Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Interior Pesawat Berbahan Serat Sisal, Temuan Mahasiswa UI yang Dilirik Boeing

Kompas.com - 10/02/2024, 23:44 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Penulis

"Sisal ini tanaman yang ramah lingkungan, yang memerlukan sedikit air dan bahan kimia dalam produksinya, serta memiliki siklus hidup yang lebih baik daripada beberapa bahan lainnya," sambungnya.

Baca juga: Simak, Berikut Rincian Daya Tampung SNBT 2024 di UI

Proses pengolahan serat sisal

Lebih lanjut, Revaldy memaparkan bahwa proses pembuatan produk ini dilakukan dalam dua tahap, yakni pengolahan serat dan pembuatan komposit.

Menurutnya, pengolahan bertujuan untuk mengekstrak serat sisal dari daun.

Sisal yang telah dikumpulkan, terlebih dahulu dilakukan pembuangan bagian luar daunnya (epidermis) untuk mengambil seratnya.

"Serat yang sudah terbuka, disisir untuk memisahkan satu sama lain dan membantu membersihkan kotoran," paparnya.

Bagian serat yang sudah terpisah kemudian dicuci dan dikeringkan untuk mengurangi kandungan air di dalamnya.

Memasuki tahap pembuatan komposit, serat yang sudah kering terlebih dahulu ditenun hingga membentuk lembaran.

Pada tahap ini, rasio jumlah serat terhadap resin yang digunakan harus sesuai dengan perhitungan yang telah ditetapkan.

"Tahapan ini penting untuk dilakukan karena memengaruhi sifat dari produk akhir yang akan dihasilkan. Orientasi serat, di mana arah serat akan diatur agar mendapatkan kekuatan sesuai yang diinginkan, juga perlu diperhatikan," kata dia.

Selanjutnya, serat sisal diatur dalam cetakan, lalu diberikan resin sesuai rasio yang ditetapkan.

Terakhir, serat sisal itu kemudian dikeringkan selama tujuh hari hingga beberapa minggu. Ini bertujuan agar resin memadat dan dapat menyatu sempurna dengan serat.

"Pengeringan serat sendiri dapat memakan waktu mulai dari tujuh hari hingga beberapa minggu, tergantung metode pengeringan yang digunakan. Untuk pembuatan komposit dapat berlangsung 1-3 hari," jelasnya.

Baca juga: Guru Besar FK UI Minta Orangtua Waspada Gejala Penyakit Kawasaki pada Anak

Mendapat perhatian Boeing

Berkat temuan ini, Boeing Indonesia pun mengundang Revaldy bersama tim untuk diskusi lebih lanjut pada 19 Desember 2023.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh Boeing Country Managing Director for Indonesia Zaid Alami dan Boeing Country President for Southeast Asia and Taiwan Nell Breckenridge.

"Kami memiliki kesempatan untuk berkomunikasi dengan beberapa perwakilan dari Boeing, mereka juga mengekspresikan minat dalam pengembangan lebih lanjut terhadap ide atau penemuan kami," ujarnya.

Revaldy pun tak bisa menutupi rasa bangganya usai melihat minat dan antusiasme dari pihak Boeing.

Untuk itu, ia bersama timnya kini sedang mencari peluang untuk melakukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut guna meningkatkan sifat mekanis, serta ketahanan material serat sisal.

Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik UI Heri Hermansyah menuturkan, pemanfaatan bahan alam menjadi hal yang sangat relevan untuk mendukung industri penerbangan.

"Di era saat ini yang menekankan pentingnya aspek keberlanjutan, semoga ide ini dapat menjadi alternatif dalam pembuatan pesawat terbang," kata Heri dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (9/2/2024).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com