Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru: Pemberi Kerja Anggap Gen Z Menyebalkan karena Suka "Ghosting" dan Susah Fokus

Kompas.com - 21/02/2024, 13:00 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Survei dari situs web ketenagakerjaan asal Inggris, Indeed, menemukan bahwa 93 persen Gen Z, generasi yang lahir mulai tahun 1997, menghilang saat akan wawancara kerja tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Survei ini melibatkan 1.500 perusahaan dan 1.500 pekerja yang berada di Inggris, dikutip dari Fortune, Senin (19/2/2024)

Selain itu, survei ini juga menemukan bahwa budaya menghilang begitu saja (ghosting) dalam lingkup dunia kerja sudah menjadi hal biasa sekarang ini.

Yang lebih buruk lagi, 87 persen Gen Z yang sudah lolos tahap seleksi dan menandatangani kontrak, akhirnya juga menghilang tanpa pemberitahuan.

Gen Z yang melakukan ghosting saat akan wawancara maupun setelah lolos seleksi ini diduga karena mereka merasa bertanggung jawab atas karier mereka sendiri.

Di sisi lain, lebih dari separuh bisnis yang disurvei mengatakan bahwa ghosting telah mempersulit perekrutan pekerja.

Baca juga: 8 Gangguan Kesehatan Mental yang Ditanggung BPJS Kesehatan, Gen Z Wajib Tahu!


Baca juga: 5 Karakteristik Gen Z, Adaptif terhadap Teknologi dan Sadar akan Pentingnya Kesehatan

Generasi lain juga melakukan ghosting

Walaupun Gen Z adalah pelaku terbesarnya, namun generasi lain yaitu Baby Boomer, Gen X, dan Milenial juga tidak luput dari permasalahan ini.

Survei yang sama juga menemukan bahwa setiap orang terkadang merasa bersalah karena melakukan ghosting, dilansir dari Fortune.

Tak hanya itu, hampir setengah dari mereka yang disurvei mengatakan mereka berencana untuk melakukan ghosting lagi.

Sepertiga dari yang disurvei mengatakan bahwa ghosting masih dapat diterima sebelum melakukan wawancara kerja.

Namun, tidak seperti Gen Z yang merasa berani karena mengabaikan atasan, pekerja yang lebih tua mengatakan bahwa mereka langsung menyesalinya.

Generasi Milenial misalnya, sebagian besar dari mereka merasa cemas setelah melakukan ghosting.

Mereka juga khawatir setelah melakukan ghosting akan berdampak negatif pada peluang di masa depan.

Para peneliti menemukan bahwa kemungkinan seorang kandidat untuk melakukan ghosting akan menurun seiring bertambahnya usia.

Baca juga: Ramai di Kalangan Gen Z, Apa Arti dari Skena?

Gen Z sulit diajak kerjasama saat bekerja

Dikutip dari New York Post, Selasa (25/4/2023), berdasarkan survei terbaru terhadap 1.300 manajer, tiga dari empat manajer setuju bahwa Gen Z lebih sulit diajak bekerja sama dibandingkan generasi lainnya.

Oleh karena itu, sebanyak 65 persen pengusaha mengatakan mereka lebih sering memecat mereka.

Selain itu, satu dari delapan responden telah melepaskan Gen Z kurang dari satu minggu setelah tanggal mulai bekerja.

Hasil ini juga berlaku bagi para manajer di seluruh AS dan di berbagai industri, yang melaporkan bahwa karyawan muda sulit untuk dihadapi, terutama dalam hal komunikasi.

Sebanyak 36 persen responden survei melaporkan keterampilan komunikasi yang buruk di kalangan karyawan Gen Z mereka.

Keluhan utama lainnya adalah keteralihan perhatian. Dari survei tersebut, 36 persen manajer setuju bahwa Gen Z sulit berkonsentrasi.

Studi tersebut juga menunjukkan bahwa 37 persen manajer juga menyalahkan karyawan Gen Z karena dianggap kurang giat dan berusaha dalam bekerja.

Baca juga: Putri Ariani dan Mario Dandy, Dua Wajah Berbeda Gen Z

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com