Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan PSI Belum Capai Minimal Suara "Quick Count" untuk Lolos ke Parlemen meski Didukung Jokowi

Kompas.com - 15/02/2024, 19:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) belakangan menarik perhatian setelah partai politik (parpol) ini tampak mendapatkan dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

PSI saat ini dipimpin oleh Ketua Umum Kaesang Pangarep yang merupakan anak bungsu Jokowi.

Presiden Indonesia itu juga beberapa kali terlihat berada di acara-acara yang diadakan PSI.

Kaesang optimis partainya bisa duduk di kursi parlemen. Keyakinan ini timbul berdasarkan hasil survei internal yang dilakukan PSI.

“Saya yakin PSI bisa masuk ke Senayan (DPR RI), insyaAllah,” ujarnya, diberitakan Kompas.com (14/2/2024).

Menurutnya, survei internal PSI menunjukkan parpol itu dapat memperoleh suara hingga 6 persen. Sementara syarat partai bisa masuk parlemen adalah mendapat suara minimal 4 persen di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.

Namun, hasil penghitungan suara cepat atau quick count dari berbagai lembaga survei menunjukkan hasil sebaliknya. PSI belum memenuhi ambang batas suara tersebut.

Hasil quick count Pileg 2024 dari enam lembaga survei per Kamis (15/2/2024) sore menunjukkan, PSI meraih suara 2,83 persen (Litbang Kompas), 2,95 persen (Charta Politika), 2,83 persen (Indikator), 2,90 persen (LSI), 2,78 persen (Poltracking), dan 2,62 persen (Populi Center).

Baca juga: Pengangkatan Kaesang Jadi Ketum PSI, Jokowi Efek, dan Kelayakannya


Dukungan Jokowi belum menarik suara

Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Kuskridho Ambardi mengatakan, tokoh politik terutama ketua umum parpol menjadi salah satu faktor penentu elektabilitas di pemilu.

"Saya kira Kaesang sebagai ketua baru yang dadakan kurang dikenal publik sehingga namanya tak mendongkrak suara PSI sebagaimana ditargetkan untuk mendapat 9 persen suara," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (15/2/2024).

Pria yang akrab disapa Dodi ini menyebut, Jokowi lebih mementingkan menunjukkan dukungan untuk pemilihan presiden (pilpres) dibandingkan pileg. Akibatnya, sosok Jokowi tidak terlalu berpengaruh signifikan untuk jumlah suara PSI.

Dukungan ke PSI dan Kaesang, lanjutnya, tidak dilakukan sesering dukungan ke pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

"Sepertinya Jokowi lebih mementingkan pilpres dibanding pileg karena itu kampanye untuk PSI dan Kaesang tak dilakukan serutin pilpres," terangnya.

Dodi menyatakan, parpol seharusnya mengerahkan pengurus dan calon anggota legislatif (caleg) untuk mengunjungi masyarakat pemilik hak suara Pileg 2024. Cara ini akan membuat mereka dan partai lebih dikenal para pemilih.

Kunjungan ini, lanjutnya, dapat membentuk ingatan para pemilih ketika hari pemungutan suara datang dan pemilih membuka surat suara di tempat pemungutan suara (TPS).

Halaman:

Terkini Lainnya

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com