Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fosil Hutan Tertua di Dunia Ditemukan, Berusia 390 Juta Tahun dengan Jejak Artropoda

Beda dari fosil tanaman, fosil hutan berisikan sisa-sisa pohon, dedaunan, permukaan tanah hutan, serta tak jarang terdapat jejak makhluk hidup lainnya.

Baru-baru ini, sejumlah peneliti menemukan fosil hutan dengan pepohonan kecil seperti palem dan jejak hewan artropoda yang diyakini sebagai fosil hutan tertua di dunia.

Fosil hutan tersebut ditemukan di barat daya Inggris sebagai sisa-sisa hutan paling awal yang diketahui ada di Bumi. Diperkirakan, fosil ini berusia 390 juta tahun.

Penemuan tersebut sekaligus menggantikan posisi fosil hutan tertua di dunia yang pernah ditempati fosil hutan Gilboa di New York, Amerika Serikat dengan usia 386 juta tahun.

Fosil hutan tertua di dunia

Para peneliti dari Cardiff University dan Cambridge University mempublikasikan temuan fosil hutan tertua di dunia dalam Journal of the Geological Society pada 23 Februari 2024.

Penemuan baru ini mengungkapkan keberadaan fosil hutan di barat daya Inggris yang merupakan hutan paling awal yang diketahui ada di Bumi.

Diberitakan The Times, fosil hutan tersebut ditemukan pada formasi batuan di tebing sepanjang pantai Devon dan Somerset, Inggris.

Penemuan tersebut terjadi secara kebetulan saat para peneliti awalnya bermaksud untuk memeriksa sedimen di formasi batu pasir Hangman, Inggris.

Tak diduga, mereka justru menemukan sisa-sisa hutan di antara batuan sedimen yang diteliti.

“Kami telah menemukan bebatuan yang memiliki (fosil) pohon-pohon berdiri dalam posisi pertumbuhan yang berdekatan satu sama lain di area tertentu,” kata salah satu peneliti Neil Davies, dikutip dari Live Science.

Penemuan ini sekaligus menjadi contoh keberadaan hutan paling awal yang pohon-pohonnya tumbuh berdekatan dan mengelompok menjadi hutan.

Selain itu, penemuan ini mengungkap perubahan ekologi tumbuhan karena hutan tersebut hanya ditumbuhi satu jenis tumbuhan. Ini berbeda dari temuan fosil hutan sebelumnya.

Sementara sisa-sisa hutan yang menjadi fosil berasal dari periode Devonian Tengah sekitar 393 hingga 383 juta tahun lalu.

Dalam fosil yang ditemukan, terdapat sisa tanaman mirip palem yang memiliki batang tipis dengan bagian tengah berlubang. Meski mirip palem, fosil itu berisi tanaman yang berbeda.

Jenis tanaman tersebut dikenal sebagai Cladoxylopsids yang sekarang sudah punah. Tanaman itu diperkirakan berkerabat dekat dengan pakis dan sphenopsid (ekor kuda).

“Kelihatannya seperti pohon palem, tapi sama sekali tidak ada hubungannya dengan pohon palem,” kata Davies.

Tanaman tersebut mempunyai batang tengah panjang yang kanan-kirinya ditumbuhi dedaunan. Namun, bagian yang mirip daun tersebut sebenarnya hanya sekumpulan ranting.

Pohon-pohon dengan mahkota ranting ini memiliki tinggi antara 2 hingga 4 meter. Itu berarti hutan tempatnya tumbuh tidak terlalu tinggi.

Fosil hutan tersebut terawetkan baik dalam bentuk batang pohon berongga yang terisi batuan sedimen maupun batang kayu tumbang yang berubah rata selama ribuan tahun.

Di antara fosil pohon, para peneliti menemukan jejak hewan kecil yang hidup dari zaman tersebut. Jejak hewan itu diyakini berukuran tidak lebih besar dari artropoda kecil seperti laba-laba atau lipan yang berkeliaran di darat.

Davies menduga mungkin akan menemukan lebih banyak fosil makhluk amfibi dan ikan di beberapa danau dan sungai terdekat.

Penemuan baru yang penting

Davies menambahkan, fosil hutan yang baru ditemukan ini sangat aneh dan tidak seperti hutan yang ada di masa kini.

“Tidak ada semak belukar dan rumput belum muncul, namun ada banyak ranting yang tumbang dari pepohonan yang lebat ini," katanya, dilansir dari The Guardian.

Keberadaan pepohonan purba ini juga membantu membentuk lanskap Bumi serta menstabilkan tepian sungai dan garis pantai dengan akarnya pada ratusan juta tahun yang lalu.

Penemuan tersebut merupakan kesempatan pertama bagi para peneliti untuk melihat ekologi dari jenis hutan paling tua di dunia.

Ini berguna untuk menafsirkan lingkungan tempat pohon purba Cladoxylopsids tumbuh dan untuk mengevaluasi dampaknya terhadap sistem sedimen.

Keberadaan kelompok pohon Cladoxylopsids yang rapat juga akan memengaruhi cara sungai mengalir melintasi permukaan tersebut.

“Orang terkadang berpikir bahwa batuan Inggris sudah cukup banyak diteliti, namun hal ini menunjukkan bahwa meninjau kembali batuan tersebut dapat menghasilkan penemuan baru yang penting,” pungkas Davies.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/03/08/113000665/fosil-hutan-tertua-di-dunia-ditemukan-berusia-390-juta-tahun-dengan-jejak

Terkini Lainnya

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke