Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Tahun 2024 Menjadi Tahun Kabisat?

Kompas.com - 26/02/2024, 06:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tahun 2024 termasuk dalam tahun kabisat. Hal itu bisa diketahui dari jumlah hari di bulan Februari yang berjumlah 29 hari. 

Pada tahun kabisat, jumlah hari juga bertambah, dari yang biasanya 365 hari menjadi 366 hari.

Sebelumnya, tahun kabisat juga terjadi pada tahun 2000, 2004, 2008, 2012, 2016, dan 2020. Lantas, mengapa 2024 menjadi tahun kabisat?

Baca juga: Sejak Kapan Tahun Kabisat Mulai Digunakan?

2024 jadi tahun kabisat

Dilansir dari USA Today, tahun 2024 adalah tahun kabisat yang artinya terdapat satu hari pada akhir Februari, yakni 29 Februari 2024.

Tahun kabisat terjadi setiap empat tahun sekali. Sebelumnya, tahun kabisat terjadi pada 2020 dan bakal kembali terjadi pada 2028. Namun, penghitungan tahun kabisat tidak sesederhana itu.

National Air and Space Museum menyebutan, penambahan satu hari dalam tahun kabisat membuat kalender menjadi lebih panjang 44 menit.

Akibatnya, terjadi penyimpangan 13 hari yang menciptakan perbedaan yangs emakin besar selama beberapa abad.

Untuk mengatasi hal tersebut, kalender Gregorian kemudian mereformasi konsep kabisat pada 1582 dengan menghilangkan tahun kabisat dalam tahun-tahun abad yang tidak habis dibagi 400.

Inilah sebabnya tahun 1600 dan 2000 merupakan tahun kabisat, sedangkan tahun 1700, 1800, dan 1900 bukan tahun kabisat.

Baca juga: Mengapa Ada Tahun Kabisat?

Sejarah penanggalan

Dikutip dari Live Science, pada abad ke-8 sebelum Masehi, kalender Romawi hanya memiliki 10 bulan, yakni dimulai pada Maret dan berakhir pada Desember.

Kalender tersebut mengabaikan musim dingin, dengan tidak ada bulan yang menandainya.

Namun kalender ini hanya memiliki 304 hari sehingga Januari dan Februari akhirnya ditambahkan ke akhir tahun keagamaan.

Seperti bulan Januari, Februari memiliki hari paling sedikit. Namun masyarakat Romawi segera mulai mengasosiasikan bulan-bulan ini dengan awal tahun sipil sehingga sekitar tahun 450 SM, Januari dipandang sebagai bulan pertama tahun baru.

Ketika Paus Gregorius XIII menambahkan hari kabisat ke dalam kalender Gregorian pada 1582, ia memilih bulan Februari karena merupakan bulan terpendek, sehingga menjadikannya satu hari lebih panjang pada tahun kabisat.

Baca juga: Sejarah Tahun Kabisat

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com