"Dengan minta maaf, itu memunculkan empati dari masyarakat (kepada Prabowo), dan dapat mengambil suara dari dua kelompok terakhir," ujar dia, saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin.
Cecep menilai, debat Pilpres 2024 membuat para capres-cawapres dapat menunjukkan kemampuan serta cara berkomunikasi yang baik. Ini berpeluang menarik suara dari kelompok masyarakat yang belum yakin dengan pilihannya.
Ia menjelaskan, permintaan maaf Prabowo juga dapat dianggap sebagai upaya membangun komunikasi dengan paslon nomor urut 1 atau 3.
Baca juga: Melihat Kembali Closing Statement Ketiga Capres dalam Debat Terakhir Pilpres 2024...
Sebab, komunikasi yang baik diperlukan untuk membangun kerja sama politik untuk mendulang suara, jika Pilpres 2024 berlangsung dua putaran.
"Kalau (permintaan maaf) diucapkan sungguh-sungguh, dapat membangun komunikasi yang baik ke dua paslon (pasangan calon) lain," tambah dia.
Cecep menilai, perubahan tindakan Prabowo dengan minta maaf di debat kelima Pilpres 2024 dilakukan sebagai respons atas penampilannya dalam debat ketiga pada 7 Januari.
Berkaca dari debat sebelumnya, serangan antarcapres atau antarcawapres justru menimbulkan sentimen negatif dari publik.
Kondisi ini membuat para capres bersikap lebih tenang dalam sebat terakhir Pilpres 2024.
"Harapannya, berbeda dari debat ketiga yang tampak emosional bahkan terbawa ke kampanye Prabowo di daerah," lanjutnya.
Kendati demikian, dia menyebutkan bahwa paslon lain tidak harus melakukan hal serupa untuk menarik suara publik.
Sebab, paslon lain yang ikut meminta maaf justru bisa dianggap tidak bersikap tulus dan hanya mengikuti strategi Prabowo atau merespons tindakannya.
Baca juga: Kata Media Asing soal Debat Kelima Pilpres, Sosok Prabowo Jadi Sorotan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.