Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan PSI Belum Capai Minimal Suara "Quick Count" untuk Lolos ke Parlemen meski Didukung Jokowi

PSI saat ini dipimpin oleh Ketua Umum Kaesang Pangarep yang merupakan anak bungsu Jokowi.

Presiden Indonesia itu juga beberapa kali terlihat berada di acara-acara yang diadakan PSI.

Kaesang optimis partainya bisa duduk di kursi parlemen. Keyakinan ini timbul berdasarkan hasil survei internal yang dilakukan PSI.

“Saya yakin PSI bisa masuk ke Senayan (DPR RI), insyaAllah,” ujarnya, diberitakan Kompas.com (14/2/2024).

Menurutnya, survei internal PSI menunjukkan parpol itu dapat memperoleh suara hingga 6 persen. Sementara syarat partai bisa masuk parlemen adalah mendapat suara minimal 4 persen di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.

Namun, hasil penghitungan suara cepat atau quick count dari berbagai lembaga survei menunjukkan hasil sebaliknya. PSI belum memenuhi ambang batas suara tersebut.

Hasil quick count Pileg 2024 dari enam lembaga survei per Kamis (15/2/2024) sore menunjukkan, PSI meraih suara 2,83 persen (Litbang Kompas), 2,95 persen (Charta Politika), 2,83 persen (Indikator), 2,90 persen (LSI), 2,78 persen (Poltracking), dan 2,62 persen (Populi Center).

Dukungan Jokowi belum menarik suara

Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Kuskridho Ambardi mengatakan, tokoh politik terutama ketua umum parpol menjadi salah satu faktor penentu elektabilitas di pemilu.

"Saya kira Kaesang sebagai ketua baru yang dadakan kurang dikenal publik sehingga namanya tak mendongkrak suara PSI sebagaimana ditargetkan untuk mendapat 9 persen suara," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (15/2/2024).

Pria yang akrab disapa Dodi ini menyebut, Jokowi lebih mementingkan menunjukkan dukungan untuk pemilihan presiden (pilpres) dibandingkan pileg. Akibatnya, sosok Jokowi tidak terlalu berpengaruh signifikan untuk jumlah suara PSI.

Dukungan ke PSI dan Kaesang, lanjutnya, tidak dilakukan sesering dukungan ke pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

"Sepertinya Jokowi lebih mementingkan pilpres dibanding pileg karena itu kampanye untuk PSI dan Kaesang tak dilakukan serutin pilpres," terangnya.

Dodi menyatakan, parpol seharusnya mengerahkan pengurus dan calon anggota legislatif (caleg) untuk mengunjungi masyarakat pemilik hak suara Pileg 2024. Cara ini akan membuat mereka dan partai lebih dikenal para pemilih.

Kunjungan ini, lanjutnya, dapat membentuk ingatan para pemilih ketika hari pemungutan suara datang dan pemilih membuka surat suara di tempat pemungutan suara (TPS).

"Pada saat itulah ingatan pemilih atas kunjungan partai dan calegnya menjadi berguna untuk mendapatkan dukungan suara yang lebih banyak dibanding partai lainnya yang kurang berkunjung," tambah dia.

Terkait hasil saat ini, Dodi memperkirakan perolehan suara yang didapatkan para parpol saat quick count tidak akan jauh berbeda dari hasil real count atau hitungan pasti hasil Pileg 2024.

Menurutnya, pendukung Jokowi mungkin mengalihkan dukungan ke paslon yang didukungnya. Namun, orang-orang tersebut memiliki parpol. 

"Mereka yang pendukung Jokowi mengalihkan dukungan pilpres ke paslon nomor 2. Namun, parpol memiliki basis pendukungnya," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (15/2/2024).

Dukungan dari Jokowi belum pasti menunjukkan pendukungnya akan ikut mendukung PSI. Presiden Indonesia itu juga belum tentu mendukung PSI karena dia berawal dari kader PDI-P.

Selain itu, lanjut dia, Kaesang baru menjadi ketua umum PSI di akhir tahun 2023. Belum ada waktu yang cukup untuk menghimpun suara bagi partai tersebut.

Di sisi lain, Cecep menilai, PSI baru bisa membangun pendukungnya di kota-kota besar Indonesia, seperti Jakarta. Namun, tidak di wilayah lain.

"Ini amat sukar ya langsung memperoleh 4 persen suara. Ini berarti (perlu) hampir 10 juta pendukung bagi partai baru dan belum besar," lanjut dia.

Sementara itu, dia juga menilai PSI belum mampu meraih dukungan dari anak muda saat Pileg 2024 meski menargetkan mendapat banyak suara dari kalangan anak muda. Menurutnya, PSI belum punya massa pendukung yang jelas.

Untuk bisa mendapat jumlah suara yang cukup, Cecep mengungkapkan parpol perlu membangun basis pendukungnya dan mengenalkan identitas mereka ke publik bahkan sejak lima tahun lalu.

"Orang tidak memilih PSI karena nggak begitu dikenal. Meskipun didukung Jokowi, belum tentu sebangun tingkat politiknya," tegas dia.

Cecep memprediksi ada potensi jumlah suara PSI bertambah pada pileg lima tahun ke depan. Namun syaratnya, kader parpol ini perlu segera bekerja dan hadir di tengah masyarakat sejak sekarang.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/02/15/190000865/alasan-psi-belum-capai-minimal-suara-quick-count-untuk-lolos-ke-parlemen

Terkini Lainnya

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke