Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meningkat Drastis, Kemenkes Sebut Ada 809.000 Kasus Aktif TBC di Indonesia

Kompas.com - 17/01/2024, 15:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tuberkulosis atau lebih dikenal sebagai TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Secara global, infeksi bakteri ini menjadi salah satu penyebab kematian paling umum dalam kategori penyakit menular.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dihimpun Our World In Data, perkiraan kasus TBC di Tanah Air mencapai 385 per 100.000 orang pada 2022.

Angka ini naik dari tahun sebelumnya, 2021 yang berada di kisaran 339 kasus per 100.000 orang.

Perkiraan kasus tuberkulosis di Indonesia juga jauh melampaui rata-rata Afrika dan Asia, masing-masing sebanyak 182,4 dan 158,5 kasus per 100.000 orang.

Lantas, benarkah kasus TBC di Indonesia meningkat drastis?

Baca juga: Mulai 2024, Jepang Berencana Wajibkan Wisatawan Indonesia Tes TBC


Penjelasan Kemenkes

Sebelum menjelaskan penyebab kenaikan kasus, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, data yang ditampilkan pada situs Our World In Data merupakan estimasi kasus TBC dari WHO.

"Penemuan kasus TBC dibandingkan estimasi hanya mencapai 40-45 persen, jadi masih banyak kasus yang belum ditemukan atau juga belum dilaporkan," jelasnya, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (16/1/2024).

Artinya, data yang menunjukkan ada 385 kasus TBC per 100.000 orang di Indonesia pada 2022 tidaklah sama persis dengan data yang dihimpun oleh Kemenkes.

Nadia mengatakan, sama seperti Covid-19, Kemenkes sepanjang 2023 telah memperbaiki data, serta mengubahnya secara real-time, langsung dari laboratorium dan fasilitas kesehatan.

Dengan demikian, data kasus TBC di Tanah Air menjadi lebih baik dan penemuan kasus pun jauh lebih banyak dari sebelumnya.

"Gap (celah) kasus yang tidak ditemukan berkurang menjadi 50 persen," ungkap Nadia.

Baca juga: Tabel Berat Badan Ideal Pria dan Wanita Versi Kemenkes, Cek untuk Tahu Bobot yang Pas!

Penyebab kasus meningkat

Semula, kasus yang tidak ditemukan mencapai 60 persen dari perkiraan WHO. Namun, saat ini turun menjadi hanya 32 persen kasus yang belum dilaporkan.

"Oleh karena itu, laporan atau notifikasi kasus juga menjadi lebih baik karena menemukan lebih banyak sesuai angka perkiraan yang diberikan WHO," tutur Nadia.

Lebih lanjut, penyebab penyakit TBC adalah infeksi kuman tuberculosis. Infeksi ini juga dapat ditularkan dari orang yang telah terinfeksi TBC.

Halaman:

Terkini Lainnya

Cara Cek Saldo Jaminan Hari Tua (JHT) BPJS Ketenagakerjaan lewat Aplikasi Jamsostek Mobile

Cara Cek Saldo Jaminan Hari Tua (JHT) BPJS Ketenagakerjaan lewat Aplikasi Jamsostek Mobile

Tren
Perbandingan Harga BBM Pertamina, Shell, dan BP AKR per 1 Juni 2024

Perbandingan Harga BBM Pertamina, Shell, dan BP AKR per 1 Juni 2024

Tren
4 Jenis Ikan Tinggi Histamin, Waspadai Potensi Keracunan Makanan

4 Jenis Ikan Tinggi Histamin, Waspadai Potensi Keracunan Makanan

Tren
Resmi, Berikut Rincian Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024

Resmi, Berikut Rincian Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 1-2 Juni 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 1-2 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Apa Manfaat Kesehatan Setop Minum Kopi? | Budisatrio Bantah Maju Pilkada Jakarta 2024

[POPULER TREN] Apa Manfaat Kesehatan Setop Minum Kopi? | Budisatrio Bantah Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Link Download Twibbon Resmi Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2024

Link Download Twibbon Resmi Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2024

Tren
Bayang-bayang Konflik di Laut China Selatan dan Urgensi Penguatan Diplomasi Regional

Bayang-bayang Konflik di Laut China Selatan dan Urgensi Penguatan Diplomasi Regional

Tren
8 Tanda Anak Psikopat yang Jarang Disadari, Orangtua Harus Tahu

8 Tanda Anak Psikopat yang Jarang Disadari, Orangtua Harus Tahu

Tren
30 Ucapan Selamat Hari Lahir Pancasila 2024, Penuh Semangat

30 Ucapan Selamat Hari Lahir Pancasila 2024, Penuh Semangat

Tren
Sejarah Hari Lahir Pancasila 1 Juni, Dicetuskan Soekarno, Dilarang Soeharto

Sejarah Hari Lahir Pancasila 1 Juni, Dicetuskan Soekarno, Dilarang Soeharto

Tren
Membentang Jauh Melampaui Orbit Neptunus, Apa Itu Sabuk Kuiper?

Membentang Jauh Melampaui Orbit Neptunus, Apa Itu Sabuk Kuiper?

Tren
Tarif Promo LRT Jabodebek Dicabut Per 1 Juni 2024, Berapa Tarif Normalnya?

Tarif Promo LRT Jabodebek Dicabut Per 1 Juni 2024, Berapa Tarif Normalnya?

Tren
Iran Buka Pendaftaran Capres Usai Wafatnya Raisi, Syarat Minimal S2

Iran Buka Pendaftaran Capres Usai Wafatnya Raisi, Syarat Minimal S2

Tren
Khutbah Jumat Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Bisa Didengarkan dalam Bahasa Indonesia, Ini Caranya

Khutbah Jumat Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Bisa Didengarkan dalam Bahasa Indonesia, Ini Caranya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com