Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cak Imin Kutip Tobat Ekologis Milik Paus Fransiskus, Apa Itu?

Kompas.com - 23/01/2024, 12:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Cara tobat ekologis dan manfaatnya

Dalam Laudato Si', Paus Fransiskus menjelaskan empat langkah melakukan tobat ekologis dan manfaat yang akan didapatkannya. Berikut cara menerapkan tobat ekologis:

1. Menyadari manusia telah merusak ciptaan Tuhan: caranya dengan membaca laporan ilmiah, memeriksa jejak karbon, audit energi, meninjau kebiasaan konsumsi, atau menyadari limbah yang dihasilkan.

2. Bertobat dan kembali kepada Sang Pencipta: caranya dengan berdoa, membaca, dan merenungkan Kitab Suci.

3. Berkomitmen untuk berubah dan menjadi pengelola ciptaan yang baik: caranya dengan mengubah gaya hidup, melakukan kebaikan, dan menghormati ciptaan Tuhan.

4. Pertobatan komunitas: caranya dengan mengajarkan tobat ekologis ke komunitas sekitar.

Orang yang menjalani tobat ekologis diyakini akan mendapatkan sejumlah manfaat, yakni:

  • Rasa syukur bahwa dunia adalah anugerah kasih Tuhan
  • Kemurahan hati dalam pengorbanan diri dan perbuatan baik
  • Kesadaran penuh kasih dengan ciptaan lainnya
  • Kreativitas dan semangat yang lebih besar dalam menyelesaikan permasalahan dunia
  • Perasaan tanggung jawab berdasarkan iman.

Baca juga: Arti Greenflation dan Ekonomi Hijau yang Jadi Perdebatan Mahfud MD dan Gibran

Siapa itu Paus Fransiskus?

Paus Fransiskus yang menuliskan ensiklik Laudato Si' berisi tobat ekologis merupakan Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Roma yang tengah menjabat sejak 2013.

Paus Fransiskus lahir dengan nama asli Jorge Mario Bergoglio di Buenos Aires, Argentina pada 17 Desember 1936.

Dilansir dari Vox (13/7/2018), Paus bertugas sebagai pemimpin umat Katolik di dunia, bertanggung jawab untuk menyatukan dan mengajarkan ajaran Katolik.

Paus juga merupakan kepala Kota Vatikan. Paus Fransiskus selama ini dikenal sebagai sosok yang mendorong perubahan iklim, perlakuan baik kepada pengungsi, dan perhatian terhadap kelompok minoritas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com