan, di permukaan, suhu bisa mencapai 4.000 derajat Celsius dengan air yang ada dalam kondisi superkritis, di mana perbedaan antara cairan dan gas menjadi kabur.
"Ini hampir seperti cairan panas yang kental," katanya.
Kedua tim mendeteksi karbon disulfida, yang terkait dengan proses biologis di Bumi, namun juga bisa diproduksi oleh sumber lain.
Namun, tidak ada tanda-tanda molekul biosignature lainnya, dimetil sulfida (DMS).
"Kita tidak bisa mengaitkan (karbon disulfida) dengan aktivitas biologis," kata Madhusudhan.
"Dalam atmosfer yang kaya hidrogen, relatif mudah untuk membuatnya. Tapi jika kita bisa mengukur molekul unik ini, maka kita akan bisa mengukur planet laik huni di masa depan," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya