KOMPAS.com - 8 Maret 2014 menjadi tanggal yang kelam bagi dunia penerbangan Malaysia, sekaligus dunia.
Pasalnya, pesawat Boeing 777-200ER milik Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 dinyatakan hilang dan tidak pernah ditemukan hingga hari ini.
MH370 dinyatakan hilang ketika menempuh perjalanan dari Kuala Lumpur, Malaysia menuju Beijing, China.
Pesawat tersebut mengangkut 238 penumpang dan dikemudikan oleh kapten Zaharie Ahmad Shah dan co-pilot Fariq Abd Hami.
Baca juga: 10 Tahun Hilang, Kenapa Malaysia Airlines MH370 Sulit Ditemukan?
Laporan Kompas.com pada 19 Maret 2014 mencatat detik-detik MH370 hilang, mulai dari pesawat ini lepas landas dan status terakhirnya yang dapat diketahui tujuh jam setelah take off.
Mulanya MH370 lepas landas dari Kuala Lumpur pada 8 Maret 2014 pukul 00.41 waktu setempat. Pada saat itu, semua sistem pelacakan berfungsi.
Salah seorang pilot di kokpit MH370 kemudian melakukan voice check in dengan pengontrol lalu lintas udara ketika pesawat ini meninggalkan wilayah udara Malaysia menuju Vietnam.
Sejumlah pejabat Malaysia Airlines menyatakan, hasil penyelidikan awal menunjukkan bahwa voice check in dilakukan oleh Fariq Ab Hamid.
Seorang petugas penerbangan sipil Malaysia, Zulazri Mohd Ahnuar, menyatakan kalimat terakhir yang terlontar dari kokpit MH370 adalah "Baiklah, selamat malam".
Setelah itu transponder MH370 mati pukul 01.21, menurut Direktur Departemen Penerbangan Malaysia, Azharuddin Abdul Rahman.
Matinya transponder menyebabkan MH370 terbang buta atau flying blind dari sudut pandang petugas kontrol lalu lintas di darat.
Baca juga: Pilot Veteran Australia Ungkap Teori Mengerikan di Balik Hilangnya Malaysia Airlines MH370
Menurut koresponden penerbangan CNN, Richard Quest, situasi tersebut menunjukkan radar hanya bisa membaca keberadaan pesawat tanpa mengetahui obyek yang terbang dan kemana perginya.
Hal tersebut terjadi karena matinya transponder yang membuat informasi tentang identitas pesawat tidak terkirim.
MH370 kemudian hilang dari radar militer Thailand pukul 01.22. Namun enam menit setelahnya, radar militer Thailand mendapati sebuah pesawat tidak dikenal yang arah terbangnya berlawanan dengan MH370.
Pukul 01.30, petugas kontrol lalu lintas udara Malaysia di Subang di luar Kuala Lumpur melaporkan mereka kehilangan kontak dengan MH370.
Lokasi hilangnya MH370 berada di Teluk Thailand antara Malaysia dan Vietnam.
ACARS, alat yang berfungsi mengumpulkan informasi tentang kinerja pesawat dan pilot juga tidak mengirimkan data pukul 01.37 atau setengah jam setelah pengiriman terakhir.
Baca juga: Hilang Sejak 2014, Peneliti Duga Pesawat Malaysia MH370 Berada di Barat Perth, Australia
Seorang perwira Angkatan Udara Malaysia mengatakan, radar militer melacak pesawat itu saat melewati pulau kecil yang disebut Pulau Perak di Selat Malaka.
Keterangan Angkatan Udara Malaysia tersebut menunjukkan, MH370 sudah berada di sisi lain Semenanjung Malaysia atau sudah berada ratusan mil dari jalur sebenarnya.
Perdana Menteri Malaysia pada saat itu, Najib Razak, menyatakan bahwa MH370 terbang ke arah barat Semenanjung Malaysia menurut radar militer.
Diyakini, MH370 mengarah ke barat laut ke Teluk Benggala atau ke barat daya ke Samudra Hindia.
Itulah terakhir kalinya radar sipil atau militer diketahui melacak MH370.
Pesawat tersebut seharusnya tiba di Beijing pukul 06.30 waktu setempat. Malaysia Airlines kemudian mengumumkan hilangnya di MH370 di Facebook pukul 07.24.
Baca juga: Viral, Foto Malaysia Airlines MH370 Ditemukan di Bawah Laut, Ini Faktanya
Diberitakan Kompas.com, Kamis (8/3/2018), MH370 diduga menghilang di Samudra Hindia dan seluruh penumpang beserta kru tidak ada yang selamat.
Belasan negara terlibat dalam pencarian MH370. Namun, tidak ada satu pun yang mengetahui di mana MH370 berada.
Pemerintah Australia yang turun dalam pencarian menunjukkan, MH370 terbang secara autopilot selama beberapa jam.
Setelah itu, MH370 diduga kehabisan bahan bakar dan jatuh di wilayah selatan Samudra Hindia.
Para pejabat tidak mempublikasikan spekulasi terkait siapa yang mengaktifkan mode autopilot atau mengapa mode ini diaktifkan setelah pesawat terbang keluar jalur.
Namun, tim pencari mengindikasikan adanya kemungkinan para kru dan penumpang menjadi tidak responsif karena mengalami hipoksia atau kehilangan oksigen beberapa saat sebelum pesawat jatuh.
(Sumber: Kompas.com/Ervan Handoko).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.