Tidak diketahui secara pasti di mana serangan ini terjadi.
Akan tetapi, disebutkan bahwa serangan pertama yang dilancarkan AS-Inggris menyasar sejumlah pusat logistik, sistem-sistem pertahanan udara, dan gudang-gudang senjata milik Houthi.
Lebih lanjut, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga menyatakan, serangan yang dilancarkan AS-Inggris menargetkan kendaraan udara tak berawak (drone) milik Houthi, kapal permukaan tanpa awak, rudal jelajah serangan darat, dan radar pantai serta pengawasan udara, dikutip dari CBS News.
Menanggapi situasi ini, pejabat senior Houthi, Mohammed al-Bukhaiti telah memperingatkan AS-Inggris, bahwa mereka akan menyesal karena sudah menyerang Yaman.
Houthi kemudian kembali menembakkan rudal antikapal ke Teluk Aden pada Kamis (11/1/2024).
Baca juga: Mengenal Jeffrey Epstein, Muncikari yang Seret Nama 2 Presiden AS dan Pangeran Andrew
Serangan AS-Inggris terhadap kelompok Houthi di Yaman menyita perhatian negara lain, termasuk Rusia.
Diketahui Rusia telah mengirim pesan kepada anggota Dewan Keamanan PBB yang menyatakan bahwa mereka menganggap penggunaan kekuatan di Yaman ini sebagai pelanggaran terhadap Piagam PBB.
Rusia menyerukan agar segera dilakukan sidang darurat Dewan Keamanan PBB pada Jumat (12/1/2024), dikutip dari Aljazeera.
Sementara itu, pihak Israel hingga kini masih belum memberi tanggapan usai memanasnya situasi Laut Merah.
Sejak awal Perang Hamas-Israel terjadi, pihak Israel sudah mengatakan bahwa fokus mereka adalah menyerang Hamas di Gaza.
Akan tetapi, pihak Israel juga menyatakan, semua lini terbuka dalam perang ini. Hanya saja, masih masih belum memberi komentar terkait serangan AS-Inggris terhadap kelompok Houthi di Yaman.
Baca juga: Saat AS dan Inggris Susul China Laporkan Pneumonia Misterius...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.