Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fosil Hutan Tertua di Dunia Ditemukan, Berusia 390 Juta Tahun dengan Jejak Artropoda

Kompas.com - 08/03/2024, 11:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Publik mungkin tak asing dengan penemuan fosil dinosaurus maupun manusia purba. Namun, bagaimana dengan fosil hutan?

Beda dari fosil tanaman, fosil hutan berisikan sisa-sisa pohon, dedaunan, permukaan tanah hutan, serta tak jarang terdapat jejak makhluk hidup lainnya.

Baru-baru ini, sejumlah peneliti menemukan fosil hutan dengan pepohonan kecil seperti palem dan jejak hewan artropoda yang diyakini sebagai fosil hutan tertua di dunia.

Fosil hutan tersebut ditemukan di barat daya Inggris sebagai sisa-sisa hutan paling awal yang diketahui ada di Bumi. Diperkirakan, fosil ini berusia 390 juta tahun.

Penemuan tersebut sekaligus menggantikan posisi fosil hutan tertua di dunia yang pernah ditempati fosil hutan Gilboa di New York, Amerika Serikat dengan usia 386 juta tahun.

Baca juga: Pria Perancis Temukan Fosil Dinosaurus Berusia 70 Juta Tahun dan Merahasiakannya Selama 2 Tahun


Fosil hutan tertua di dunia

Para peneliti dari Cardiff University dan Cambridge University mempublikasikan temuan fosil hutan tertua di dunia dalam Journal of the Geological Society pada 23 Februari 2024.

Penemuan baru ini mengungkapkan keberadaan fosil hutan di barat daya Inggris yang merupakan hutan paling awal yang diketahui ada di Bumi.

Diberitakan The Times, fosil hutan tersebut ditemukan pada formasi batuan di tebing sepanjang pantai Devon dan Somerset, Inggris.

Penemuan tersebut terjadi secara kebetulan saat para peneliti awalnya bermaksud untuk memeriksa sedimen di formasi batu pasir Hangman, Inggris.

Tak diduga, mereka justru menemukan sisa-sisa hutan di antara batuan sedimen yang diteliti.

“Kami telah menemukan bebatuan yang memiliki (fosil) pohon-pohon berdiri dalam posisi pertumbuhan yang berdekatan satu sama lain di area tertentu,” kata salah satu peneliti Neil Davies, dikutip dari Live Science.

Penemuan ini sekaligus menjadi contoh keberadaan hutan paling awal yang pohon-pohonnya tumbuh berdekatan dan mengelompok menjadi hutan.

Selain itu, penemuan ini mengungkap perubahan ekologi tumbuhan karena hutan tersebut hanya ditumbuhi satu jenis tumbuhan. Ini berbeda dari temuan fosil hutan sebelumnya.

Baca juga: Fosil Capit Kepiting Terbesar yang Hidup 9 Juta Tahun Lalu Ditemukan di Selandia Baru

Isi fosil hutan purba

Ilustrasi tanaman purba cladoxylopsids [Wikimedia/Falconaumanni].Wikimedia/Falconaumanni Ilustrasi tanaman purba cladoxylopsids [Wikimedia/Falconaumanni].
Fosil hutan purba yang ditemukan diyakini berumur 390 juta tahun.

Sementara sisa-sisa hutan yang menjadi fosil berasal dari periode Devonian Tengah sekitar 393 hingga 383 juta tahun lalu.

Dalam fosil yang ditemukan, terdapat sisa tanaman mirip palem yang memiliki batang tipis dengan bagian tengah berlubang. Meski mirip palem, fosil itu berisi tanaman yang berbeda.

Jenis tanaman tersebut dikenal sebagai Cladoxylopsids yang sekarang sudah punah. Tanaman itu diperkirakan berkerabat dekat dengan pakis dan sphenopsid (ekor kuda).

“Kelihatannya seperti pohon palem, tapi sama sekali tidak ada hubungannya dengan pohon palem,” kata Davies.

Tanaman tersebut mempunyai batang tengah panjang yang kanan-kirinya ditumbuhi dedaunan. Namun, bagian yang mirip daun tersebut sebenarnya hanya sekumpulan ranting.

Pohon-pohon dengan mahkota ranting ini memiliki tinggi antara 2 hingga 4 meter. Itu berarti hutan tempatnya tumbuh tidak terlalu tinggi.

Fosil hutan tersebut terawetkan baik dalam bentuk batang pohon berongga yang terisi batuan sedimen maupun batang kayu tumbang yang berubah rata selama ribuan tahun.

Di antara fosil pohon, para peneliti menemukan jejak hewan kecil yang hidup dari zaman tersebut. Jejak hewan itu diyakini berukuran tidak lebih besar dari artropoda kecil seperti laba-laba atau lipan yang berkeliaran di darat.

Davies menduga mungkin akan menemukan lebih banyak fosil makhluk amfibi dan ikan di beberapa danau dan sungai terdekat.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Fosil Berusia 240 Juta Tahun yang Mirip Naga

Penemuan baru yang penting

Davies menambahkan, fosil hutan yang baru ditemukan ini sangat aneh dan tidak seperti hutan yang ada di masa kini.

“Tidak ada semak belukar dan rumput belum muncul, namun ada banyak ranting yang tumbang dari pepohonan yang lebat ini," katanya, dilansir dari The Guardian.

Keberadaan pepohonan purba ini juga membantu membentuk lanskap Bumi serta menstabilkan tepian sungai dan garis pantai dengan akarnya pada ratusan juta tahun yang lalu.

Penemuan tersebut merupakan kesempatan pertama bagi para peneliti untuk melihat ekologi dari jenis hutan paling tua di dunia.

Ini berguna untuk menafsirkan lingkungan tempat pohon purba Cladoxylopsids tumbuh dan untuk mengevaluasi dampaknya terhadap sistem sedimen.

Keberadaan kelompok pohon Cladoxylopsids yang rapat juga akan memengaruhi cara sungai mengalir melintasi permukaan tersebut.

“Orang terkadang berpikir bahwa batuan Inggris sudah cukup banyak diteliti, namun hal ini menunjukkan bahwa meninjau kembali batuan tersebut dapat menghasilkan penemuan baru yang penting,” pungkas Davies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Tren
Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com