Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sorotan Media Asing soal Suara PSI yang Melonjak di "Real Count" KPU

Kompas.com - 06/03/2024, 12:30 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melonjak atau melambung dalam beberapa waktu lalu.

Peristiwa ini menjadi sorotan media asing Benar News dalam berita berjudul Mid-count surge in votes for Indonesian president’s son’s party raises fraud suspicions.

Disebutkan bahwa sejumlah pakar jajak pendapat menyuarakan kecurigaan bahwa perolehan suara PSI mungkin telah ditingkatkan sehingga bisa masuk parlemen.

Hal itu karena perolehan suara yang mendukung partai tersebut tiba-tiba meningkat menjadi sekitar 3,13 persen pada akhir pekan dari 2,6-2,8 persen yang sebelumnya berada di kisaran 2,6-2,8 persen pada Jumat dan hari-hari sebelumnya.

Baca juga: Perbedaan Suara PSI Berdasarkan Real Count KPU dan Quick Count, Suara Melebihi Litbang Kompas


Media asing soroti dugaan penggelembungan suara PSI

Benar News, media yang terafiliasi dengan Radio Free Asia (RFA), menyebutkan bahwa PSI merupakan sebuah partai kecil yang dipimpin oleh putra presiden Indonesia, Kaesang Pangarep.

Media tersebut mengatakan, PSI mengalami peningkatan perolehan suara yang luar biasa selama akhir pekan dalam penghitungan suara resmi.

Lonjakan suara PSI meningkatkan tuntutan masyarakat untuk dilakukan penyelidikan oleh parlemen atas dugaan kecurangan pemilu.

Selain itu, Benar News mengungkapkan bahwa para pakar jajak pendapat menduga, suara PSI ditingkatkan agar dapat masuk ke parlemen.

Para ahli juga mencatat bahwa jumlah PSI yang dikeluarkan KPU lebih tinggi dibandingkan penghitungan TPS dan perkiraan penghitungan cepat.

Walaupun hal tersebut masih dalam batas kesalahan penghitungan cepat, para ahli mengatakan bahwa perbedaan ini tergolong tidak biasa.

Benar News mengutip Arya Fernandes, peneliti di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS).

Arya mengatakan, PSI memperoleh 2,67 persen suara dalam penghitungan cepat yang dilakukan lembaganya.

Angka resmi menunjukkan perolehan suara PSI lebih tinggi yaitu 3,13 persen pada tahap penghitungan ini ketika sekitar 66 persen suara di seluruh TPS telah dihitung.

“Selisih 0,46 persen masih dalam margin of error. Lain halnya jika selisihnya lebih dari 1 persen,” kata Arya kepada BenarNews.

Analis lain mengatakan di Twitter dan media lokal bahwa “ledakan” perolehan suara PSI hanya dalam beberapa hari sudah menjadi peringatan bagi mereka.

Politisi PSI telah menyatakan keyakinannya bahwa partai tersebut akan melewati ambang batas yang mengharuskan mereka memperoleh 4 persen suara nasional untuk dapat masuk parlemen.

Meskipun penghitungan cepat yang dilakukan oleh lembaga survei menunjukkan bahwa partai tersebut diperkirakan tidak akan memperoleh lebih dari 3 persen.

PSI memperoleh 1,89 peesen suara nasional pada Pemilu 2019, yang merupakan debutnya di kancah politik Indonesia. Tentu saja, jumlah tersebut tidak cukup untuk melewati ambang batas parlemen sebesar 4 persen dan mengamankan kursi di parlemen nasional.

Baca juga: Kata KPU DIY soal Lonjakan Suara PSI, Data di TPS dan Sirekap Berbeda

Penggelembungan suara diduga bukan dari TPS

Selain itu, Benar News juga mengutip politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy, yang menduga ada upaya untuk menggelembungkan suara PSI di beberapa daerah.

“Inflasi suara PSI terungkap dalam banyak kasus, bukan di tingkat TPS, tapi diduga di tingkat kabupaten,” ujarnya kepada wartawan, Senin.

Romahurmuziy juga menuding surat suara yang didiskualifikasi itu salah dimasukkan ke rekening PSI.

Ia mengatakan bahwa setiap peralihan suara tidak sah ke PSI merugikan kinerja semua parpol dalam pemilu.

Salah satu kasus dugaan penggelembungan suara PSI di Jawa Barat yaitu suara PSI meningkat dari satu menjadi 21 di TPS di Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Politisi yang kerap disapa Rommy ini juga merujuk pada cuitan yang mengungkap perolehan suara PSI melonjak dari nol menjadi 69 di Desa Kroyo, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Baca juga: Merunut Awal Mula Suara PSI yang Tiba-tiba Naik Drastis...

Bantahan KPU

Benar News menuliskan bahwa Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asyari membantah tudingan penggelembungan suara PSI.

Ia menekankan untuk memeriksa setiap catatannya, lalu mencatat keberatan dan kejadian khusus.

Apabila hal itu sudah dilakukan, Hasyim menyarankan untuk menelusuri sumber aslinya, yaitu formulir C yang berasal dari TPS.

“Kami menggunakan formulir C sebagai acuan jika ada kejanggalan,” ujar Hasyim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com