Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Interior Pesawat Berbahan Serat Sisal, Temuan Mahasiswa UI yang Dilirik Boeing

Kompas.com - 10/02/2024, 23:44 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Penulis

KOMPAS.com - Sisal atau Agave sisalana memang dikenal sebagai tanaman penghasil serat alami di Indonesia.

Awalnya, serat sisal banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku tali dan karung kemasan produk pertanian.

Namun, seiring berjalannya waktu, berbagai industri kini juga memanfaatkan tumbuhan yang banyak tumbuh di Indonesia itu.

Apalagi, karakteristik tumbuhan ini tergolong kuat, karena bisa bertahan hidup di lingkungan panas dan tandus.

Kini, di tangan lima mahasiswa Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia (UI), serat sisal bahkan bisa diubah menjadi bahan alternatif interior pesawat.

Mereka adalah Josiah Enrico Syefatiawan, Dhifan Kemal Akbar, Revaldy Putra Agatha, Yasmine Karenita Siregar dan Soultan Aliefiansyah yang memulai proyek itu pada Feburari 2023.

Temuan ini pun membuka harapan baru bagi produsen pesawat untuk memanfaatkan material yang lebih ramah lingkungan, sehingga mampu mengurangi emisi karbon.

Baca juga: UI, UGM, dan UII Ramai-ramai Soroti Jokowi dan Demokrasi di Indonesia

Alasan penggunaan serat sisal

Salah satu anggota tim yang bernama Revaldy Putra Agatha mengatakan, serat sisal dikenal karena daya tahan dan kekuatannya, dibandingkan dengan serat alami lainnya dan serat sintetis pada umumnya.

Karenanya, tanaman ini memiliki potensi karakter yang relatif sama dengan bahan material pesawat saat ini, yakni glass fiber.

"Serat sisal juga sangat ringan dan tahan terhadap korosi, yang merupakan kualitas penting dalam industri kedirgantaraan di mana bobot dan kekuatan material sangat dipertimbangkan," kata Revaldy saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (10/2/2024).

Ia menuturkan, serat sisal juga tergolong sangat ringan dan tahan terhadap korosi. Dua keunggulan ini sangat dibutuhkan dalam industri penerbangan.

Dengan sifat yang elastis dan fleksibel, penggunaan serat sisal juga dimungkinkan untuk struktur dan interior pesawat.

"Fleksibilitas ini memungkinkan untuk penyesuaian yang lebih baik terhadap perubahan lingkungan dan beban dinamis," ujarnya.

Hal yang tak kalah pentingnya adalah ketersediaan tanaman sisal di Indonesia. Sebab, sisal dapat tumbuh subur di daerah tropis, sehingga memiliki ketersediaan yang memadai untuk digunakan sebagai bahan baku.

"Penggunaan sisal fiber (serat) sebagai alternatif untuk material sintetis atau logam konvensional juga sejalan dengan komitmen kami terhadap keberlanjutan lingkungan," jelas dia.

Halaman:

Terkini Lainnya

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com