Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Permintaan Maaf Prabowo pada Debat Kelima Pilpres 2024...

Kompas.com - 06/02/2024, 10:45 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengakhiri sesi terakhir debat kelima Pilpres 2024 dengan meminta maaf kepada dua lawan politiknya dan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Saya atas nama Prabowo-Gibran dan atas nama Koalisi Indonesia Maju minta maaf kepada paslon 1 Pak Anies-Pak Muhaimin dan paslon 3 Pak Ganjar dan Pak Mahfud seandainya dalam kampanye ini ada kata-kata kami atau perbuatan kami yang kurang berkenan," ujar Prabowo, Minggu (4/2/2024) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat.

"Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami juga mohon maaf kepada KPU seandainya kami juga bertindak yang kurang," lanjutnya.

Selain itu, Prabowo juga menyampaikan terima kasih kepada semua presiden Indonesia yang disebutnya sebagai putra-putri terbaik bangsa Indonesia.

Lantas, apa makna di balik permintaan maaf Prabowo pada akhir debat kelima Pilpres 2024?

Baca juga: Debat Pilpres 2024 Berakhir, Ini Respons Anies, Prabowo, dan Ganjar


Makna permintaan maaf Prabowo

Pengamat komunikasi politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Kunto Adi Wibowo mengatakan, permintaan maaf Prabowo pada akhir debat mengindikasikan keyakinannya untuk memenangi Pilpres 2024.

"Ini bisa diartikan sebagai deklarasi kemenangan bahwa 'sorry guys, gue menang'," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/2/2024).

Tak hanya itu, permintaan maaf tersebut juga dapat diartikan sebagai upaya menarik simpati masyarakat agar memilihnya.

Pasalnya, hal itu bisa menampilkan citra bahwa Prabowo sebagai sosok yang gentle, sangat sopan, dan santun karena bersedia meminta maaf lebih dulu ke lawan politiknya.

"Itu jadi closing statement yang oke sih," nilai Kunto.

Ia menuturkan, permintaan maaf Prabowo juga dapat membentuk citra sebagai seorang negarawan.

Prabowo, lanjut dia, berusaha memanfaatkan permintaan maaf tersebut untuk menawarkan dirinya sebagai negarawan yang lebih berterima kasih dan suka meminta maaf.

"Ini jelas hubungannya dekat dengan pemilu. Di sini, Prabowo ingin menarik simpati, kemudian bilang 'gue menang', dan paling tidak menarik penonton debat bergeser pilihannya karena sekarang ada opsi Prabowo yang negarawan," tambah Kunto.

Baca juga: Jadi Salah Satu Program Prabowo-Gibran, Mengapa Bidang STEM di Indonesia Perlu Dikembangkan?

Efek permintaan maaf Prabowo ke publik

Capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka tiba di lokasi debat kelima Pilpres 2024 di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024). Debat kali ini bertemakan kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra.ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra. Capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka tiba di lokasi debat kelima Pilpres 2024 di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024). Debat kali ini bertemakan kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra.
Terpisah, pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat menyatakan, ada efek yang ditimbulkan dari permintaan maaf Prabowo terhadap publik dalam debat.

Menurutnya, pemilik hak suara pada Pilpres 2024 terbagi menjadi tiga kelompok, yakni sudah menentukan pilihan, belum menentukan pilihan, dan pemilih yang bisa berubah pilihannya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Tren
Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com