KOMPAS.com - Beragam reaksi ditunjukkan perwakilan sejumlah negara di dunia setelah eskalasi konflik di Laut Merah yang mulai berdampak pada pelayaran internasional.
Seperti diketahui, Amerika Serikat (AS) dan Inggris meluncurkan serangan ke kelompok Houthi di wilayah Yaman, pada Kamis (11/1/2024).
Dikutip dari Reuters, Jumat (12/1/2024), serangan tersebut adalah respons terhadap Houthi yang menyerang kapal pelayaran internasional yang melintasi Laut Merah.
Sedangkan Kelompok Houthi menyebut serangan di Laut Merah sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina dan Hamas yang tengah berperang dengan Israel.
Wilayah Laut Merah adalah salah satu jalur krusial dalam peta pelayaran internasional.
Serangan yang dilancarkan AS dan Inggris itu kemudian memicu berbagai respons atau reaksi dunia.
Baca juga: Konflik di Laut Merah, Produksi Tesla dan Volvo Car di Eropa Macet
Baca juga: Situasi di Laut Merah Memanas, AS-Inggris Saling Serang dengan Houthi Yaman
Dilansir dari AlJazeera, Jumat (12/1/2024), berikut sejumlah reaksi berbagai negara terhadap serangan AS-Inggris ke Houthi di Yaman yang memicu eskalasi di Laut Merah:
1. Arab Saudi
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menyerukan, seluruh pihak untuk menahan diri dan menghindari eskalasi di Laut Merah. Mereka menyatakan selalu memantau situasi di wilayah yang tengah dilanda "keprihatinan besar" tersebut.
"Kerajaan menekankan pentingnya menjaga keamanan dan stabilitas wilayah Laut Merah. Kebebasan bernavigasi di wilayah tersebut adalah tuntutan internasional," katanya.
Iran menyebutkan, serangan AS-Inggris ke Houthi sebagai bentuk perluasan dukungan AS dan Inggris terhadap serangan Israel di Gaza.
"Serangan ini terjadi sebagai upaya untuk memperpanjang dukungan penuh AS dan Inggris dalam kurang lebih 100 hari terakhir terhadap kejahatan perang rezim Zionis terhadap rakyat Palestina dan warga Gaza yang terkepung," kata perwakilan Kementerian Luar Negeri Iran.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani menuturkan, serangan tersebut adalah pelanggaran hukum internasional.
"Serangan-serangan ini jelas merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Yaman serta pelanggaran terhadap hukum internasional,” tuturnya.
Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan mengutuk serangan tersebut dan mengatakan bahwa AS dan Inggris mencoba mengubah Laut Merah menjadi lautan darah.