Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Aturan Aneh di Longyearbyen, Kota Terpencil Bersuhu Ekstrem di Norwegia

Kompas.com - 19/02/2024, 17:00 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kota Longyearbyen di Kepulauan Svalbard, Norwegia adalah salah satu kota terpencil di dunia dengan suhu dingin ekstrem.

Meski terletak ratusan mil dari Norwegia, namun pulau ini telah berada di bawah kekuasaan Norwegia sejak tahun 1920.

Akan tetapi, meskipun merupakan bagian dari Norwegia, salah satu syarat Perjanjian Svalbard (yang mulai berlaku pada tahun 1925) menyebutkan bahwa pulau ini merupakan zona bebas visa, yang berarti siapa pun dari belahan dunia mana pun bisa tinggal di sini.

Namun, tinggal di sana dalam jangka waktu yang lama tidak lantas memberikan seseorang hak khusus untuk menjadi warga negara Norwegia.

Selain keunikan soal peraturan tinggal, Longyearbyen juga memiliki sejumlah peraturan aneh yang harus ditaati penduduknya.

Baca juga: Melihat Kota Chongqing di China, Kota dengan Arsitektur Futuristik


Baca juga: Bawaslu Jateng Minta 13 Kabupaten/Kota Lakukan Pemungutan Suara Ulang, Ini Alasannya

Penduduk meninggal di sini termasuk ilegal

Dikutip dari IFL Science, kota ini pernah membuat kontroversi karena mempunyai aturan bahwa penduduk tidak boleh meninggal di Longyearbyen.

Isu ini pertama kali muncul pada tahun 1950 ketika ada jenazah di pemakaman kota yang tidak membusuk karena lapisan es.

Jenazah yang tidak dapat membusuk menyebabkan penyakit yang diderita orang tersebut juga tidak bisa lenyap. 

Virus yang ada di tubuh mayat dikhawatirkan bisa menginfeksi penduduk lain saat lapisan esnya mencair.

Kekhawatiran ini bukannya tidak berdasar. Karena kejadian serupa juga terjadi di Siberia bagian utara pada Agustus 2016 ketika wabah antraks menyebabkan satu anak laki-laki meninggal dunia dan 90 orang lain dirawat di rumah sakit.

Selain itu, sebanyak 2.300 rusa kutub mati karena wabah mematikan tersebut.

Karena itulah, lahir kabar bahwa pemerintah memberlakukan aturan bahwa penduduk tidak boleh meninggal di Longyerbyen.

Penasihat komunikasi gubernur Svalbard angkat bicara terkait dengan isu peraturan aneh tersebut.

Ia mengatakan bahwa penduduk Longyearbyen bukan tidak boleh meninggal di kota tersebut, tetapi orang yang meninggal di Longyearbyen tidak dapat dimakamkan di sana.

Dilansir dari Kompas.com (13/2/2018), penduduk yang sakit parah harus dibawa sejauh ratusan kilometer ke arah selatan saat hari-hari terakhir dalam hidup mereka agar bisa dimakamkan di wilayah yang tidak memiliki cuaca ekstrem.

Menurut Jan Christian Meyer dari Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Norwegia, tanah yang membeku tidak akan membusukkan jenazah yang dikubur dan malah mendorongnya ke permukaan.

"Jadi jika Anda meninggal di sana, Anda pasti tidak akan dimakamkan di sana," katanya.  

Baca juga: Bisakah Mencoblos di Kota Lain Tanpa Form A Pindah Memilih? Begini Jawaban KPU

Sebuah papan penunjuk arah dan peringatan bahaya beruang kutub yang terpasang di bandara Longyearbyen, Kepulauan Svalbard, Norwegia.AFP / DOMINIQUE FAGET Sebuah papan penunjuk arah dan peringatan bahaya beruang kutub yang terpasang di bandara Longyearbyen, Kepulauan Svalbard, Norwegia.

Kucing dilarang masuk ke Longyearbyen

Pencinta kucing mungkin akan mencoret Longyearbyen sebagai destinasi wisata karena kota ini punya peraturan yang melarang kucing masuk ke kota ini.

Aturan ini sama saja mengatakan bahwa semua penduduk dilarang memelihara kucing di rumahnya.

Peraturan ini dibuat sebagai salah satu upaya untuk melindungi kehidupan burung di Kepulauan Svalbard.

Dikutip dari The Norway Guide, larangan ini mulai berlaku di Kepulauan Svalbard sejak tahun 1992.

Pada mulanya, pemerintah setempat memilih untuk tidak mengusir kucing-kucing yang sudah tinggal di pulau tersebut setelah larangan tersebut berlaku.

Di daerah tersebut juga ada kucing legendaris bernama Kesha yang hidup hingga tahun 2019.

Namun setelah peraturan tersebut diterapkan lebih dari 30 tahun, semua kucing yang berada di Kepulauan Svalbard sudah menghilang.

Baca juga: 10 Kota Paling Ramah di Dunia 2024 Versi Traveller Review Awards

Penduduk harus membawa senjata

Saat ada penduduk atau wisatawan yang sakit, semuanya akan dikirim ke daratan Norwegia karena fasilitas medis di Longyerbyen sangat terbatas.

Dikutip dari Metro UK, tidak ada bangsal bersalin di rumah sakit utama Longyearbyen, yang berarti bahwa mereka yang sedang mengandung harus pergi ke Norwegia setidaknya sebulan sebelum tanggal perkiraan melahirkan.

Aturan unik lainnya yang ada di kota ini adalah, bahwa siapa pun yang bepergian ke luar permukiman utama harus membawa senjata untuk melindungi diri dari kemungkinan serangan beruang kutub.

Meskipun kasusnya jarang terjadi, setidaknya lima serangan beruang kutub telah dilaporkan terjadi di Svalbard sejak tahun 1970.

Baca juga: 10 Kota Terpadat di Dunia 2024, Tokyo Masih Jadi yang Teratas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Tren
Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Tren
Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com