Ketiga, tutur Guswanto, juga ada aktivitas gelombang atmosfer di sekitar Indonesia bagian selatan, tengah, dan timur.
Terakhir, ada pola belokan dan pertemuan angin memanjang yang terbentuk di Indonesia bagian tengah dan selatan.
"Seluruh fenomena atmosfer tersebut berkontribusi terhadap terjadinya fenomena cuaca ekstrem di berbagai wilayah di Indonesia," kata Guswanto.
BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk mewasapadai potensi terjadinya cuaca ekstrem selama periode pancaroba tersebut.
Masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan, diimbau untuk berhati-hati dan mewaspadai potensi banjir bandang dan tanah longsor.
BMKG juga mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kesehatan dalam menghadapi kondisi cuaca yang cepat berubah setiap harinya akibat pancaroba.
Pasalnya, cuaca panas dan hujan bisa terjadi silih berganti dengan cepat sehingga dapat memicu gangguan daya tahan tubuh.
Selain itu, masyarakat diharapkan dapat menyesuaikan aktivitas di luar ruangan termasuk dengan menggunakan perangkat pelindung diri dari terik matahari atau hujan seperti payung, topi, atau jas hujan.
Mereka juga mengimbau agar masyarakat terus memperbarui informasi dan peringatan dini cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG.
Baca juga: Warga Rekam 2 Matahari di Mentawai, Ini Kata BMKG tentang Matahari Kembar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.